1;That paper can change my life

12.4K 958 69
                                    

Hongkuk hospital, Seoul


Tak henti aku panjatkan rasa syukurku  mendengar kalau operasi bambam berjalan lancar tanpa kesalahan sedikitpun.

Bambam bisa sembuh.

Ayah, aku menyelamatkan hidup Bambam. Ibu, maaf aku tak mau kalian berbahagia disana hanya dengan Bambam. Biar dia disini denganku. Menjadi penyemangat buatku.

"Nuna pasti sudah bekerja keras" ia membuat lengkungan di bibir tebalnya, ialah Bambam yang masih terbaring lemah di ranjang yang beralaskan sprei putih, "Gomawo, Nuna"

"Heum"

"Nanti kalau bambam lulus, bambam mau cari uang yang banyak biar nuna tidak capek lagi"

"Duuh adikku ini sok dewasa" aku gemas mencubit kedua pipinya, "sekarang yang penting kamu itu belajar yang bener! Gimana mau lulus kalo males? Gimana mau cari uang kalo sakit?"

"Iya, nuna"

Kini aku mulai menitikkan air mata, bukannya tak senang melihatnya sembuh tapi nyatanya aku malah harus meninggalkannya. Bagaimana ia bisa bertahan kalau jauh dariku?

"Kamu jaga kesehatan, ya? Makan yang teratur! Kalau makan jangan di rumah, pergi keluar ke tempat yang jauh biar makananmu tidak direbut si nenek tua itu" tak kuat, cairan bening ini mengalir begitu saja dari pelupuk mataku, "jangan lupa.. Hiks.."

"Nuna? Ada yang salah?"

"Tidak.. Kamu jangan sampai sakit ya, Bam" aku mencoba tersenyum meski sakit harus mengatakan ini,"nuna mau pergi cari uang yang banyak.. Kamu harus kuat bertahan ya, bam! Nuna akan temui kamu setiap hari Minggu"

"Nuna mau kemana?"

"Kamu jangan khawatir, nuna masih di dekat sini kok" aku berusaha tersenyum meyakinkannya.

●●●



Gyeonggi-do, gang whistle.

Aku yang telah mengantar Bambam pulang ke penjara tak berjeruji ini mulai merapihkan pakaianku. Sesekali ku lihat Bambam yang duduk bersila di hadapanku meringis.

"Nuna kajima~"

"Kamu itu pria! Jangan merengek seperti itulaah" aku masih sibuk memasukkan pakaianku ke dalam tas ransel pemberian ayah dulu.

"Nuna bagaimana kalo nenek lampir itu--"

"Himneseyeo~ kamu jangan lemah, uri Bambam" kini aku menatapnya, mencoba memberi ketenangan padanya. Ku tahu ia sangat gelisah melihat seberapa kejamnya nenek lampir ah maksudnya ibu tiriku itu, "kamu percaya kan kalau kebaikan akan meruntuhkan kejahatan?"

Ia hanya diam mendengarkan.

"Jadilah anak yang baik, turuti yang mereka mau, kalau kamu tidak sanggup lebih baik kamu pergi jauhi mereka, karena nuna tahu mereka takkan bisa lama-lama marah padamu, pada kita.. Karena mereka butuh kita"

"Ne, nuna"

"Kamu jangan pernah mengabaikan tugas sekolahmu juga"

Ia mengangguk.

"Kalau nanti aku beri kamu uang, jangan sampai mereka tahu"

"Ne, nuna.. Kenapa rasanya aku tak rela, ya?"


●●●


Wings Mansion, Seoul.

Untuk pertama kalinya aku menginjakkan kaki di sebuah rumah mewah bak istana. Sepertinya hidup si cinderella ini akan berubah. Ah bodoh! Kau disini hanya untuk menjadi isteri sirih, Lisa-yaa! Ya aku tak boleh meninggikan hati dan harus sadar siapa sebenarnya aku ini? Hanya seekor itik buruk rupa yang menjadi umpan seekor angsa.

2ND || LizkookWhere stories live. Discover now