Meanie 0.2

5.3K 495 22
                                    

Melangkahkan kakinya menelusuri gelapnya malam hanya ditemani oleh cahaya rembulan. Udara malam ini terasa sangat menusuk membuat pemuda manis tersebut merapatkan coat cokelat yang dikenakannya. Melangkah dengan sedikit tergesa hingga tungkai kaki tersebut membawanya sampai di depan rumah yang bergaya minimalis.

Pemuda tersebut memasuki rumahnya sembari melepaskan sepatu vans putih lusuh dan meletakkannya di rak sepatu belakang pintu.

"Wonwoo kau sudah pulang?"

"Eoh bibi Han kau masih disini?"
Wonwoo bertanya pada wanita paruh baya yang sedang menonton televisi di ruang tamu.

"Iya, aku sengaja menunggumu" Bibi Han bankit dari sofa yang didudukinya lalu menghampiri Wonwoo.

"Apakah ada masalah?" Wonwoo bertanya kembali.

"Ah nanti saja aku bicarakan lebih baik kau membersihkan diri terlebih dahulu, bibi akan memanaskan makanan"

Bibi Han. Wanita paruh baya tersebut merupakan tetangga Wonwoo ia merupakan wanita yang baik ia selalu membantu Wonwoo apabila pemuda manis tersebut mengalami kesulitan wanita tersebut juga  menganggap Wonwoo sebagai anaknya.

"Baiklah" Wonwoo menuju kamar tidur sederhananya.
Memutar kenop pintu dan melangkah masuk ke dalam kamar setelah menutup pintu itu kembali. Menghela nafas panjang dan memejamkan matanya sejenak lalu beranjak membersihkan diri.

•••

Hanya suara sendok yang memenuhi ruang makan. Sesekali Wonwoo menegak air minum yang di sediakan Bibi Han.

"Bibi tak makan?"

"Tidak, bibi sudah makan tadi" Wonwoo menganggukkan kepalanya lalu melanjutkan makannya.

Setelah selesai makan Wonwoo membantu Bibi Han untuk mencuci piring.

"Won ada yang ingin Bibi bicarakan" Wonwoo mengalihkan pandanganya dari televisi untuk menatap Bibi Han.

"Ada apa bi?"

"Begini nak.." Bibi Han menghela nafas. Lalu melanjutkan perkataannya kembali.

"Besok bibi akan pindah. Anak bibi sudah membeli rumah di Busan, jadi bibi tidak akan tinggal disini lagi" Sebenarnya wanita paruh baya tersebut tidak tega untuk meninggalkan Wonwoo pasalnya Wonwoo merupakan seorang yatim piatu.

Wonwoo memluk Bibi Han dan menangis di pelukan wanita paruh baya tersebut.

"Huhuhu apakah bibi tidak menyayangi Wonwoo...hiks..jika bibi pergi siapa yang menjaga Wonwoo...hiks...uahh aku ingin ikut bibi"

Bibi Han mengelus punggung dan mencium pucuk kepala Wonwoo. Bibi Han tau jika Wonwoo merupakan anak yang manja dan Wonwoo membutuhkan kasih sayang. Semenjak ditinggal oleh kedua orang tuanya Bibi Han lah yang menjaga Wonwoo dan merawatnya tapi ia juga tidak dapat menolak permintaan anaknya untuk tinggal di Busan bersamanya.

"Sudahlah tidak usah menangis bibi akan sering mengunjungi mu kau juga bisa mengunjungi bibi di Busan, lagi pula kau masih berkuliah bukan? Dan siapa yang akan menjaga rumah peninggalan orang tuamu hem?"
Wonwoo mendongakkan kepalanya menatap Bibi Han.

"Ughh baiklah kapan bibi akan berangkat?" Wonwoo mengusap hidungnya yang memerah.

Bibi Han tersenyum gemas.

"Besok bibi akan berangkat tidak usah mengantar bibi, bibi akan ke stasiun sendiri saja. Besok kau ada kuliah pagi bukan?"

Bibi Han menjelaskan panjang lebar agar Wonwoo tidak memotong ucapannya. Ia tau pemuda itu pasti akan memaksa untuk mengantarnya.

You Must Be Mine ; MeanieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang