HLAM : 38

56.1K 9K 1.2K
                                    

Jayline menghela napasnya berulang kali saat pria di depannya tidak kunjung bersuara. Atmosfir hangat yang biasa hadir diantara mereka kini perlahan mengikis, membuat Jayline tidak bisa mengenali sosok yang ada di depannya.

Benarkan dia Oh Sehun dosennya yang bermulut pedas, tapi akan berubah menggemaskan ketika sedang cemburu?

Benarkah pria itu pria yang sama yang selalu mengucapkan kata-kata manis untuknya, yang selalu mengingatkannya untuk makan dan menjaganya seolah-olah ia adalah wanita paling beruntung di dunia ini?

Jayline mulai tidak yakin jika pria yang duduk di hadapannya dengan ekspresi datar itu adalah orang yang sama yang mengatakan tidak akan menyakitinya, akan selalu mencintainya, dan menjanjikan happy ending untuknya . Jayline merasa beberapa minggu ini Sehun mulai berubah.

Pria itu seakan menjauhinya, dan sengaja bersikap kasar padanya. Sebenarnya apa yang terjadi? Jayline tidak yakin jika Sehun berubah hanya karena cemburu dengan pria yang ia ajak berkenalan beberapa minggu yang lalu di kereta. Pasti ada alasan lain kenapa Sehun bersikap seperti itu.

Biasanya jika pria itu cemburu, Sehun akan marah-marah. Pria itu akan merajuk seperti anak kecil dan mulai bertingkah menyebalkan. Bukan seperti sekarang yang bersikap seolah-olah Jayline hanya orang asing yang kebetulan menjadi pelayan di rumahnya. Bahkan dulu saat mereka tidak memiliki status apa-apa Sehun masih terlihat peduli padanya. Tidak seperti sekarang... menatap wajah Jayline saja Sehun enggan.

"Tanyakan apa yang ingin kau tanyakan Jay... aku akan menjawabnya." Sehun berujar dengan suara berat. Tangannya bersedekap dada, dan ekspresi wajahnya terlihat congkak.

"Apa kau membenciku?"

Sehun menggeleng, "Tidak, aku tidak pernah membencimu."

"Terus kenapa kau mengabaikanku?" Suara Jayline mengeras, "dua minggu ini kau bersikap seolah-olah aku hanya orang asing yang kebetulan menumpang di rumahmu. Kau bahkan sengaja pergi pagi dan pulang malam untuk menghindariku. Sebenarnya ada apa? Jangan membuatku bingung dengan sifatmu yang berubah-ubah seperti ini."

"Tolong katakan apa kesalahanku lalu berhenti mendiamiku. Karena lebih baik kita bertengkar hebat lalu kita kembali bersama, daripada kita hanya saling diam lalu akhirnya berpisah." Jayline menatap pria itu lama.

Satu menit,

Dua menit,

Lima menit,

Tidak ada satupun kalimat yang keluar dari bibirnya.

Dia hanya diam menatap Jayline dengan sorot yang sulit diartikan. Tapi yang jelas Jayline bisa melihat ada sorot kerinduan yang tidak bisa di sembunyikan oleh mata tajamnya.

"Maaf." Akhirnya pria itu bersuara, "maaf karena mendiamimu...maaf karena selama ini aku bersikap pengecut."

"Aku minta maaf Jay..."

Jayline hanya diam menunggu Sehun menyelesaikan kalimatnya.

"Aku ingat dulu aku pernah menjanjikan akhir yang bahagia untukmu. Sekarang, aku berusaha untuk menepatinnya. Tapi entah kenapa di pertengahan jalan aku merasa semua itu terlalu sulit. Ditambah janji yang aku buat pada ayahmu untuk tidak akan menyakitimu, membuat aku tidak bisa merealisasikan janji-janjiku yang lain." Sehun mendesah pelan, "Jay... ada saatnya dimana kita harus melepaskan sesuatu yang kita inginkan agar kita tidak saling menyakiti..."

Sehun menyadari air muka Jayline memucat, tapi ia tetap melanjutkan perkataannya.

"Aku dengar kau sudah mengetahui tentang keluargaku dari Lay. Bahkan ibuku sudah menemuimu secara pribadi untuk memberikanmu peringatan. Biar aku tebak, wanita itu pasti menyuruhmu untuk melepaskanku... benar begitu Jay?"

Jayline tidak menjawab.

"Beberapa minggu yang lalu ibuku mengirim email yang meminta bantuanku untuk kembali ke perusahaan yang saat ini sedang mengalami krisis, ditambah masalah politik yang menimpa Ayahku, membuat aku tidak bisa memilih bersamamu."

'Setidaknya untuk saat ini'

"Kenapa?" Suara Jayline bergetar. Ia ketakutan.

"Karena aku harus betunangan dengan orang lain agar Ayahku bisa mengikuti pemilihan Presiden tahun ini. Dan Seolhyun adalah kandidat yang tepat."

Ya. Sehun tidak bisa menjalin hubungan dengan Jayline karena latar belakang keluarga wanita itu sangat buruk. Ayahnya cacat, pernah terjerat kasus penipuan, begitu juga dengan Jayline yang pernah bekerja di club malam sebelum bekerja di rumahnya.

Bukan wanita yang seperti itu yang keluarganya inginkan.

"Karena itu kau mendiamiku selama beberapa minggu ini?" Suara Jayline tersedat di kerongkongannya, air matanya sudah meleleh karena rasa sakit menghujam dadanya melihat gerak gerik pria itu yang tetap tenang. Seolah tidak tersakiti.

"Iya... aku mendiamimu agar kau sadar jika aku berada disampingmu, aku akan kesulitan untuk berjalan. Jadi Jay... lepaskan tanganku dan biarkan aku berlari."

Jayline semakin terisak,

Jantungnya berdegup dengan sangat kencang sampai rasanya ia kesulitan untuk bernafas. Jayline begitu takut pria itu meninggalkannya.

Dia mencintai pria itu,

Dia menyanyanginya,

Pria itu begitu penting, hingga memuat Jayline rela melakukan apa saja agar pria itu tetap disampingnya.

"Jangan tinggalkan aku... aku membutuhkanmu Sehun." Kedua tangannya menutup wajahnya dan tubuhnya bergetar hebat. "Aku sakit jika kau meninggalkanku."

Ekspresi wajah Sehun mengeras, tangannya mengepal di samping kedua pahanya. Tapi setelah Jayline melepaskan telapak tangan yang menutupi wajahnya, pria itu tersenyum.

"Jay... melepaskan itu ibarat mencabut gigi yang berlubang. Setelah gigi dicabut kondisi gigi, gusi dan mulut kita akan berangsur membaik, tetapi berapa kali dalam sehari lidah kita meraba tempat berlubang tersebut? Mungkin berpuluh kali dalam sehari. Hanya karena sakit gigi sudah hilang, bukan berari kita akan terlepas sepenuhnya. Lubang itu akan tetap ada dan sekali waktu kita akan merindukannya... Lalu akankah kita menyimpan gigi tersebut? Tidak, karena gigi berlubang akan membusuk, menyakiti kita dan menurunkan kualitas hidup kita. Maka cabut dan lepaskan..."

"Apa kau menyuruhku untuk melepaskanmu?" Jayline bergumam lirih yang dibalas anggukkan oleh Sehun.

"Kenapa kau tega sekali Sehun! Bahkan bulan lalu aku masih ingat kau mengajakku untuk menikah, mempunyai anak dan bahagia bersama. Dan sekarang kenapa kau dengan mudahnya melepaskanku?"

Sehun memasang wajah datar, tapi pandangannya menatap lurus ke arah Jayline, "Hanya karena aku ingin."

"Aku melepaskanmu hanya karena aku ingin"



TBC

Hot Lecturer and MeWhere stories live. Discover now