Chapter VI

1.1K 157 21
                                    

Atas ijin mikangeunsuk part ini daku yg nulis 😂

.
.
.

Mobil sedan hitam itu berhenti di depan sebuah rumah bernuansa putih yang terlihat asri dengan halaman yang terawat. Sang pengemudi memarkirkan mobilnya tepat di tepi jalan.

"Udah sampai. Disini kan rumah temen lo?" Al berkata pada sosok gadis cantik yang nampak ketakutan di sebelahnya. Gadis itu mengangguk pelan sebagai jawaban. Sebelah tangannya sudah siaga berada di handle pintu, tak sabar untuk segera membukanya.

Namun gerakannya kalah cepat dengan gerakan Al yang menahan sebelah tangannya yang bebas.

"Nggak ada goodbye kiss buat gue?" ujar pemuda tampan itu dengan nada bercanda sambil mengerling nakal. Membuat gadis itu justru nampak bergidik ngeri.

"Lo itu cewe teraneh yang pernah gue temuin. Lo gampang banget panik dan parnoan."

Gadis itu masih diam saja.

"Okey deh. Makasih buat hari ini, sweetheart. Sampai ketemu besok di sekolah." Al melepaskan cekalan tanggannya dan gadis itu langsung melompat turun dari mobil, menutup pintu mobilnya keras kemudian berlari menuju rumah tersebut.

Al mengamati gadis itu sambil terkekeh geli. Menarik. Gadis itu tidak hanya sekedar cantik, tapi juga sangat menarik perhatiannya.

Dan Al pun segera menjalankan kembali sedan hitam miliknya meninggalkan rumah tersebut.

.
.
.

Adalah Caisar Hito, sang kakak kedua yang menjemput Yuki dari rumah Prilly. Sepanjang perjalanan menuju rumah, kakak keduanya itu tak banyak bicara. Memang kak Hito lebih pendiam jika dibandingkan dengan kak Kevin maupun kak Gio, tapi tetap saja keheningan ini membebaninya.

"Kamu bener kan tadi cuma di rumah Prilly dan nyiapin buat persiapan MOS besok?" pemuda tampan itu akhirnya membuka suara. Memecah keheningan yang mendominasi di antara mereka.

"Iya ka." jawab Yuki singkat. Sejujurnya gadis itu merasa bersalah telah membohongi kakak-kakaknya. Seumur hidup, inilah kali pertama Yuki berbohong kepada kakaknya.

"Dengerin kakak. Kakak nggak suka kamu luntang-lantung nggak jelas. Temenan sama sembarang orang, apalagi deket sama cowo berandalan." suara Hito terdengar dingin dan itu membuat Yuki meremas ke sepuluh jarinya karena gugup.

"Tapi Prilly anaknya baik kok kak." bela Yuki, sedikit tidak terima karena sang kakak meragukan teman pertamanya di sekolah.

"Terus tadi di sekolah, kenapa kamu bisa ke kantin sama Al? Kamu kapan kenalan sama dia?" cecar Hito lagi.

Yuki mulai gelagapan. "E-enggak. Tadi cuma nggak sengaja aja."

"Dia itu jenis cowo yang harus kamu jauhin sejauh- jauhnya!"

"Dan di sekolah, nggak ada yang perlu tau kalo kita kakak beradik kecuali guru." ucapan Hito memancing rasa penasaran Yuki. Kenapa harus menyembunyikan identitas mereka sebagai adik-kakak segala?

Yuki ingin menanyakan hal itu, tapi melihat wajah tegang sang kakak, gadis itu mengurungkannya.

"Ini peringatan pertama dan terakhir yaa. Kakak nggak mau kamu ngebuat masalah di sekolah. Jauhin apapun yang bisa bikin kamu kena masalah."

Dan Yuki hanya bisa mengangguk patuh. Pasrah pada keputusan kakak keduanya.

---0000---

Suasana makam malam di keluarga Kato selalu berlangsung meriah. Yuki dan Gio terlibat pertengkaran di meja makan karena sepotong sayap yang merupakan makanan favorit keduanya. Yuki yang akan mengambil potongan sayap terakhir kalah cepat dengan kakak ketiganya yang langsung menyuapkan makanan lezat itu ke mulutnya.

"Kak Gio jahat! Itu kan sayap terakhir." rajuk Yuki dengan wajah kesal sementara Giorgino Abraham, sang kakak justru menampilkan wajah menggoda karena berhasil menikmati kelezatan sayap terakhirnya.

"Udah udah. Nih kakak kasih paha kakak aja ya?" Kevin Julio sang kakak sulung berusaha membujuk adik bungsunya. Yuki menggeleng cepat.

Tiba-tiba tanpa diminta, Hito menyerahkan potongan sayapnya ke piring Yuki. Gadis itu dengan berbinar menerimanya.

"Yey, makasih kak Hito."gadis itu antusias melahap makanannya.

"Curang. Kak Hito gue juga mau dong?!" Gio ikutan merajuk pada kakak keduanya. Hito hanya menggeleng tegas.

"Pelit ah." sementara Yuki balas menggoda Gio dengan menjilati sayap yang diberikan Hito kepadanya.

Selesai makan, Yuki menyiapkan segala barang yang harus dibawa pada MOS besok. Segala barang sudah siap dan gadis itu memastikan tidak ada barang yang akan tertinggal.

Gio pun datang dengan agenda merusuh di kamar adik bungsunya itu. Melihat Yuki sudah merapikan barang-barang, Gio dengan iseng justru kembali membuatnya berantakan.

"Ah, kak Gio mah!" gadis itu mengomel karena kesal barang-barangnya diacak-acak oleh kakak ketiganya.

"Gue aduin kak Hito sama kak Kevin nih. Kaaakkk..." Yuki berteriak memanggil kedua kakaknya. Namun mulutnya keburu dibekap oleh Gio.

"Najis pengaduan!"

"Biarin. Lagian nyebelin." gadis itu akhirnya kembali merapikan barang-barangnya.

"Lo kenal sama Al ya?" pertanyaan tiba-tiba dari sang kakak membuat Yuki kaget, tapi dengan cepat gadis itu menyembunyikannya.

"E-enggak."

"Jangan bohong." cecar Gio lagi.

"Nggak bohong kok." balas Yuki tak mau kalah.

"Gue ingetin nih, jangan deket-deket sama dia kalo nggak mau kena masalah."

"Apa sih kak Gio? Siapa yang mau deket juga?"

"Yah gue sih cuman bisa bilangin doang."

Tiba-tiba handphone Yuki berdering dan karena jarak Gio lebih dekat dengan benda itu, Gio langsung mengambilnya terlebih dulu.

'Lovely is calling'

Lovely?

"Lovely siapa?" pertanyaan Gio pada sang adik. Wajah Yuki memucat seketika.

Mati! Tadi kan Al bersikeras mengganti namanya di kontak hape Yuki. Jangan-jangan...

"Itu Prilly kak." Yuki langsung menyambar handphonenya sebelum Gio mengangkatnya.

"Aneh banget lo. Sesama cewe aja pake lovely segala."

---000---

To Be Continue

Udah tau kok tau, cerita ini dah lama bet gak di apdet 😭😭😭

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 29, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Our Sweet Little Girl [AlKivers] [Collaboration]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang