10. Sadest Part of Her Life

1.2K 113 14
                                    

Warning! Bagian ini mengandung adegan dewasa. Jadilah pembaca bijak🙏

Carter menekan miliknya lebih dalam. Natasha menggigit bibirnya kuat untuk menahan desahannya. Tangannya bergerak menyusuri rambut coklat milik Carter yang berada di atasnya. Ia mengerang ketika tubuhnya terlonjak pelan keatas.

"Shhsshh.." Natasha mengerang dengan pelan.

"Jangan di tahan." ucap Carter seraya menghentak tubuhnya lebih keras.

Natasha menutup matanya lalu mengerang dengan keras. Ia mencakar punggung Carter dengan kuku kukunya yang tak begitu tajam. Matanya nyaris berair merasakan pelepasan yang mulai menghampirinya.

"I got you.." bisik Carter serak.

Natasha memekik keras ketika akhirnya pelepasannya datang. Carter bergerak sedikit lebih keras lalu melepaskan seluruh isinya kepada Natasha. Ia memejamkan matanya erat lalu menindih tubuh Natasha yang berada di bawahnya.

Keduanya terdiam merasakan debaran keras di jantung mereka masing masing. Carter masih saja menindih tubuh Natasha lalu mengecup bahu Natasha dengan lembut.

"Fuck." gumam Natasha pelan.

Carter bergerak kesisi tubuh Natasha lalu menarik wanita itu agar menghadapnya. "Kau tidak perlu berbohong tentang malam ini." desah Carter pelan.

Natasha tidak pernah menduga akan berakhir di atas ranjang yang sama untuk kedua kalinya. Awalnya ia menolak permintaan maaf Carter dan berlari. Tetapi Carter malah mengejarnya dan berkata bahwa mereka harus berbicara tentang masalah setelah acara Gala Dinner malam itu.

Apa bedanya?

Mereka berakhir di ranjang Carter setelah pertengkaran kecil mereka. Jelas saja Natasha menjawab dengan ucapan pedasnya yang membuat Carter geram.

"Dan mengatakannya pada Andrew? Tidak,terima kasih." tolak Natasha.

Carter menggeram pelan, "Aku benci pria itu." geramnya.

"Dia sahabat baikku, dude." sindir Natasha sinis.

Carter menghela nafasnya pelan, "Berapa kali kau melakukannya? Sebelum denganku." tanya Carter sambil menatap mata Natasha.

Natasha mengalihkan tatapannya dengan gugup. "Satu kali." cicitnya pelan.

Carter mengerang pelan, "Thats why you are so fucking tight." geramnya rendah.

Jemari Carter kembali bergerak meraba dada Natasha yang terbuka. Ia kembali menindih tubuh Natasha lalu menciumnya dengan keras. Tubuh Natasha meremang ketika meraskan bibir Carter menelusuri tubuhnya dengan begitu lembut.

Ia tidak bisa menolak.

"Carter, kita harus bertemu Wil--"

Carter membungkam bibir Natasha lalu mengecapnya keras. Ia menyatukan tubuh mereka secara perlahan lahan lalu mengetatkan rahangnya.

"Nanti." gumam Carter di sela kecupannya.

Natasha memejamkan matanya erat lalu menunggu kembali Carter yang mencari pelepasannya.

Begitu juga dengan dirinya.

*

"Kau tampak... merah." ucap Wilson sambil menatap Carter dan Natasha.

Natasha menunduk dalam lalu menatap jemarinya. Wilson tersenyum penuh arti pada Carter yang tampak tak merasa malu pada keadaannya. Leher pria itu terdapat satu bercak merah yang semua orang tahu karena apa.

"Kau berkencan dengannya?" tanya Wilson.

"Tidak." dengan cepat Natasha menjawab.

Carter mengetatkan rahangnya. Ia hanya diam ketika mendengar penuturan Natasha. Apa wanita itu malu memiliki hubungan dengannya? Ya meskipun sebatas hubungan ranjang.

Teach Me, C.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang