001

6K 561 35
                                    

Arranged

By

Fallforhoon

Disclaimer :

Semua karakter tokoh, kata-kata, dan perilaku tokoh di dalam FF tidak bermaksud menjelek-jelekkan tokoh dari segi manapun. FF ini murni dari pemikiran otak saya. Jadi, jika ada kesamaan mungkin hanya sebuah kebetulan^^

Warning:

Kind of weird , Typo(s), BoyxBoy.

It's Jicheol!

Don't Like! Don't Read!

Don't be a Basher!

HAPPY READING!^^













Namanya, Choi seungcheol.

Anak sulung dari keluarga Choi. Pria tinggi berbahu lebar, dengan rambut raven hitam dan bulu mata yang indah. Pria kepercayaan ayah jihoon dalam urusan pekerjaannya. Pria yang telah jihoon kenal sejak usianya 5 tahun.

Tidak, bukan mengenal tepatnya. Hanya sekedar tahu. Ayah seungcheol dan ayahnya berteman baik. Mereka sering berkunjung kerumah jihoon, menyebabkan ia juga sering bertemu seungcheol. Namun, perbedaan usia mereka yang terpaut 4 tahun dan sifatnya yang introvert membuat jihoon susah berkenalan dengan orang lain. Alhasil, ia jadi tidak dekat dengan seungcheol.

Sejak lulus SMA, seungcheol bekerja di perusahaan milik ayah jihoon. Ia tidak perlu menunggu selesai kuliah atau apapun untuk dapat posisi tinggi. Ayah jihoon melihatnya sebagai pria yang dapat dipercaya dan bertanggung jawab. Maka dari itu juga, selain mempercayakan seungcheol untuk perusahaannya, ia juga mempercayakan seungcheol untuk anaknya.

"Letakkan disitu saja,"

Jihoon melihat sekitarnya. Ini baru hari keduanya menikah, namun kedua orang tuanya telah memberikan mereka sebuah apartemen baru yang mewah. Ia melihat beberapa pekerja yang sibuk memposisikan barang yang menurut jihoon terlalu berlebihan. Ia hanya akan tinggal berdua disini. Tapi tempat ini luasnya cukup untuk seluruh keluarga.

Jihoon beranjak mendekat. Ia melihat sosok 'suami' nya yang tengah membantu mengangkat meja.

"Hyung,"

Seungcheol menoleh. "Ah, kau sudah datang." Ia meletakkan meja ditengah ruangan kemudian beranjak mendekati jihoon. "Kau bawa barang barangmu?"

Jihoon menunjuk tiga koper besar didekat pintu. "Itu belum semuanya. Masih ada beberapa buku dan barang pribadiku."

Seungcheol mengangguk pelan. "Ambil itu di bagasi dan bawa kesini. Aku yang akan membawanya ke kamar."

Jihoon mengerutkan keningnya. "Kamar?"

Ia melihat seungcheol menghela nafas. "Mereka hanya memberi kita satu kamar. Seharusnya ayah memberitahuku tentang ini."

"Apa?" Jihoon berjengit. Satu kamar? Itu artinya ia harus berbagi kamar dengan seungcheol?

"Kita bicarakan itu nanti. Sekarang, ambillah barangmu, oke?"

Jihoon menghela nafas lelah dan mengangguk. Sementara seungcheol membawa kopernya ke kamar besar mereka di lantai dua, Ia beranjak menuju mobil untuk mengambil beberapa barangnya yang tersisa.

-

"Ini yang terakhir?" Ucap seungcheol saat jihoon masuk kekamar mereka dengan kotak kardus besar yang ia peluk.

[✔️] Arranged ; JicheolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang