1O.

670 121 10
                                    

「special episode karena 100+ votes dan 400+ reads! 」

"kak gyu, kak kyung, aku mau ngomong dong bentar." panggil sohye sore itu. ia sudah merasa mantap dengan pilihannya, dan hanya tinggal memberitahu kedua kakaknya.

minkyung dengan bersungut-sungut duduk menyelonjorkan kaki panjangnya di sofa terpanjang. mingyu turun tangga dari lantai atas lalu duduk di sofa untuk satu orang yang terletak di sebelah sofa yang diduduki minkyung. mereka berdua sudah dapat gambaran mengenai apa yang akan dikatakan oleh adik kesayangan mereka. tapi jujur, mereka belum rela.

satu, rasanya adik mereka yang kecil dan manis akan sangat terasa pertumbuhannya bila itu terjadi.

dua, mereka akan merasa jauh lebih tua karenanya.

tiga, status single mereka akan semakin menyesakkan karena kedua alasan di atas.

tapi tak apa. asalkan adik mereka bahagia. maka dari itu, mereka sudah memberitahu sohye untuk memperingati mereka sebelum dia official pacaran dengan woojin. agar mereka sempat interview adiknya dan memastikan bahwa dia memang bahagia.

sohye mengambil tempat duduk di stool yang terletak di seberang sofa minkyung. "kak, aku udah mutusin untuk official sama woojin. ke depannya tolong baik-baik sama woojin ya."

"tsk." keluh minkyung. "yaudahlah dek. memang kapan sih kamu nyadar kalo dia bener-bener sayang kamu?" sohye pun mengulas senyuman kecil di wajahnya, senang akan memori kejadian minggu lalu.

waktu itu hujan deras. padahal sudah jam pulang sekolah di hari jumat dan harusnya menjadi waktu untuk remaja-remaja untuk hangout sepulang sekolah. otomatis semua itu harus batal.

sohye melirik woojin yang menatap halaman sekolah dengan penuh kebencian. "kan tidak apa-apa. bisa romantis kayak dalem film." batin sohye, kecewa. "jin, gw bawa payung nih. pulang yuk?" ajaknya.

sohye berharap dalam hati kecilnya bahwa woojin akan mengajaknya berjalan kaki pulang berduaan dengan satu payung. seperti dalam film, kdrama, manga dan webtoon.

woojin menggeleng dan dengan cepat melepaskan hoodie yang sedari tadi dipakainya. "hye, pake." katanya sambil melemparkannya pada gadis itu. sohye bingung, tapi ia menurut.

woojin menggunakan hpnya selama beberapa menit, lalu mengenggam tangan sohye sambil menariknya menuju lobby sekolah. "kamu naik grabcar ya. mana payungnya? ayo dikeluarin dulu, pake sampe masuk ke mobilnya ya."

sohye kesal. "lho, kenapa? repot ya nganterin gw pulang kalo ujan-ujan?" "nggak sih, tapi aku mending ngeliat kamu sehat dan happy besok daripada sakit keujanan demi beberapa menit dari adegan romance dibawah hujan." jawab woojin, wajahnya serius. "nanti aku mampir ke rumah ya, kamu mau ramen atau mau lasagna?"

setelah selesai bercerita, sohye menyeruput tehnya yang sudah menjadi dingin. "iya begitu kak. aku ngerasa disayang pas dia ga cuman mikirin pacaran tapi ngeliat apa yang terbaik demi aku." minkyung mengangguk sejenak, lalu kembali mengalihkan pandangannya ke layar handphonenya.

mingyu menatap layar tv yang kosong selama beberapa lama sebelum akhirnya angkat bicara. "hye, kamu memang adek yang aku sayang, tapi woojin juga temen aku yang baik. apakah bener kamu sendiri sayang sama dia?"

sohye mengangguk dengan mantap. "tau dari mana?" tantang mingyu. "dari sini, kak." dengan yakin sohye menunjuk ke dada sebelah kirinya. "jangan tanya alasannya, karena aku sendiri gak tau. aku suka aja. aku ngerasa nyaman sama dia dan aku juga mau ngebuat dia bahagia."

mingyu mengangkat sebelah alisnya, memerhatikan sohye selama beberapa menit, mencoba mengintimidasinya. tetapi lambat laun usahanya pun itu luluh melawan tatapan semangat adiknya. ia pun tertawa. "baiklah. kamu memiliki restu kakak."

"kalo kak minkyung?" sohye melirik kepada gadis itu yang dengan cool mengacungkan ibu jari tanpa mengatakan apa-apa. sohye menghela nafas lega. akhirnya ia bisa menyimpan rasa kepada woojin dengan tenang.

"eh, tapi, dek, terus gimana buat officialnya?" tanya mingyu. "jadi kamu nungguin aja sampe dia nembak gitu? atau mau htsan? jangan htsan lho! sakit! inget gak pas kakak masih sama eunha?" lah jadi curhat si dekil ini.

"eh, iya kak, soalnya kan gimana gitu kalo cewek yang nemba-" "gA GA ADA GA ADA GW OGAH DENGER CEWE GA BISA GINI GA BISA GITU DI RUMAH INI. taun berapa ini? udah 2017! jadi cewek harus berani dong!" minkyung yang tadinya berbaring kini berdiri tegak, dan memberi adiknya ceramah panjang lebar mengenai bagaimana sohye harus menepis segala macam stereotype yang telah diberikan masyarakat kepada perempuan dan tentang bagaimana sohye boleh melakukan apa aja yang buat dia bahagia. maklum, minkyung itu feminist dan debater. jadi sohye sering banget kena begini deh.

setelah selesai, kedua tangan minkyung ia letakkan di pinggulnya. "jadi, gini aja, kamu yang nembak dia. kakak bantu kamu." "ih tapi kak kyung, aku ga mau nembak dengan tomboi, masih mau girly kak." rengek sohye. minkyung terdiam beberapa saat. "yaudah gini, tembaknya pake masakan aja gimana? kebetulan kemaren gw baru beli stamp nori bentuk huruf buat bento gitu. bisa kita pake."

dengan begitu, kedua kakak beradik kim dengan semangat memasak bekal untuk woojin besoknya. dengan harapan sebuah pasangan baru akan terjalin.

∴∵∴∵∴

700+ words! (semacam) longchap untuk ngerayain! huhuhu makasih udah baca ya. semoga ke depannya semakin seru ya! hehe.

of dares and dances / pwj, kshTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang