FORTYSIX : PULIH

15.4K 971 64
                                    

Cerita telah dihapus....

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Tapi bo'ong 😂

------------------------------------------------------

Halaman belakang rumah sudah ramai sejak pukul 7 tadi, malam ini akan di adakan pesta kecil-kecilan untuk menyambut pulihnya Ify meski harus memakai tongkat untuk sementara waktu. Karena kakinya masih lemah akibat lama tak di gerakkan, terutama pada kaki yang patah. Meski sudah dipasang pen, hal itu akan sama saja karena tidak dilatih.

Siang tadi diadakan syukuran bersama para tetangga, maka malam ini adalah acara keluarga dan sahabat-sahabat Ify. Mereka menghias halaman belakang rumah dengan meja besar yang diatasnya sudah siap dengan berbagai hidangan. Lampu-lampu kecil digantung di pohon mangga yang ada disana membuat suasana semakin terasa hangat.

Beberapa meter dari meja, tepatnya di sudut halaman, ada Kelvin dan Rio yang sibuk membakar Sate. Dilihat dari jauh, mereka terlihat seperti sedang mengobrol dengan tenang. Namun, kalau didekati...

"Lo tau? Lo itu jauh banget dari kriteria adik ipar idaman." Kata Kelvin sambil mengipasi daging Sate di atas panggangan. Rio yang juga mengipas Sate di panggangan yang lain menoleh dengan wajah yang ditekuk.

"Lo nggak bersyukur banget sih jadi abang ipar?! Yang kayak gue nih limited edition tau!" Balas Rio, lalu cowok itu membolak-balikan daging agar tidak gosong.

"Iya, yang ori kayak lo emang cuma lo doang. Tapi kalo yang KW, beuuh... betebaran di seluruh penjuru bumi, " kata Kelvin, "atau mungkin elo kali yang KW-an."

"Sembarangan lo kalo ngomong." Cowok itu meletakkan daging yang sudah matang di piring sebelahnya, lalu meletakkan daging yang belum matang di atas panggangan, "Lo cari deh ke seluruh dunia, ada nggak yang cintanya sebesar gue? Ada nggak yang sayangnya kayak gue? Nggak ada!"

Kelvin mencibir, "Ah, elo mah sayang-sayang tahi ayam. Panas di awal abis itu keras."

"Njir, kenapa harus tahi ayam?!" Tanya Rio keki.

"Emang ada tahi lain yang panas diawal abis itu keras?" Tanya Kelvin balik dengan wajah penasaran membuat Rio berdecak kesal.

"Guys! Udah mateng belum satenya?"

Kedua cowok itu menoleh dan melihat Ify, lalu melirik sate yang matang. Untuk beberapa saat mereka saling pandang.

"Gue yang anter." Ucap Kelvin.

"Gue yang anter." Balas Rio yang juga tak mau kalah.

"Gue duluan." Balas Kelvin.

"Gue aja."

"Lo kalo minta restu gue, nurut apa kata gue."

"Gue gak butuh restu dari lo."

"Heh, jurang pemisah lo sama Ify tuh ada dua! Gue, sama bokap gue!"

"Bokap lo emang jurang pemisah, tapi Mami lo jembatannya. Kalo elo mah cuma undakan depan sekolah gue, alias polisi tidur! Di injek tiap hari, hahahaha!" Rio tertawa.

Kelvin geram, "Heh, nasib kisah cinta lo itu ada ditangan gue!"

"Nasib kisah cinta gue cuma ada ditangan Allah."

Kelvin menarik nafas dalam, lalu membuangnya dengan kasar. Baru saja ia hendak membuka mulut ketika Sivia dan Shilla tiba-tiba datang menghampiri.

"LAMA!!!" Bentak kedua gadis tersebut sambil mengambil nampan yang diatasnya terdapat Sate yang sudah matang.

My Bad IfyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang