Seseorang yang akan pulang bersamanya, menuntun tiap tapak langkah Donghae dan menggenggam jemarinya yang kurus seakan tak ingin tangan itu terserang hawa dingin yang menerpa.

Kim Ryeowook--itu namanya, Tetangga sekaligus orang yang sudah Donghae anggap namja dongsaeng.

"Hyung, sini biar kubantu mengambil uang-uangmu." Namja bertubuh mungil dengan wajah imut itu mulai berjongkok. Mengambil uang-uang hasil jerih payah Donghae sebagai seorang pengamen jalanan.

"Bagaimana sekolahmu Wook-ie?" Donghae bertanya disela-sela kegiatan Ryeowook memungut uang-uang yang telah dikumpulkannya.

"Sekolahku? biasa saja. Sama seperti kemarin-kemarin Hyung." Ryeowook terkekeh senang kala mendapati air muka Donghae yang merengut kesal.

"Hahaha. Bercanda. Tentu saja menyenangkan Hyung." Ryeowook membantu Donghae berdiri setelah kegiatan mengumpulkan uangnya telah selesai.

"Sudah semua? ayo pulang." ajak Donghae saat dirasa tarikan pada lengan kanannya.

"Ne Hyung." Keduanya kemudian berjalan dalam hening ditemani hembusan angin musim dingin.

Ryeowook menghembuskan nafas, menciptakan asap tipis yang bermuara dari bibir kecilnya sebelum kembali membuka suara,

"Hyung kau tahu,"

"Tidak." Kini gantian Ryeowook yang merengut.

"Aku belum selesai. Ish." jawabnya kesal dengan bibir mengerut yang jujur, membuatnya semakin terlihat imut.

"Hahaha, bercanda. Memangnya ada apa Wook-ie?"

Kembali Ryeowook nampak berbinar, melupakan kekesalannya pada Donghae dan melanjutkan cerita,

"Kau tahu? tadi kelas kita kedatangan murid baru loh Hyung. Kyuhyun namanya. Dia itu pintar sekali Hyung." Ryeowook mengacungkan jempol kirinya dan bercerita dengan riang.

"Jinjja? wah. Pasti menyenangkan." tanggap Donghae

"Tentu saja Hyung. Ah iya, bagaimana kalau kita hitung hasil mengamen Hyung hari ini." Tangan kiri Ryeowook kemudian merogoh saku celana, mengambil uang yang tadi sudah dipungutnya.

Beralih melepas genggaman tangannya pada lengan Donghae, dan berganti posisi memeluk lengan Donghae sementara jemari dan mulutnya bekerja menghitung uang.

"50, 2.000, 6.000, 9.000, 10.000." diam-diam tangan kirinya meraba saku almamater sekolahnya, dan mengambil uang 50.000 won dari sana.

"60.000 won. Wah Hyung ini banyak sekali. Pasti tadi banyak yang menonton dan terhanyut dengan suara Hyung yang merdu."

Donghae tersipu atas pujian yang dilontarkan Ryeowook. Meski pujian yang Ryeowook sampaikan hanya untaian sederhana. Namun, Donghae merasakan ketulusan di dalamnya. Dan hal itu membuat Donghae merasa seolah dihargai. "Ah kau ini. jangan berkata begitu."

"Lho. Memang begitu kenyataannya."

"Aish. Yasudahlah. Lebih baik kita ke supermarket saja membeli kebutuhanku sebulan kedepan."

Tak mau ambil pusing. Donghae pun mengalihkan pembicaraan. Meski tak pelak, senyum masih bertengger pada bibirnya.

"Roger." Sahut Ryeowook disertai gestur hormat ala tentara.

***

Daun pertama jatuh terhempas angin sepoi. Mulai menghiasi padang rumput hijau yang bersih nan suci yang seakan tak pernah tersentuh oleh tangan-tangan nakal.

Leaf [Republish]On viuen les histories. Descobreix ara