Two

1.2K 179 113
                                    

Aku cuma mau bilang, kalau scene pemilihan Putri Mahkota di bawah ini murni khalayanku sendiri, bahasa kasarnya, aku ngarang. Ditambah beberapa referensi sih, tapi ini bisa aja enggak mirip dengan proses pemilihan Putri Mahkota yang sebenarnya.

Jadi aku berharap banget gaada yang nanyain aku soal itu pemilihan itu... Karena aku takut salah jawab dan malah jadi sesat
:(

Tapi kalau mau nanya yang lain boleh kok, komen aja nanti❤️

•••

Seminggu menjelang pemilihan Putri Mahkota dilaksanakan, entah kenapa suasana istana menjadi sangat dingin. Sikap yang ditunjukkan oleh Guanlin, sang pewaris tahta sepertinya mempengaruhi seluruh istana. Pemuda itu menunjukkan sikap terdinginnya di istana saat ini.

Bukannya Guanlin selalu bersikap hangat di istana, hanya saja hari ini entah mengapa aura yang dikeluarkan sang Pewaris Tahta sangat dingin. Bahkan Kasim Jung juga rasanya enggan bertanya ada apa dengan majikannya itu.

Berita tentang sikap Putra Mahkota yang semakin dingin kian hari sepertinya belum terdengar oleh Ratu Kim dan Ibu Suri, mereka berdua terlalu disibukkan oleh persiapan pemilihan Putri Mahkota dan tidak ada waktu untuk memikirkan tentang rumor yang menyebar di istana. Karenanya belum ada yang menegur sikap Guanlin yang sangat tidak memperdulikan sekitarnya, satu-satunya penghuni istana yang berani berbicara dengan Putra Mahkota adalah Putri Sungkyung, gadis itu sepertinya semangat sekali mencari tahu penyebab perubahan sikap kakaknya.

Seperti saat ini, gadis itu selalu berusaha bangun lebih pagi dari biasanya dan berlarian menuju paviliun tetua istana alias Ibu Suri untuk menghaturkan salam pagi. Dia sengaja bangun lebih pagi agar dapat bertemu dengan kakaknya yang memang memiliki kebiasaan bangun tidur saat pagi sekali.

Ekspresi Putri Sungkyung menjadi cerah ketika dia melihat siluet kakaknya memasuki paviliun Anggrek ditemani oleh Kasim Jung dan beberapa nain yang mengikuti dari belakang. Tanpa memperdulikan teguran dari sanggung-nya yang memintanya jangan berlarian sembari mengangkat chima-nya, gadis itu berlari dengan cepat lalu berteriak nyaring memanggil kakaknya.

"Orabeoni! Tunggu aku!" Guanlin mengernyit mendengar suara keras adiknya, dia melirik kearah luar paviliun Anggrek dan menemui adiknya sedang berlarian menuju tempat dia berdiri diikuti beberapa dayang. Dia mengulum senyum melihat ekspresi bersemangat adiknya.

Ketika Putri Sungkyung sudah sampai dihadapan Guanlin, gadis itu mendongak lalu menatap langsung kakaknya. Guanlin hanya balas menatap adiknya dengan tatapan heran karena gadis itu tak kunjung bicara, "Ada apa, gongju? Ada yang ingin kau bicarakan denganku?"

"Apa salah jika seorang adik ingin bersama dengan kakaknya?" ujar Putri Sungkyung dengan lihai menyamarkan maksud awal dia mengikuti kakaknya, "Sudah lama sekali rasanya aku tidak berbincang dengan orabeoni, kakak selalu sibuk dengan pelajaranmu! Aku sebagai adikmu di istana merasa jika aku tidak memiliki kakak lagi."

Guanlin tidak bisa menahan senyum gelinya melihat rajukan yang diutarakan Putri Sungkyung kepadanya, dia menepuk kepala adiknya beberapa kali sambil tersenyum. Hal itu membuat Kasim Jung dan beberapa dayang yang melihat itu terkesima mengingat suasana hati Putra Mahkota yang memburuk akhir-akhir ini, hampir tidak pernah terlihat Guanlin menyunggingkan senyumnya barang sedetikpun seminggu belakangan, namun sepertinya keberadaan Putri Sungkyung berhasil membuat suasana hati Putra Mahkota membaik.

"Bagaimana bisa kau berpikir seperti itu, gongju? Bagaimanapun aku ini kakakmu, kau tak usah merasa segan mengunjungi kediamanku. Aku tidak akan mengusirmu." ucapan Guanlin sontak membuat Putri Sungkyung tersenyum lebar, dia meraih lengan kakaknya lalu memeluknya erat.

Royalty, Snow That Never WithersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang