5 (my parent)

146 17 6
                                    

(Author POV)

Hideko merasa lelah setelah berjingkrak layaknya bocah yang baru saja mendapatkan permen lolipop, ia pun duduk bersandar di lantai bersama Hideki. seakan ingin bermanja-manja, Hideki merebahkan tubuhnya dengan kepala bertumpu pada paha sang kakak, satu-satunya keluarga yang ia miliki, satu-satunya orang yang menjadi sandaran hidup untuknya. Begitu juga dengan Hideko, yang hanya bisa berkeluh kesah dengan adiknya seorang.

"Nee-chan"

Suara Hideki memecahkan keheningan disaat mereka tengah sibuk dengan pikiran mereka masing-masing tentang apa yang terjadi dengan hari ini yang telah mereka jalani, Hideko pun melirik Hideki setelah adiknya memanggilnya.

"Hmm?" jawab Hideko

"Aku merindukan ayah dan ibu"

Mendengar kalimat Hideki, mata Hideko pun jadi sendu. Benar yang dikatakan Hideki, ia pun sangat sangat merindukan kedua orang tuanya yang sudah dua tahun meninggalkan mereka berdua.

"Aku juga merindukan mereka, Hide kun" tuturnya.

Hideko membangunkan Hideki dari tidurnya, memeluk adiknya yang berbadan gemuk itu. Diam-diam Hideko tak kuasa menahan air matanya. Oh, tidak. Jangan sampai Hideki tahu kalau Hideko menangis, dia tidak mau dan tidak pernah mau terlihat dirinya menangis karena Hideko tidak ingin Hideki ikut bersedih.

Hideko mengelus punggung adiknya, memberikan kehangatan Kasih sayang yang telah menggantikan kedua orang tuanya.

"Hari libur kita pergi ke Yokohama untuk berziarah ke makam mereka"

Hideko pun berjanji untuk mengajak adiknya untuk berziarah ke makam orang tua mereka.

1 Maret 2015

Keluarga tengah bersiap-siap untuk menghadiri acara keberhasilan perusahaan yang telah Kazuro Takeuchi dirikan sejak 5 tahun lalu. Sebuah PT Property yang baru saja mendirikan gedung baru di Tokyo, mengajak semua karyawan merayakan pesta di Shinjuku, tepatnya di Hotel XX. Selain itu, Perusahaan Properti juga berhasil mendapatkan penghargaan sebagai perusahaan paling ramah lingkungan se pulau Honshu. Ini bukanlah perkara mudah lantaran banyaknya pebisnis yang lebih berpengalaman dibandingkan dengan orang seperti Kazuro.

"Ibu akan terlihat cantik setelah kuberi make up"

Si sulung tengah sibuk merias sang ibu tercinta untuk menghadiri pesta perayaan nanti. Semua peralatan make up tergelatak sembarangan di meja rias si sulung. alat demi alat, polesan demi polesan pun melukis wajah ibu tercinta, karena ia ingin ibunya lah yang akan menjadi Ratu di pesta nanti. Dengan cekatan, tangan mungilnya memoles tiap jenis-jenis make up di wajah ibunya yang membuat sang ibu sedikit memundurkan kepalanya karena tidak terbiasa dengan polesan make up. Sang ibu merasa sudah lama sekali tidak memoles wajahnya. Entah kapan terakhir menggunakan make up, menurutnya sudah lama sekali.

"Hide chan, pelan-pelan. Ibu pegal" keluh sang ibu. Entah sudah berapa lama Hideko memoles wajahnya, sampai-sampai tidak jadi pergi nanti karena sudah pegal duluan.

"Sabar, bu. Sebentar lagi juga akan selesai" jelas Hideko yang masih cekatan mendandani ibunya dengan penuh keyakinan

Ibunya memandang wajah Hideko dari kaca, sembari tersenyum melihat kelihaian anaknya mengurusinya. Ia jadi ingat ketika ia mendandani Hideko saat masih kecil. Seperti mengenakan gaun yang lucu ditambah dengan ikatan rambut yang lucu pula. Namun kini Hideko sudah beranjak dewasa, yang sedang menempuh pendidikan yang lebih tinggi. Kesibukan kuliahnya kini yang telah membuatnya makin dewasa.

"Kau yakin tidak mau ikut? Disana kan banyak makanan enak"

"Tidak, bu. Aku masih ada tugas kuliah yang harus ku kerjakan. Besok harus ku presentasikan. Lagipula Hideki sedang sakit" jelas Hideko yang sedang merapikan alat make up nya.

LOVE 24KWhere stories live. Discover now