"Eungh......" desah Jinyoung erotis. Mendengarnya Hun semakin semangat menggesekkan kejantanan mereka berdua.
Bibir Hun kembali mencium bibir Jinyoung yang sudah membengkak. Melumatnya penuh perasaan dan juga menyesapnya bagaikan candu.
Napas Hun memburu, terdengar jelas di telinga Jinyoung karena pemuda itu kembali menggoda telinga sensitifnya. Kedua tangan Jinyoung sudah masuk ke dalam kaos hitam yang Hun kenakan. Meraba dada Hun dan juga punggungnya.
Sedangkan tangan Hun sedang bekerja di celana Jinyoung. Berusaha membuka kancing dan resletingnya. Saat itulah semuanya menjadi berantakan. Ketika tanpa sengaja Jinyoung mendesahkan nama pria lain. Membuat tubuh Hun membeku seketika.
"Ahh... Jihoon hyung..." Semua sentuhan Hun terhenti saat itu juga. Matanya terbuka lebar. Ia menatap Jinyoung dengan tatapan penuh luka. Membuat napas Jinyoung tercekat di tenggorokan.
Suasana menjadi hening. Amat sangat hening. Jinyoung sampai lupa kalau dirinya saat ini sedang berada di tengah-tengah pesta liar. Ia tidak bisa mengalihkan perhatiannya dari Hun.
Jinyoung benar-benar merasa bodoh. Ekspresi terluka Hun perlahan-lahan berubah menjadi kemarahan. Ia menggeram keras.
"AKU BUKAN JIHOON! BRENGSEK!!!" Hun meninju cermin di samping kepala Jinyoung dengan kepalan tangannya. Menghancurkan cermin itu dalam sekejap.
Pecahannya berserakan ke lantai dan sebagian ada yang menancap di punggung tangan Hun. Mengalirkan darah segar di sela-sela jemarinya.
Tubuh Jinyoung gemetar. Gabungan antara kaget dan juga panik melihat Hun melukai dirinya sendiri.
"H—Hun ge (*mandarin, panggilan untuk kakak laki-laki)... A—aku..." Tapi belum sempat Jinyoung mengutarakan maksud hatinya, Hun sudah terlebih dulu meninggalkannya.
Jinyoung dengan segera mengancingkan celananya dan kemudian berlari menyusul Hun. Ia harus meminta maaf dan mengobati lukanya.
Begitu Jinyoung keluar dari kamar mandi Hun sudah agak jauh di depannya. Jinyoung melihat Hun melewati Daehwi tanpa bicara sepatah kata pun. Membuat Daehwi hanya bisa berdiri bengong menyaksikan kepergiannya.
Jinyoung memacu kembali langkahnya bermaksud mengejar Hun, tapi Daehwi menghentikannya. Jinyoung berniat meninggalkan Daehwi seperti apa yang tadi Hun lakukan tapi tidak bisa. Daehwi mencengkeram lengannya erat-erat.
"Jinyoung, dari mana saja kau? Apa yang terjadi? Apa kau barusan bersama Hun?" Jinyoung tidak menghiraukan Daehwi sama sekali. Matanya mencari-cari Hun yang sudah tidak terlihat. Tertelan kerumunan orang yang memenuhi ruangan pesta ini.
"Hey, Jinyoung!" Panggilan keras Daehwi menyadarkan Jinyoung. Ia menatap sepupunya yang terlihat khawatir itu.
"Apa yang terjadi?" tanyanya lagi. Dan tetap Jinyoung tidak menjawabnya. Ia memilih untuk mengutarakan keinginannya saja saat ini.
"Hyung, aku... ingin pulang." Jinyoung menyembunyikan wajahnya dari tatapan penuh selidik Daehwi. Bukan apa-apa, tapi saat ini Jinyoung sedang merasa sangat ingin menangis.
Ia tidak berhasil mengejar Hun dan membiarkan pemuda itu pergi dengan luka di tangannya, dan mungkin juga hatinya...
Melihat wajah tidak nyaman Jinyoung serta mendengar suaranya yang bergetar, Daehwi dengan refleks memeluk sepupunya itu.
"Aku akan memanggil Guanlin. Kau tunggulah di sini. Aku akan kembali secepatnya." Setelah itu Daehwi pun menghilang dari hadapan Jinyoung.
Dan bersamaan dengan itu, air mata pertama Jinyoung jatuh di pipinya.
YOU ARE READING
If It Is You • WinkDeep
FanfictionBae Jinyoung kehilangan kekasihnya dalam sebuah kecelakaan. Kekasihnya yang teramat ia cintai. Sang belahan jiwa, Park Jihoon. Ketika Jinyoung sudah mulai menata kembali hidupnya tanpa Jihoon, apa yang akan terjadi ketika Tuhan memberinya kesempatan...
02 (END)
Start from the beginning
