Seorang laki-laki dengan baju sekolah yang terlihat berantakan dan rambut acak-acakan tetapi malah terkesan seksi apabila diamati itu tengah duduk di sebuah sofa usang yang berada di rooftop sekolah sambil menghirup rokoknya sambil mengamati keindahan langit biru di atasnya. Di sinilah tempat yang nyaman untuknya menikmati keindahan dunia ini. Sebelum sebuah suara menghancurkan segalanya.
"BROOOOOOO! BROOO" ucap seorang laki-laki dengan tergesa-gesa dan nafas terengah-engah menghampirinya.
'oh shit' batinnya.
"Apaan sih teriak-teriak. Nafas dulu jangan lupa, koit baru tau rasa lo" ucapnya kesal.
"Sen, lebih baik lo pergi ke taman belakang sekolah sekarang deh" jawab laki-laki yang sialnya sahabatnya ini.
"Ngapain kesana? Males ah" jawab Arsen santai sambil menikmati kenikmatan rokoknya.
"Elah susah banget sih di bilangin. Udah sana, sebelum lu nyesel. Ini berhubungan dengan cewek lu, bro".
"Emang kenapa sama cewek gue?" ucap Arsen berdiri menatap Gio, sahabat nya yang masih terlihat ngos-ngosan. Arsen yakin sahabatnya ini tadi lari naik dari lantai bawah ke lantai paling atas ini.
"Mending lu liat sendiri aja. Tapi bro, lu harus ingat lu harus bisa mengontrol emosi lu" nasihat Gio sambil menepuk pundak Arsen.
Arsen mematikan rokok lalu berlalu meningglkan Rio tanpa menjawab perkataan dari Gio tadi. Perasaanya tiba-tiba mendadak tidak enak setelah Gio membahas Nila, gadis yang berstatus pacarnya hampir 1 tahun ini.
Setibanya di taman belakang sekolah, Arsen terpaku melihat pemandangan di depannya. Bukan karena banyak bunga yang bermekaran atau keadaan sekitar yang rindang sampai ia terpana melihatnya. Kali ini pemandangan yang membuatnya terpaku adalah saat sang kekasih dengan seorang laki-laki yang dikenal nya sebagai ketua osis di sekolah sedang berpelukan mesra sambil sang laki-laki sesekali mencium puncak kepala sang gadis dengan sayang.
Emosi mulai datang dan sudah sampai ubu-ubun Arsen melihat pemandangan itu. Ia langsung menghampiri kedua insan yang terlihat bahagia itu, dan-
BUGH!
Sebuah bogeman diberikan Arsen kepada laki-laki yang berani sekali memeluk kekasihnya.
"ARSEN!!"
Arsen masih saja melampiaskan amarahnya kepada laki-laki itu. "ARSEN KAMU APA-APAAN SIH".
Arsen melepaskan laki-laki yang sedari tadi berada di bawah tubuhnya sambil memberikan pukulan-pukulan keras. Nila, gadis yang berstatus pacarnya Arsen malah membantu laki-laki yang baru saja babak belur karena ulah Arsen dan berhasil menambah emosi Arsen. Laki-laki itu melihatnya sambil mengepalkan tangannya.
Arsen menarik lengan Nila membawanya kehadapannya. "Ngapain kamu sama dia, hah?" tanya Arsen geram.
"Kamu tanya aku sama Dion ngapain? Kami pacaran. Kenapa? Marah? Silakan. Karena aku gak peduli, Arsen. Karena mulai saat ini kita gak ada hubungan apa-apa lagi. Kita putus" ucap Nila sambil memandang marah Arsen.
"Apa kamu bilang?"
"Aku mau putus, Arsen" tegas Nila. Arsen hanya bisa menatap gadis di hadapannya ini dengan pandangan meredup. Gadis yang sangat dicintainya ini tiba-tiba memutuskan hubungan mereka begitu saja setelah ia memergoki Nila dengan Dion, laki-laki yang tadi ia pukuli habis-habisan.
"Ta..tapi kenapa Nila?" tanya Arsen lirih.
"Karena aku sudah gak kuat dengan ke-badboyan kamu. Aku gak suka cowok perokok seperti kamu, aku gak suka cowok urakan seperti kamu, aku gak suka dengan semua sikap kamu yang bad itu. Awal kita pacaran memang aku biasa, tapi semakin kesini aku risih, aku muak, Arsen. Kita berbeda. Aku gak cocok sama dunia yang selama ini kamu jalani. Maafkan aku Arsen, aku memang pernah bilang kalau aku bisa terima kamu. Tapi ternyata enggak, aku gak bisa Arsen. Aku bahkan terlalu sering didatangi gadis-gadis gak jelas yang katanya mantan kamu dan apalah itu, bahkan dengan menyakiti aku. Aku muak karena terus dengar kelakuan kamu dari orang-orang. Dan kita harus putus" jelas Nila.
Arsen terdiam dengan kalimat yang baru saja kekasih, ah tidak tapi mantan kekasihnya ini katakan kepadanya. Memang apa salahnya ia bersikap seperti itu, dan benarkah ia seperti itu. Tapi kenapa Nila lebih memilih laki-laki nerd yang beruntung nya terpilih menjadi ketua osis sekolahnya itu.
Nila membopong Dion pergi dari hadapan Arsen. Tidak ada yang bisa di lakukannya selain menatap kepergian dua insan itu dengan tatapan terluka. 'Inikah akhirnya?' batinnya. Padahal ini pertama kalinya ia serius menyukai seorang gadis. Biasanya, ia hanya menjadikan gadis-gadis sebagai mainan penghilang bosannya. Tapi Nila berbeda, ia sangat menyayangi Nilanya.
Ia sakit. Arsen tersakiti. Haruskah ia menjadi laki-laki itu dulu agar gadis seperti Nila bisa ia dapatkan. Ia terlalu menyayangi 'Nilanya'.
###
"Lu serius bro?" tanya Gio.
"Iya" jawab tegas Arsen. Ia memutuskan untuk pindah sekolah. Ia tidak bisa melihat Nila setiap hari bersama Dion brengsek itu, bukan Arsen lah yang pantas di sebut brengsek.
Ia ingin melupakan Nila, dengan pergi dan tidak melihat semua tentang Nila lagi. Kalau ia tetap di sekolah itu, ia akan tetap melihat Nila di mana pun.
Selain pindah sekolah, ada satu hal yang berbeda dari Arsen.
Penampilan.
dan
Perilaku
Ia merubah penampilannya. Sangat jauh dari Arsen yang biasanya urakan, kini hanya ada Arsen dengan rambut klimis, kaca mata tebal, celana tinggi, baju yang rapi dan dimasukkan ke celana.
'Beginilah mungkin harusnya aku. Aku akan belajar melupakan Nila, mungkin dengan begini aku bisa mencari seseorang yang tulus dengan ku. Aku sadar aku terlalu brengsek dulu dan perempuan tidak suka laki-laki brengsek' pikir Arsen.
Berlebihan memang. Tapi begitulah cara ia menghadapinya.
Dan disinilah awal perjalanan Arsen sang nerd sekolah dimulai.
~tbc~
Aneh? Gak nyambung? Terlalu cepat?. Mohon dimaklumi yah. Author juga masih belajar kok.
Vommentnya juseyo!
YOU ARE READING
Bad vs Nerd
Teen Fiction2 orang yang berubah karena kejadian di masa lalu. Saat takdir mempertemukan, mereka seperti melihat diri sendiri di masa lalu dan membuat luka lama terbuka kembali. Tapi yang satu memilih acuh, dan yang satu merasakan ketenggelamannya di kesakitann...
