Jinyoung tersadar dari lamunannya, Ia alihkan pandangannya dari layar televisi yang sejak tadi tidak ia perhatikan sama sekali.

Jinyoung melihat Daehwi dan Guanlin di depan pintu sudah bersiap untuk pergi.

"C'mon dude, have a little fun. Kau tidak akan tiba-tiba menjadi bodoh hanya karena menghadiri satu pesta," timpal Guanlin dengan gaya santai tak tahu aturannya seperti biasa.

"Kali ini aku harus setuju dengan Guanlin. Kau butuh bersenang-senang, Jinyoung. Menikmati masa mudamu yang tidak akan datang dua kali. Jangan terus-terusan mengurung diri disini. Kau juga butuh berinteraksi dengan orang-orang di sekitaran kampus. Ayo ikut dengan kami."

Jinyoung tidak tahu apa yang membuatnya menyetujui ajakan Daehwi itu. Yang jelas, setengah jam kemudian ia sudah berada di tengah-tengah kerumunan manusia seumurannya dan ia langsung menyesali keputusannya untuk ikut.

Jinyoung tidak pernah ke pesta sebelumnya. Kecuali pesta makan malam antar keluarga besar setiap malam tahun baru. Jadi semua pemandangan di depan matanya ini benar-benar merupakan pemandangan baru baginya.

Lautan manusia, dengungan musik dari sound system, suara tawa dan cakap-cakap yang memekakkan telinga... Semua ini baru bagi Jinyoung. Dan jujur saja ia tidak menyukai semua keramaian ini. Membuatnya pusing dan sulit bernapas.

Begitu sampai, Daehwi dan Guanlin segera menuju ke bar dan menyapa beberapa teman mereka. Saling bertukar tos dan berlomba-lomba untuk menghabiskan isi gelas yang mereka pegang masing-masing.

Jinyoung masih berdiri di tempatnya, di dekat pintu masuk. Sibuk mengamati suasana pesta yang masih begitu asing baginya.

"Jangan menghalangi jalan, bodoh!" tegur sebuah suara yang sangat kasar dari arah belakang Jinyoung. Membuatnya terperanjat kaget dan tanpa sadar menabrak seseorang yang sedang lewat di sampingnya.

"Ma-maafkan aku..." ucap Jinyoung tergagap. Ia buru-buru menyingkir dari depan pintu.

Jinyoung berjalan tak tentu arah dan menjaga langkahnya sehati-hati mungkin agar tidak menabrak atau menginjak orang-orang yang berserakan di sekitarnya.

Semakin jauh Jinyoung melangkah semakin sakit kepalanya. Musik yang menghentak-hentak dengan begitu kerasnya. Lampu warna-warni yang menjadi satu-satunya sumber pencahayaan di ruang pesta ini. Dan belum lagi pemandangan orang-orang yang tengah bercumbu dimana-mana. Jinyoung rasanya ingin muntah.

Jinyoung ingin menemui Daehwi dan mengajaknya pulang sekarang juga. Tempat seperti ini memang bukan tempat yang cocok untuknya.

Akan tetapi langkah Jinyoung terhenti ketika tiba-tiba di depannya berdiri seorang pemuda tinggi yang tidak ia kenal. Pemuda itu menatanya lekat sambil menyeringai.

"Kau anak baru itu, 'kan? Sepupu Daehwi? Kau manis juga." Pemuda itu membuka suara.

Jinyoung tidak menjawab dan berusaha melewatinya setelah menggumamkan kalimat permisi. Tapi sepertinya pemuda itu tidak berencana melepaskannya begitu saja. Ia menarik pergelangan tangan JInyoung dan mencegahnya pergi.

"Mau kemana kau? Pesta bahkan baru saja dimulai. Ayo kita bersenang-senang manis," ucapnya sambil menarik Jinyoung semakin mendekat padanya.

JInyoung mencoba memberontak. Ia tidak suka menghadapi situasi seperti ini. Ia benci harus berhadapan dengan orang mabuk.

"Lepaskan aku." Jinyoung berusaha sekuat tenaga melepaskan cengkeraman pemuda asing itu, tapi sia-sia. Justru karena mendapat perlawanan dari Jinyoung, pemuda itu semakin mengeratkan genggamannya, sedangkan tangannya yang satu ia lingkarkan ke pinggang Jinyoung.

If It Is You • WinkDeepWhere stories live. Discover now