Warna

57 3 2
                                    


Ketika ketidakpastian nya kamu

bisa diukur dengan beberapa waktu

akan kah ketulusan dan besarnya hatimu

sepenuhnya untuk ku?

Hujan yang mengutarakan hati pada pagi ini sekan membawaku pergi pada kegelapan dan kesunyian yg ada pada sudut koridor kelas ini , entah kenapa aku merasa kesepian padahal aku sedang berkumpul dengaan teman-teman baru ku di kelas ipa 5.

Ya tuhan aku utarakan semua perasaan bimbang yang entah kenapa membuat aku ingin berteriak, aku tidak tahu mengapa aku sesedih ini . hujan kumohon pergilah, aku sedang tidak ingin berlalu pada kesunyian .

"ke ikut ga? Kita mau ke kantin" ucap moy yang sedari tadi duduk disampingku

"engga duluan aja".

Hujan apakah kau tahu? Kau datang dengan sangat ramai.. tapi mampu membuat aku merasa sendiri .

Hujan apakah bisa kamu tunjukan perihal apa yang harus jadi semanggat ku kali ini?

Hujan yang kiranya semakin deras itu membuat aku menitihkan air mata, aku tidak mengerti kenapa aku se galau ini, padahal punya pacar aja engga . mungkin karna aku teringat papah yang selalu bertengkar dirumah dengan mamah, sepertinya tapi ah sudahlah kumohon jangan terus berikan aku kesedihan, hujan..

"i wont givee up.." . (nyanyi ku dengan nada sendu dan mata yang terpaku pada turun nya air dari langit) seperti anak-anak galau pada umumnya aku menatap langit dengan kekosongan

"sendirian aja , gua ikut duduk ya?".

"eh gilang, iya sok" .ucapku yang terkejut dengan kedatangan gilang pada saat itu.

Terlepas dari tugas kelompok kemarin yang ku tinggalkan ternyata gilang yang mengerjakan semuanya, sampai saat ini aku masih bingung kenapa dia se baik itu.

"kemaren kenapa sms gua ga dibales?". ucap laki laki yang mempunyaai kantung mata cukup indah menurutku jika dipandang .

"abis lu gaje sih" .

"udah sana ganti baju, tuh yang lain udah pada nutup pintu kelas" ucap gilang yang menyadarkanku bahwa pada saat itu adalah jam pelajaran olah raga .

"hujan-hujan gini emang olah raga".

"ya setidaknya, udah sana cepetan gih ganti baju" ucap gilang menarik tangan ku perlahan ddan berhasil membuat ku termenung

entah kenapa aku seketika kikuk saat gilang memegang tanganku. 

Aku jadi menyadari satu rasa yang berbeda saat iini, apa mungkin? tapi jika ku ingat-ingat memang ada satu kejadian di pagi ini yang membuat ku kesal tak karuan, tadi pagi aku bertemu dengan gilang di depan ruang pramuka sedang duduk asik dengan salah seorang perempuan yang entah kelas berapa, apa iya maksud dari kegalauan aku yang tidak jelas in karena itu? Ah hujan memang selalu memberikan teka-teki.

(pelajaran olah raga)

"berhubung hujan nya udaah aga reda kita turun praktek voly ya" .ucap pa husein selaku guru olah raga ku yang super gagah.

Kami pun sekelas turun ke bawah karna memang kelas ku berada di lantai 2.
jujur saja olah raga voly adalah olah raga yang paling aku benci, Karna sejak dulu memang aku tidak pernah pandai menguasai olah raga ini .

Ketika pa husein memerintahkan untuk Cari pasangan masing-masing untuk bermain voly, akupun memutuskan untuk bermain bersama febby yang notaben nya sama-sama ga bisa voly, tapi menurutku febby lebih baik dibanding aku .

Siawa kelas 11.5 Pun melakukan praktik voly bergiliran menurut keinginan sendiri, aku dan febby yang menyadari bahwa kami berdua tidak bisa bermain voly memutuskan untuk praktik di akhir urutan.

Tak terasa sudah di penghujung praktik, aku yang dengan tampang males-malesan pun beranjak ke tengah lapangan, ku lempar bola dan ku tepis .

"yahh .. gimana sih pa gabisa". Ucapku dengann lesu karna bola yang tidak melewati net.

"lang noh keke gabisa-bisa" ucap Ridho teman sekelas ku yang berhaasil membuat aku kehilangan konsentrasi.

"sini-sini". Ucapan gilang yang tiba-tiba datang menghampiri ku

entah perasaan apa yang ku rasakan saat ini, mata ku hanya tertuju padad gilang yang tiba-tiba mendekatiku

"widih gillang ngajarin calon istri ya" sahut Ridho teman satu kelas se tongkrongan gilang

"apaan si lu ah" ucapku yang mulai geram dengan tingkah Ridho .

"sini sini, kaya nya ada putri cantik yang minta dibantu, persilahkan ku untuk membantumu wahai keke" ujar gilang.

"engga usah lang gua bisa sendiri" ucap ku dan langsung berlari kecil menuju pak husein

aku kikuk, merasa kesal sekaligus malu
entah apa perasaan yang bisa ku definisikan saat ini

ku sudahi praktik sesegera mungkin dan berlalu masuk ke dalam kelas.

JATUH (SEGERA TERBIT)Where stories live. Discover now