17 (kiss and white rose)

154 18 16
                                    

Cuma mau mengingatkan. Hati-hati bacanya mabok karena wordnya sampe 2600 😂

Langit senja telah menghiasi kota Tokyo. Burung-burung pun terbang kembali ke sarang setelah selesai dari segala kegiatan mereka. Begitu pula dengan Taka dan Hideko. Tibalah mereka di depan rumah sederhana milik Hideko. Gadis itu pun turun dari mobil sembari menggendong adiknya yang masih terlelap tidur. Gadis mungil itu sedikit kerepotan karena membawa tas berisikan baju-baju kotor miliknya dan adiknya yang ia gendong. Dengan sigap, Taka pun turun untuk membantu membawakan tas yang Hideko pegang.

"Biar ku bantu" ujarnya. Lalu Hideko menyerahkan tasnya pada Taka.

"Terima Kasih" ucap Hideko.

Mereka berjalan menuju teras rumah. Hideko merogoh saku roknya untuk mengambil kunci rumah miliknya, namun tidak ada. Ia lupa kalau kuncinya ia taruh di dalam tas yang Taka bawa. Seketika Hideko langsung meminta bantuan pada Taka untuk mengambilnya.

"Mori san, maaf. Tolong ambilkan kunci di dalam tas yang kau bawa" ujarnya seraya melirik tas yang Taka bawa.

"Ah, iya," Taka langsung merogoh tas yang ia bawa.

Taka langsung membuka kunci pintu. Setelah terbuka Hideko langsung masuk ke rumahnya yang sempit itu. Hideko berbalik menghadap Taka, namun tak seperti biasanya, Taka tak masuk ke dalam rumahnya.

"Kenapa diam saja? Ayo masuk" ujar Hideko melihat Taka hanya terdiam di ambang pintu.

"Aku harus pulang karena ada sedikit pekerjaan yang harus kukerjakan" jawabnya.

Hideko mengangguk seraya menaruh adiknya di sofa "ohh begitu".

Hideko melangkah mendekati Taka. Sembari melukiskan senyuman di bibir tipisnya, di hatinya berselimut kebahagiaan karena Taka sudah sangat baik terhadapnya dan adiknya.

"Mori san, terima Kasih atas semuanya" ujarnya seraya menatap kedua mata indah yang Taka miliki.

"Aku tak tahu apa alasanmu melakukan ini semua sampai sejauh ini terhadapku. Yang jelas aku sangat beruntung bisa mengenalmu. Mungkin jika aku tak bertemu denganmu, entah bagaimana nasibku akibat kebutuhan hidupku"

Sejauh ini Hideko sudah sepenuhnya mempercayai Taka karena pria itu sudah menyelamatkan hidupnya yang amat malang. Walaupun Hideko tidak tahu alasannya, namun sikap Taka padanya sudah membuatnya merasa nyaman.

Taka menghindari kontak mata pada gadis di hadapannya "Hideko, tentang kejadian tadi malam... aku minta maaf" ujarnya dengan pipi yang memerah.

Hideko pun jadi kikuk mengingat tentang hal tadi malam. Ditambah lagi angin kecil lewat membelai pipi Hideko seakan sedang menggoda dirinya.

Mengapa pria itu mengungkitnya, sih? Begitu pikirnya.

Kedua pipi insan itu memerah seperti tomat. Kejadian semalam memang murni disengaja. Hideko yang terus menggeliat di tubuh Taka saat sedang mabuk, dan Taka yang membayangkan hal-hal aneh dengan Hideko sehingga pria itu telah berani mencuri ciuman dari gadis itu.

"Aku juga minta maaf. Walau aku mabuk, tapi aku sangat jelas mengingatnya" ujarnya yang melempar pandangan ke bawah.

Hideko menutup mulutnya dengan kedua tangannya ketika ingat kalau bibirnya sudah pernah disentuh oleh bibir pria di depannya.

"Yasudah. Pulanglah sana" ujarnya. Hideko seakan sudah kehabisan bahan obrolan lagi karena canggung.

"Tunggu!!" ujar Taka seraya berlari kecil menuju mobilnya.

Ketika Hideko hendak menutup pintu, Taka pun menghentikannya. Sontak membuat Hideko kembali membukakan pintunya kembali. Gadis itu memandang heran karena Taka terlihat akan ingin mengambil sesuatu dari mobilnya.

LOVE 24KTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang