Have a fun (1)

9 0 0
                                    

[[ Budayakan vote sebelum baca ]]
Happy reading.

***

Akhirnya Jena mengajak Daniel untuk menemui bosnya. Dan ketika sampai di tempat. Jena lebih dulu bertanya, "Apakah proyek kali ini bisa dikerjakan oleh Daniel?"

"Hei hei, tenang dulu, silahkan duduk terlebih dahulu Nona Manis." Sambar Daniel dengan raut wajah dibuat semanis mungkin. Walau dalam hati dia merasa dongkol setengah mati dengan kehadiran sosok dihadapannya.

Bos Daniel kemudian tersenyum, "Kenapa tidak mungkin? Seharusnya kita yang berterimakasih."

Daniel hanya tergugu dalam diam dengan ucapan bosnya. Tak selang beberapa menit bosnya kembali menyahut, "Daniel, ini akan menjadi pekerjaan yang pertama bagimu. Kerjakan dengan benar."

Jena pun tersenyum menang. Setelah merasa puas, Jena pun mengajak seseorang disampingnya yang sejak masuk ke ruangan hanya bungkam ke tempat favoritnya.

Kemudian mereka berdua minum bersama di sebuah kafe. Jena berdehem kemudian berkata, "Apabila dimulai secepatnya apakah bisa selesai sebelum tahun baru?"

Daniel menyeruput kopinya dan menjawab, "Entahlah. Lagipula mengapa bosku dengan gampang menyetujui proyek kali ini."

"Itu rahasia." Jena menjeda ucapannya selama tiga detik kemudian melanjutkan, "Kalau bisa.... Aku akan mengajakmu untuk pergi ke acara tahun baru di pusat kota."

Daniel terbatuk-batuk di tempatnya, "Apa kau gila? Kita baru bertemu. Lagipula kenapa kau tidak mengajak pacarmu."

Jena dengan cepat menyanggah ucapan Daniel, "Hei... Apa yang kau pikirkan? Apa kau berpikir aku akan mengajakmu berkencan?"

"Memang. Jika benar? Maaf saja, tapi aku tidak mau." Jawaban Daniel membuat Jena terdiam beberapa menit.

Dengan sedikit kesal Jena menjawab, "PD sekali kau! Jika tidak mau yasudah. Aku juga tidak mau menghabiskan uang dan masih harus memintamu untuk melakukannya. Kau sangat memuakkan."

Dan Jena pun beranjak pergi. Namun ternyata Daniel menyusul Jena ke parkiran untuk menyerahkan kunci mobil dan hp Jena yang tertinggal di meja.

Jena tersenyum sinis sembari bertanya, "Apa pentingnya alasan mendesain rumah?"

Daniel menjawab dengan tenang, "Dengan mengetahuinya, aku akan tahu desain seperti apa yang kau inginkan. Jika aku mengerti dirimu, maka aku bisa mendesain rumah yang cocok untukmu."

Jena dengan sedikit tersenyum bertanya pada Daniel, "Jadi, apakah itu artinya kau ingin mengenalku lebih jauh lagi dan... ingin mengetahui tentangku serta mendesain rumahku?"

Sedangkan Daniel hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

[]

Jangan jadi silent readers ya :")


SaturdayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang