Part IX

10.3K 156 2
                                    

Nicholas mengunyah cheetos-nya. Lalu menyodorkan bungkus snack itu kepada Alexa. "Oh, jadi kak Rafa bilang gitu? Jangan jangan dia mau nembak lu, kali, Xa. Jadi dia inisiatif nanya gitu sama lu. Gue yakin itu. Kalo nggak, dia nggak mungkin nggertak gue hanya karena gue deket sama lo. Kita kan udah deket dari lama."

Alexa mengambil makanan itu. "Ada ada aja lo ngomongnya. Urusin aja pacar lo yang ngambekan itu." kata Alexa malas lalu mengambil lagi snack milik Nicholas. Nicholas mengernyit bingung.

"Xa, jadi sebenarnya itu, kak Rafa itu kakak kandung lu atau bukan?" Tanya Nicholas. Alexa terdiam sebentar mendengar pertanyaan Nicholas itu.

"Hmm... bukan. Marga dia aja Clinton. Nggak sama dengan marga gue. Sebenarnya dia jadi keluarga kita, tapi dia nggak mau mengubah nama belakangnya. Apa boleh buat, keinginan kak Rafa dari kecil udah kayak gitu.".

"Jangan jangan, dia nggak mau ngubah marganya biar kalo udah gede, nggak repot repot ganti marga lagi jadi Clinton buat nikahin elu."

Wajah Alexa memerah. "Ngomong apa kumur kumur sih lo? Pengen ditampar ya tuh muka?"

Nicholas tertawa kencang. "Ya, gaklah, Sayang. Aku pengennya dielus sama kamu."

"NAJIS! AMIT AMIT LU MAH!"

###

Rafa menatap Alexa yang baru pulang. "Habis dari mana kamu? Jangan bilang pergi lagi sama Nicholas brengsek itu. Apa yang membuatmu selalu menempel padanya? Huh, dia pasti memberikan sesuatu yang tidak baik untukmu."

Alexa menganga saking kesalnya. "Ngomong apa sih, kak! Dia tuh temen aku! Jangan bilang sembarangan,lah, kak. Jangan membuat aku membencimu lagi. Nicholas adalah teman baikku. Dia sahabatku."    

Rafa menatap Alexa yang baru pulang. "Habis dari mana kamu? Jangan bilang pergi lagi sama Nicholas brengsek itu. Apa yang membuatmu selalu menempel padanya? Huh, dia pasti memberikan sesuatu yang tidak baik untukmu."

Alexa menganga sakingkesalnya. "Ngomong apa sih, kak! Dia tuh temen aku! Jangan bilang sembarangan,lah, kak. Jangan membuat aku membencimu lagi. Nicholas adalah teman baikku. Diasahabatku." 

 Rafa terdiam. Pria itu menunduk mendengar kata kata pedas yang keluar dari mulut gadis yang dicintainya. Tanpa ia sadari, dirinya berubah menjadi sangat lemah hanya karena itu. Setitik air meluncur keluar dari sudut matanya.

Ia takut, ia takut Alexa membencinya. Sakit rasanya, melihat wanita yang kita cintai bahagia bersama orang lain, dan membenci dirinya. Ia tidak mau Alexa membencinya dan mencintai Nicholas.

Alexa melenggang meninggalkan pria itu.

'Why can't you love me, Alexa? Who is Nicholas that, so he can win your heart from me? I'm going to fight Alexa, I can definitely be like Nicholas. Be as you wish.'

###

DecisionМесто, где живут истории. Откройте их для себя