part 6 ;

22.5K 595 55
                                    


Continuation ;

Senyum miring yang kali ini lebih lebar terpoles di bibir sang adam. Ia suka saat gadis yang kini sudah berganti status menjadi kekasihnya ini terlihat sangat pasrah, bahkan memohon untuk dimasuki. Menarik.

Bibir tebalnya kembali mendarat pada permukaan leher Yujin, kembali menciptakan ruam-ruam merah yang lebih gelap dan mungkin tidak akan hilang untuk beberapa hari kedepan. Tak masalah, setidaknya ia ingin menunjukan pada para lelaki yang mendekati sang dara bahwa kini Yujin adalah miliknya.

His, and not anyone else's.

"Hyaa–ah, Jungkook," Erangan lembut sang puan mengalun bak melodi terindah yang pernah Jungkook dengar sepanjang hidupnya. Birahinya membuncah begitu saja– sialan, ereksinya sudah tak bisa ditahan.

Kedua kuasanya dengan buru-buru melepas ikatan kancing celananya, menurunkannya beserta dalamannya dan membiarkan material kasar tersebut menggantung di bawah lututnya. Bibirnya naik, dengan lapar mencari bibir menggoda sang kekasih.

Layaknya dejavu, bibir keduanya kembali bertemu dalam tautan panas nan menuntut, kedua daging tak bertulang tersebut bertemu dan mengikat pasangannya masing-masing, menghasilkan bunyi decakan liur yang khas.

Suhu udara di sekitar mereka meningkat. Jungkook ingat sudah menyalakan pendingin ruangan disana, padahal. Namun suasana seperti ini benar-benar mengalahkan dinginnya mesin elektrik tersebut.

"Mmaah– Jungkook, t–tunggu!" Yujin dengan panik melepas tautan panas tersebut– menyebabkan erangan tak puas meluncur dari bibir sang adam. Bukannya ia tak menyukai ciuman tersebut, hanya saja ia agak terkejut dengan keadaan di bawah sana.

Kulit penis Jungkook menggesek kewanitaannya, mengirimkan sengatan kecil ke seluruh tubuhnya, terasa aneh– namun menyenangkan pada saat bersamaan. Tetapi, apa Jungkook akan memasukinya dengan polos seperti ini? Bagaimana dengan pengaman? Bukan jalan keluar yang baik kalau saja ia akan mengandung pada umur–

"Hey, Yujin? Ada apa?"

"Y–ya?" Panggilan lembut dari sang kekasih membuyarkan lamunan Yujin begitu saja, dan gesekan di bawah sana masih terasa saat Yujin bergerak sedikit. "Uuh– apa kau pikir kita butuh ... uhm, pengaman?"

Jungkook menepuk dahinya, "Astaga, aku hampir saja lupa." Netra menawannya mengedar ke sekitar mereka, hingga berhenti di satu titik di belakang Yujin. "Ada di saku jaketku. Dibelakangmu."

Saku jaket? Sang puan menoleh kebelakang, menemukan jaket Jungkook tersampir di kanvas yang tak jauh dari posisinya sekarang. Kuasanya terulur untuk mengambil jaket kulit tersebut, merogoh saku depannya dan mengeluarkan bungkusan kecil dari sana. How the hell he even already prepared the condom?

Sang adam mengambil benda tersebut dari Yujin dengan tergesa, menyobeknya dengan giginya. Aroma strawberry, seperti buah yang menjadi favorit Yujin. Ia sengaja memilih untuk aromanya, entah– semua yang berbau strawberry selalu mengingatkannya pada Yujin.

Hanya butuh beberapa detik untuk Jungkook, hingga benda berbahan dasar karet elastis tersebut sudah terpasang rapi pada penis Jungkook. Pinggulnya kembali mendekat, disambut desisan pelan sang kekasih saat ujung penis yang terbungkus material elastis tersebut bergesekan dengan labianya.

"Cakar atau gigit bahuku sekeras mungkin kalau sakit, oke?" Sang adam mengambil jeda untuk membenahi fokusnya pada wajah Yujin, sembari satu kuasanya mengusap pipi sang dara. Senyum kecil terpoles beberapa detik kemudian, sebelum Jungkook mendaratkan kecupan kecil di dahi Yujin.

"Aku mencintaimu, kau tahu itu, 'kan?"

Tak memberi Yujin waktu untuk membalas, bibirnya sudah terlebih dulu dikunci oleh Jungkook dengan bibirnya sendiri. Tautan kali ini terkesan lebih manis namun sensual, menghanyutkan sang dara sembari meletakkan kedua tangannya pada bahu lebar Jungkook.

Painting ( On Your Body )Where stories live. Discover now