"Jadi, di sekolah kita ada siswa baru. Cowok, dan culun" ucap Fika.

"Waah, santapan mantapnya Avisha ini mah" celetuk Evelyn.

"Yap, yes yu raik. Jadi mana tuh si nenek sihir" ucap Fika

"Siapa nenek sihir?" Tanya Dodo, sang ketua kelas.

"Yaaa Avisha lah" jawab Fika.

PLAK.

Sebuah tepukan kencang di lengan Fika membuat gadis itu menjerit lebay. "Siapa tadi nenek sihir? Avisha yah heh?" ucap orang itu.

Fika yang melihatnya hanya bisa menyengir yang hanya dibalas tatapan sinis dari orang yang tidak lain tidak bukan adalah yang namanya disebut oleh Fika barusan.

"Maapin gue deh vis" ucap Fika.

"Maaf maaf. Enak banget, lagian gue yang cantik seperti bidadari gini juga" jawabnya

"Kalo lo cantik, gak mungkin elo di selingkuhin, Av" ucap Fika cuek. Ia tidak sadar kalau ucapannya barusan sangat mengena ke hati Avisha. Ia baru sadar saat melihat raut wajah Avisha yang berubah.

"E-eh v-vish gu-gue.." ucap Fika gugup. Avisha buru-buru merubah raut wajahnya tadi sambil berlalu ke tempat duduknya sambil melambaikan tangan tanda 'lupakan saja'.

Setelah menduduki kursi yang biasanya ia tempati di kelas itu, Avisha menatap teman-temannya dengan penasaran.

"Gue denger ada siswa baru. Cowok? Culun?" ucap Avisha penasaran.

"iya, Av. Mau lo apa? Mau ngerjain?" Tanya Evelyn.

"No no, hanya ingin memberikan ucapan selamat datang untuk dia" ucap Avisha sambil tersenyum jahil. Dikepalanya sudah terputar rencana-rencana yang menyenangkan yang akan dia lakukan ke anak baru tersebut. Tentunya bukan dia yang melakukannya, tapi antek-anteknya. Seperti biasa.

"Sudahlah, Av. Ngapain sih kaya gak ada kerjaan aja" ucap Hanum sambil memandang malas ke arah sahabatnya tersebut. Ia tau apa yang nanti akan di lakukan oleh Avisha yang 'katanya' untuk menyambut siswa baru itu.

"Gak seru kali kalau gak seperti itu" jawab Avi.

"I don ker, Av. I don ker" ucap Hanum. Avi hanya membalas dengan cengiran polosnya yang mebuat teman-temannya ingin muntah melihatnya.

###

"Arsenio Safaraz Abhivandya, hari ini adalah hari pertama kamu di sekolah ini. Semoga kamu betah dan bisa menyesuaikan diri dengan baik" ucap bu Nita, wanita yang menjabat sebagai kepala sekolah tersebut.

"Baik, saya akan mengatarkan kamu ke kelas baru kamu. Mulai hari ini kamu masuk kelas IPA-2" sambung beliau.

"Terimakasih, bu" jawab Arsen.

Bu Nita dan Arsen berjalan bersama menuju kelas yang akan ditempati oleh Arsen. Sesampainya di kelas tersebut, mereka disambut oleh suara-suara gaduh yang ditimbulkan dari siswa di kelas itu.

"Selamat pagi, anak-anak" ucap bu Nita.

"Pagi, bu" jawab mereka serempak.

"Hari ini kalian kedatangan murid baru. Arsen silakan perkenalkan diri kamu" ucap bu Nita. Arsen maju selangkah , tepat di hadapan seluruh siswa-siswi di kelas itu ia memperkenalkan dirinya.

"Nama gue Arsenio Safaraz Abhivandya, panggil aja Arsen. Makasih" ucapnya singkat. Yang mendengarnya heran mendengar perkenal Arsen yang terbilang singkat.

"Perkenalan apaan singkat gitu" celetuk Fika.

"Saoloh, elo yah udah culun, datar lagi kaya triplek" sambung Avi sambil berdecak.

"Yasudah, semoga kalian bisa menyambutnya dengan baik, saling membantu dan menjadi teman sekelas yang kompak. Ibu harap, tidak ada yang memberikan penyambutan yang aneh-aneh" ucap bu Nita. Kalimat terakhirnya tentu saja ditujukan kepada Avisha.

Avi yang mendengar sindiran tersebut hanya bisa menghela nafas. Kesal? Iya.

"Arsen, kamu bisa duduk di samping Tio" ucap bu Nita.

Tio. Ya Arsen satu kelas dengan Tio, orang yang membantunya mencarikan ruang kepsek tadi pagi.

Arsen melangkahkan kakinya ke tempat duduk samping Tio. Posisi tempat duduknya berdekatan dengan Avisha yang membuat gadis itu mulai menyusun rencana-rencana untuk memberikan 'sambutan' kepada Arsen.

Tempat duduknya terletak di baris ketiga dari lima barisan yang ada, meja nomor 3 dari depan. Ia duduk di sebelah kiri. Disebelahnya adalah tempat duduk Evelyn dan Rifa. Di belakang Evelyn dan Rifa ada Avid an Fika. Di belakang tempat duduk Arsen ada Hanum dan Bila. Benar-benar tempat yang strategis menurut teman-teman sekelasnya.

PLUK

Sebuah pulpen berhasil mendarat ke pundak kiri Arsen. Tapi ia mengabaikannya. Avi, sang pemilik pulpen memandangnya kesal karena di abaikan seperti itu. Ia ingin melanjutkan tapi tertahan karena bu Karina, guru Biologi terlihat memasuki kelasnya.

'Ni cowok ngeselin. Tapi gue penasaran sama nih orang. Udah culun, datar, cuek lagi' batin Avisha

~tbc~

Sorry ke'typoan nya.

Enjoy yah :)

Jangan lupa vomment nya

Maaf kalau kata-katanya kurang suka, juga masih belajar kok.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 22, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Bad vs NerdWhere stories live. Discover now