Part 1

116 4 2
                                    

Author POV

    Hari ini adalah hari terakhir Mila di California, karena besok adalah hari kepindahan Mila dari California. Karena itu, Mila memutuskan untuk menghabiskan sisa waktunya di California untuk pergi ke sebuah club yang berada di sebuah pelosok kota bersama teman - temannya.

Telepon pun berdering...

"Iya, halo Ta. Aku sudah sampai"

"..."

"Aku akan menunggumu. Jangan terlambat, atau kau akan menyia-nyiakan kesempatan ini"

Telepon di tutup.

   Mila segera menggendong tas ranselnya lalu pergi menaiki mobil pribadinya. Mila memang bebas pergi kemana saja, karena ayahnya mengizinkan Mila untuk pergi kemanapun karena ayahnya, Mr. Yose Hilton, mengetahui bahwa anaknya tidak lagi anak-anak. Tetapi Mila malah memanfaatkannya dengan salah tanpa sepengetahuan ayahnya.

-0-

   Saat sampai di depan club, Mila melihat seorang wanita yang sedang melambai-lambaikan tangannya. Ini memang bukan club para pelacur atau 'bitch', melainkan, ini adalah club khusus perempuan milik teman Mila. Disini mereka hanya mabuk, tetapi tidak berlebihan.
   Wanita itu terus melambai, sampai Mila turun dari mobil wanita itu berlari kearah Mila dan memeluknya.

"Apa apaan ini, Jess?" Ujar Mila dengan tatapan aneh kearah Jessie teman satu jurusannya.

"Ini akan menjadi pelukan terakhir kita bukan?" Ucap Jessie sambil melepas pelukannya.

"Hahaha, kau masih bisa memelukku ketika aku berlibur ke sini nanti" ujar Mila diiringi tawa.

"Lalu bagaimana dengan kekasih mu? Apa kau memutuskan hubunganmu dengannya?" Tanya Jessie ingin tau.

"Maksudmu Alex? Ya, aku sudah memutuskannya sejak seminggu yang lalu" ucap Mila bernada santai.

"Apa!? Kau yakin? Alex itu benar - benar cocok denganmu. Ok, lupakan.. Kamu akan mentraktirku kan?" Kata Jessie sambil terus menatap mataku, seolah ingin tau lebih mendalam.

"Iya. Karena aku sudah berjanji padamu." Ujar Mila sambil tersenyum ramah.

   Mila dan Jessie pun masuk ke dalam club. Hingar-bingar suara keramaian pun mulai terdengar. Mila dan Jessie berjalan kearah meja di tempat whiskey.

"Hai, La. Aku dengar kau akan pindah, benar?" Tanya Claire, pelayan kasir di club.

"Ah, ya. Sepertinya berita itu sudah menyebar ya.. Haha.." Ujar Mila diiringi gelak tawa Claire dan Jessie.

"Tolong anggurnya, Claire" ujarku sambil duduk dikursi. Claire pun mengangguk dan mengambilkan sebotol anggur dan meletakkannya didepan Mila dan Jessie.

"Katamu, Wendy dan Vanes akan bergabung. Kemana mereka?" Tanyaku sambil menuang anggur ke gelas Jessie.

"Sepertinya mereka tidak tertarik dengan acaramu, Mil" ujar Jessie sambil tersenyum.

"Ya sudahlah, mereka akan menyesal" kata Mila lalu meminum segelas anggur yang Mila tuangkan di gelasnya.

-0-

Pukul 23.00 di rumah Mila

   Mila berjalan menaiki tangga menuju kamarnya. Berjalan dengan keadaan mabuk memang tidak enak, Mila tidak bisa menyeimbangkan tubuhnya. Mila menahan rasa pusing yang terus melanda.
   Tiba-tiba, seseorang berbau manly menuntun Mila berjalan menaiki tangga. Tak sempat Mila melihat wajahnya, semuanya menjadi gelap. Orang itu seakan menuntun Mila ke kamar dan membaringkan tubuh Mila diatas ranjangnya.
   Mila merasakannya, namun ia tidak memiliki kekuatan lagi untuk membuka mata walau sekejap saja. Lama - kelamaan Mila terlelap.

-0-

Pukul 07.15

   Ibunya Mila pun mengetuk pintu kamar Mila dan membukanya perlahan.

"Pagi sayang, mau sarapan apa?" Mrs. Hilton sambil duduk di sisi ranjang Mila.

"Mom, dia siapa?" Tanya Mila sambil menunjuk seorang pria yang sedang terlelap di sofa.

"Oh, dia itu Bryan Drew. Anak rekan kerja Daddy-mu yang akan membantumu dalam mengurus pekerjaanmu selama di London" jelas Mrs. Hilton.

"Dia akan ikut denganku!" Ujar Mila terkejut sambil memandangi pria itu dari ujung kaki sampai ujung kepala.

Dia tampan, kaya, berwibawa, dan menarik. Aku tidak percaya bahwa aku akan pergi ke London dengannya.

"Sayang, kamu sedang memikirkan apa? Mau sarapan apa?" Ujar Mrs. Hilton sambil menepuk pelan paha Mila.

"Ah, aku ingin waffle saja" ujar Mila terkejut.

"Baiklah, nanti ke bawah ya" kata Mrs. Hilton lalu meninggalkan kamar Mila.

   Tak lama kemudian, pria itu terbangun dan langsung mengusap-usap kedua matanya. Mila bangkit dari tempat tidurnya dan duduk di sofa sambil memainkan ponselnya.

"Sudah bangun Nona Mila Hilton?" Tanya pria itu sambil mengerutkan darinya.

"Ya. Tidak usah menyebutku 'nona', kau sederajat denganku. Walau hanya asisten, kau bahkan lebih tua dariku" ujar Mila sambil terus fokus pada layar ponselnya.

"Baiklah. Lebih baik kau segera mandi, karena bau alkohol itu terasa menyengat. Kau tidak akan sarapan dengan kondisi seperti itu kan?" Ujar Bryan agak bawel.

"Baik Tuan Asisten" ujar Mila sambil fake smile. Lalu beranjak ke kamar mandi.

1 jam kemudian..

"Mila, ayo berangkat. Bisa ketinggalan nanti" ujar Bryan sambil menarik tangan Mila.

"Sabar dong!" Ujar Mila sambil membereskan roknya.

   Mila pun berjalan kearah mobil pribadinya.

   Dalam perjalanan, Bryan hanya sibuk dengan ponselnya sendiri. Mila terus memperhatikan Bryan, tak lama kemudian, terdapat pesan masuk dari Mr. Hilton.

From : Dad
To : Mila Hilton

- Hari ini kamu berangkat. Hati - hati, Dad akan memantau kamu terus. Semoga kamu lulus dengan baik. My Love.

   Setelah membaca pesan dari ayahnya, Mila pun merasa senang karena ayahnya masih peduli dengannya walaupun Mr. Hilton sedang berada di Singapore. Kemudian, Mila ingat bahwa semalam dia menggunakan baju rapi plus make-up, tetapi saat bangun Mila memakai piama dan tanpa make-up, sedangkan di kamar Mila hanya Bryan. Disitu Mila mulai berpikir yang aneh-aneh.

"Hey. Apa kau yang membawaku ke kamar semalam?" Tanyaku berusaha membuka obrolan.

"Mm, ya. Ada apa? Ingin berterima kasih?" Jawabnya sambil menaruh ponsel di saku celananya.

"Bukan. Apa kau yang menghapus make-up ku?" Tanyaku mulai penasaran.

"Tentu. Siapa lagi?" Kata Bryan sambil menghadap kearahku.

"Berarti kau yang mengganti bajuku! Apa kamu melihat dalamanku.?! Dasar kamu-" kata Mila yang langsung terpotong karena jari telunjuk Bryan yang menempel di mulut Mila.

"Maaf ya, Mila Hilton. Yang menghapus make-up diwajahmu memang aku, tapi jika yang mengganti bajumu itu adalah si Merry, pelayan dirumahmu. Mungkin aku hanya sempat melihatnya" ujar Bryan sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Mila.

"Dan,.. Aku mungkin bisa melihatnya lebih sering kali ini" kata Bryan dengan suara berbisik.

"Dasar kau cowok murahan!" Ujar Mila sambil mendorong Bryan dengan kuat. Mila pun memalingkan wajahnya dari wajah Bryan. Bryan pun terbahak-bahak.

"Baiklah nyonya Mila. Kita sudah sampai" kata Bryan sambil membuka pintu mobil.

***

Bad Me vs Bad HimWhere stories live. Discover now