Suasana mendadak menjadi hening. Hanya terdengar suara stik PS yang tengah dimainka oleh Davka dan suara ketikan Diego pada keyboard laptop Davka.

"Kalo ini cuma gara-gara sifat lo yang kelewat baik itu, gue akan marah sama lo."

Gerakan jari yang beradu pada stik PS Davka seketika terhenti mendengar pernyataan dari Diego. Tentu saja Davka harus mundur. Karena seseorang yang ia perjuangkan perasaannya adalah seseorang yang sangat berarti baginya. Raehan, kakaknya.

"Ah kayak cewek aja lo ngambekan."

"Bodo, Dav! Bodo!" sahut Diego yang sepertinya sudah selesai mengerjakan tugasnya dan lebih memilih untuk berjalan menuju ranjang Davka seraya merebahkan tubuhnya di atas ranjang Davka.

"Go."

"Hmm."

"Menurut lo, gue boleh egois sedikit aja gak sih?" Pertanyaan Davka seketika membuat Diego terlonjak dan terduduk tegap. Dengan wajah yang bersemangat serta cengirannya yang lebar, Diego mengutarakan hal apa yang selalu ingin ia katakan kepada sahabat bodohnya itu.

"Semua orang berhak bahagia, Dav. Dan keegoisan lo itu, menurut gue bukanlah sebuah keegoisan. Just cheer up, Bro! Perjuangkan cinta lo!"

Davka terpaku memandang layar TV yang masih menampilkan game yang sedaritadi ia mainkan. Kalau apa yang dikatan oleh Diego benar, apakah ia boleh egois pada perasaannya kali ini?

*****

Baru saja Davka dan Diego hendak melangkah menuju kelas mereka hingga seseorang menghadang jalan mereka saat mereka sudah memasuki lobby sekolah. Dengan wajah yang terlihat sangat kesal.

Kedua mata itu kini menyiratkan kemarahan serta bibir pink alami itu sudah maju beberapa senti. Mood cewek itu buruk dan mereka tahu pasti akan hal itu.

Dan mereka terkesiap saat jari telunjuk lentik dari cewek itu teracung ke hadapan Davka dan Diego.

"Pertama, kalian berdua nginep gak bilang sama gue.

Kedua, kalian ngapain aja sih sampe telpon dan chat gue ga dibales bahkan gak di read sama sekali?!"

"Maaf, Kai. Semalem HP gue mati. Lupa charge. Trus gue keasikan main PS. Jadi ga tau kalo ada chat dari lo," sahut Davka dengan wajah memelas.

Kailasha mendengus kesal kemudian mengalihkan pandangannya ke arah Diego yang nampak ketakutan di sebelah Davka. "Kalo lo kenapa?! HP mati juga?!"

"HP gue sih, ya... ga mati. Tapi gue ga sempet baca chat lo. Gue keasikan—"

"—nonton film jorok!" potong Davka dengan semangat yang cukup membuat Kailasha semakin tajam menatap Diego yang sudah kelabakan di hadapannya.

"Eh bego! Gue ngerjain tugas Ekonomi! Parah lo!" Diego mengalihkan pandangannya ke arah Kailasha yang wajahnya sudah memerah menahan emosi yang semakin memuncak. "Eng...gak Kai. Davka bohong! Gue ngerjain tugasnya Bu Ina. Beneran dah gue gak bohong."

Kailasha memejamkan matanya dan menghela napasnya. Bersahabat dengan Davka dan Diego memang membutuhkan kesabaran ekstra. Setelah dirasa tenang, ia kembali membuka matanya dan menatap ke arah kedua sahabatnya yang sedang beradu jitakan maut.

"Okay, stop it, Dav, Go! Gue mau nanya serius. Panitia kita kekurangan satu orang lagi buat bantu di tim humas. Jangan bilang kalo lo berdua belom nemu kandidatnya. Kita udah bicarain ini seminggu yang lalu."

Davka dan Diego saling berpandangan satu sama lain dengan pandangan yang seakan mengatakan bahwa mereka lupa untuk mendiskusikan hal itu. Dan hidup lama mengenal Davka dan Diego membuat Kailasha mengetahui pikiran mereka berdua tanpa harus dijelaskan oleh mereka.

"Sudah gue duga. Kalian lupa. Pokoknya gue gak mau tau, kalo rapat sore ini, anak itu harus udah ada! Dan itu tandanya kalian harus udah nentuin orangnya sampai waktu rapat itu tiba. Awas aja kalo ga dapet! Gue laporin aib lu berdua ke bunda lo, Davka sama mama lo, Diego!"

"Eh eh eh jangaaan!" ujar mereka berdua serempak.

"Gue udah dapet ko siapa anaknya?" sahut Davka yang membuat Kailasha tersenyum cerah dan Diego yang menampilkan wajah bingungnya.

"Siapa?"

-TBC-
⚫⚫⚫

Jadi...

Gimana sampai sini ceritanya? Kalau ada saran let me know ya haha

Cuma mau bilang,

"Kalau cerita ini jelek, beritahu saya. Kalau cerita ini bagus, bilang ke teman kalian, ya." Hahahaha

Biar Davka banyak yang kenal. Kalo banyak yang kenal, kan jadi banyak yang sayang #eh

Seharusnya ✔Where stories live. Discover now