10 (Fall in Love)

157 19 14
                                    

Hideko masih sibuk mengolah bahan makanan di kitchen table walaupun dalam hatinya terus mendumal. Ya, Hideko memang jago memarahi orang, namun ia tak pintar menolak sesuatu dari seseorang yang sudah baik padanya.  Sedangkan Taka sedang asyik bersama Hideki di ruang tamu yang tengah mengajarkan Hideki sebuah game di ponselnya.

Hideko merencanakan sendiri masakannya, karena Taka tak menyuruhnya membuat masakan yang spesial. Namun bahan makanan yang tersedia hanya mampu memasak sarapan seperti yang sering Hideko buat, tak ada yang spesial. Tidak, Hideko tak berharap kalau Taka membawakan bahan makanan yang istimewa, namun gadis itu hanya heran kenapa Taka ingin sarapan di rumah kecilnya? Padahal Hideko meyakini kalau pria itu bisa saja sarapan di rumah bersama keluarganya dengan menu yang sangat spesial pastinya.

Aroma ikan salmon panggang pun bertebaran ke seisi ruangan, kedua pria yang sedang asyik memainkan ponsel pun menghentikan kegiatan mereka, dan kini menjadi terfokus pada aroma dari arah dapur. "Sepertinya kakakmu sudah selesai membuat sarapan" celoteh Taka seraya melirik Hideko di dapur dengan mata bulatnya

"Nee chan, aku lapar" ucap Hideki seraya berlari menuju meja makan

Taka mengikuti Hideki dari belakang dan ikut duduk di kursi kayu yang nampak sederhana. Hideko pun menaruh masakan yang siap dihidangkan ke meja kayu persegi yang panjangnya sekitar satu kali setengah meter. Tak lupa pula bahwa Hideko sudah membuat matcha sebagai minumnya. Aromanya pun mampu menggugah selera kedua pria yang mulai akrab seperti adik kakak ini, terlihat dari hidung mereka yang nampak kembang kempis.

Hideko melepaskan celemeknya. Ia pun tak langsung bergabung dengan Taka dan Hideki, namun ia langsung pergi ke belakang.

"Hideko, kau tak makan?" ucap Taka memandang Hideko yang telah memunggungi mereka

"Aku segera kembali" jawabnya yang sudah tak terlihat karena gadis itu telah memasuki kamarnya

Dan kedua Pria itu pun menikmati masakan ala Hideko. Masakan sederhana, sarapan khas orang Jepang pada umumnya, namun memiliki cita rasa yang mampu membuat lidah Taka ingin selalu mencicipinya. Bahkan jika boleh ia akui, masakan Ibunya masih kalah dengan masakan buatan Hideko.

"Apa kau ingat pertemuan kedua kita? Kau mengatakan kalau kakakmu tak bisa membedakan mana matang dan mana gosong" ucapnya terjeda karena menelan makanan, "tapi kenyataannya Kakakmu sangat pandai memasak, Hide kun" Taka memuji seraya menoleh Pria kecil disampingnya

"Saat itu aku kesal dengan nee chan" jawabnya tanpa beban

Taka mendekat pada Hideki "Kenapa? Apa kalian bertengkar?" tanyanya penasaran

"Dia sudah berjanji akan membelikanku mobil mainan, tapi dia malah membeli cincin" ucap Hideki sambil terus melahap sarapannya yang hampir habis

"Yasudah, nanti akan ku belikan. Bagaimana?"

Hideki menoleh pada Taka dengan tatapan antusias "serius??!! Aku mau!!!" ucapnya heboh

Sudah hampir setengah jam Hideko belum juga datang untuk sarapan. Taka yang sejak tadi masih menunggu di meja makan pun menyuruh Hideki untuk melihat sang kakak perempuannya.

Hideki keluar dari kamar kakak perempuannya "Ayo, nee chan" ajak sang adik pada kakaknya

"Maaf membuatmu menunggu lama"

Hideko keluar dari kamarnya dengan penampilan yang sudah rapi. Gaun putih sebatas lutut dengan lengan yang panjang menghiasi tubuh mungilnya, ditambah dengan rambut dibiarkan diurai seperti biasanya. Penampilan Hideko membuat Taka tak berhenti memandang Hideko. Pria itu terpesona akan kecantikan Hideko yang nampak natural. Polesan bedak yang tipis dan lipstick nude yang mewarnai bibir tipisnya, kian bertambah keindahan yang dimiliki Hideko sejak ia dilahirkan.

LOVE 24KTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang