The Scar | 00

83.2K 5.6K 1K
                                    


ENAM tahun kemudian.

Sara tersenyum lebar saat tempat pensil terbuat dari besi ia angkat dari dalam tanah. Kapsul waktu wasiat Bayu sudah ditemukan, tak jauh dari lubang Bayu menanam kado untuk Ega. Dan lihat wadahnya, tempat pensil anak SD bergambar Hello kitty yang mulai berkarat. Sara pastikan kalau benda itu milik Ega. "Sangat nggak romantis," gumamnya seraya mengeleng-geleng.

Kalau saja Ega tidak pindah ke kamar Banyu dan Banyu yang harus bergeser ke lantai tiga tepatnya ke kamar Bayu. Sara mungkin tidak akan pernah menemukan peta asal-asalan, yang sepertinya dibuat Bayu untuk mengingatkan dirinya di salah satu halaman akhir buku astronomi.

Namun, Sara lebih suka menyebutnya takdir.

Sebelum membuka, Sara mengusap wadah itu perlahan. Hatinya masih terasa ngilu ketika mengenang Bayu, tapi tak lagi dengan air mata. Gadis itu sudah benar-benar melepaskannya. Seharusnya ia membuka ini empat tahun lagi, tapi mengingat Bayu tak mungkin hadir bersamanya bahkan beberapa tahun kedepan, jadi tak perlu menunggu waktu yang ditentukan cowok itu. Ia jelas penasaran....

Kotak mulai terbuka, lagi-lagi amplop biru terlihat. Mungkin biru adalah warna kesukaan Bayu, sebab mereka juga tak pernah berbincang tentang hal tak penting seperti kesukaan dan semacamnya dulu.

Hari ini tercatat jadi hal romantis kedua buat lo. Tiga hari kemudian romantis part ketiga akan segera menyusul. Terima kasih udah sabar untuk ngehadapin gue selama ini. Yaa... mengingat bagaimana menyebalkannya gue.

Sara... gue harap lo tetap tahan sama sikap gue beberapa tahun ke depan, ke depannya lagi, kedepannya lagi... selamanya. Sepuluh tahun yang lalu gue bilang suka sama lo. Dan setelah sepuluh tahun berlalu, gue mau mengubah itu.

Sara... Will you marry me?

Sara refleks menutup mulutnya yang sedikit terbuka karena terkejut. Siapa bilang ia tak lagi menangis karena Bayu. Hari ini cewek itu kembali mengeluarkannya; perasaan sedih, haru, bahagia bercampur menjadi satu. Merambat di dalam hatinya... tiba-tiba ia ingin Bayu hidup kembali hari ini. Setidaknya untuk mendengarkannya berkata 'iya' dengan lantang.

Yes, I will.

☼☼☼

"BAYU beneran tulis surat kayak gitu?" tanya Aska saat Sara bergabung dengan mereka di meja makan outdoor yayasan. Sara mengangguk, lalu mendudukan dirinya di samping Zelo. "Lo nangis lagi? Emang Bayu nulis apa?"

"Itu bukan urusan lo, Ka. Gue nggak habis pikir gimana arsitek kayak lo masih aja kepo sama urusan orang," timpal Ruly. Tangannya sibuk mengutak-atik ponselnya sejak tadi. "Banyu katanya bakal datang terlambat. Rumah sakit lagi penuh."

"Emang rumah sakit pernah kosong? Terus kenapa Sara ada di sini nggak ke rumah sakit juga? Terus apa hubungnya pekerjaan gue sama kepo?"

"Gue juga nggak tahu," balas Ruly geram. Bahkan waktu yang sudah banyak berlalu tidak membuat otak seorang Aska membaik. Hebatnya cowok itu bisa menggambar gedung dengan cermat. Padahal awalnya mereka pikir, Aska dan Arsitek adalah sebuah kesalahan besar. Ternyata mereka sangat meremehkan kemampuan cowok itu selama ini.

"Ngomong-ngomong game kalian yang terbaru kapan liris? Sekali-kali buat tokoh cewek yang seksi gitu dong. Biar gue mainnya semangat."

Zelo yang sejak tadi asyik mengobrol dengan Sara, bereaksi. Ia melempar sendok kecil yang tak jauh dari tangannya. Untung Aska bisa menghindar dengan cepat. "Dasar lo bocah. Lo kira gue sama Ruly hentai."

Semburan Tawa Aska terdengar. "Ya... kali aja. Eh... balik ke topik. Bayu bilang apa?" tanyanya penuh harap.

Sara menyadarkan tubuhnya pada sandaran kursi. Ia menatap ketiganya secara bergantian. "Sepuluh tahun lagi dia bakal ngelamar gue."

Hening...

Yang terdengar hanya desahan napas. Mereka seperti tersedot dalam pikiran masing-masing. Andai Bayu masih berada bersama mereka saat ini, apa yang akan terjadi? Enam tahun berlalu setelah kepegian cowok itu, tak ada yang benar-benar berubah, kecuali suara sinis datarnya yang tak lagi ada.

Zelo berdehem mencoba menjernihkan suara. "Gue rela balikin lo ke Bayu kalau empat tahun lagi dia datang buat ngelamar lo."

Sara menatap mata Zelo dalam, lalu tersenyum lembut. "Gue percaya lo bakal melakukan itu buat dia." Zelo tertawa memperlihatkan dua lesung pipit indahnya. Tangan kirinya terjulur untuk mengusap rambut panjang Sara sayang.

Aska berdesis. "Lo terlalu bangga udah ngerebut pacar teman lo sendiri, Zel," protesnya. "Herannya kenapa Sara nggak mau sama gue." Ketiganya sontak tertawa mendengar ocehan tak jelas Aska. Bahkan Ruly sudah menendang kaki kursi cowok itu pelan.

Seperti itu cara mereka untuk mengenang Bayu. Berkumpul...

Lalu bercerita banyak hal tentangnya. Mereka tak sekali pun ingin lupa, selamanya akan ada kisah tersendiri untuk sosok Bayu di dalam lembaran hidup mereka.

Bayu akan terus hidup bersama rasa nyaman yang pernah ia berikan dan kenangan yang terpahat dengan baik di setiap ingatan orang-orang.

Selamanya.... []

___________________________

This is the End of Bayu's Story.

Terima kasih banyak yang tak terhingga buat kalian semua yang udah setia ngasih dukungan buat saya sampai cerita ini kelar... terharu saya. Maaf kalo endingnya nggak sesuai dengan apa yang kalian inginkan, saya sudah berusaha untuk memberikan yang terbaik. 

Sekali lagi terima kasih banyak. *Deep Bow*

0510171

THE SCAR ✔Where stories live. Discover now