Bab 1

222K 11.8K 265
                                    

Repost!

Versi lengkapnya bisa dibaca di google playbook atau Karyakarsa ya✌️

🌼🌼

Tidak peduli ketika mereka mencaci-maki aku.
Tidak peduli ketika mereka menggunjing aku,

Tidak peduli mereka membenciku,
Karena mereka tidak tahu, bagaimana rasanya menjadi aku. Seorang single mom yang harus berjuang sendirian demi bertahan hidup di tengah-tengah kekejaman dunia.

Aku mendesah lelah, suaraku serak dan sudah tidak bisa lagi berteriak. Jantungku berdebar tidak karuan. Menatap pudar wajah pria yang sedang bergerak di atas tubuhku. Gerakan yang setiap hentakannya mampu membuat aku hilang akal.

"Be—berhen..ngh! Ah, Mas!" jeritku nyaring, diikuti klimaks yang membuat tubuhku menggelinjang geli.

Pria yang ada di atas tubuhku masih terus menghentak sampai kepalaku berputar saking pusingnya. Dan di hentakan terakhir yang cukup kuat, dia klimaks. Menyemburkan semua miliknya di dalam tubuhku.

Aku menghela napas lega. Dia tersenyum setelah mendapatkan pelepasannya, menunduk lalu mengecup bibirku.

"Terima kasih,"

Aku tersenyum, lalu mengangguk. Di pagi hari seperti ini kami melakukan hubungan badan, padahal semalam kami baru saja melakukannya. Benar-benar tidak ada lelahnya, sementara tubuhku rasanya sudah remuk. Aku tidak bisa menyeimbangi tenaga pria ini.

Aku meringis, mencoba bangkit dari atas tempat tidur. Aku berdiri membisu di depan cermin. Di belakangku muncul Steven dengan bathrobe di tubuhnya. Tetesan air jatuh dari rambutnya yang sedikit basah. Aku sedang berada di ruangan di mana kami sering melakukan hal terlarang.

Hal yang seharusnya bisa aku tolak dengan tegas menyangkut harga diriku. Tapi cinta membutakan semua akal sehatku. Satu tahun lebih aku bekerja menjadi Housekeeper seorang pengusaha yang masih lajang walau usianya sudah matang.

Steven tersenyum, duduk di sisi ranjang. Menatapku dengan wajah penuh tanya ketika aku tidak bergerak mendekat seperti biasanya.

Kedua alis Steven menekuk. "Ada apa? Kamu bilang ada hal yang ingin dibicarakan? Kemari, kamu tahu aku 'kan? Aku gak suka berbicara diposisi sejauh ini."

Aku menarik napasku dalam-dalam. Melangkah mendekati Steven yang memberikan senyum manisnya. Aku cukup terpesona, karena itu juga salah satu alasan kenapa aku sangat mencintai pria ini.
Aku duduk menyamping di kedua paha Steven. Steven langsung mengulurkan tangannya, memeluk perutku dan menenggelamkan wajahnya dibelahan leherku, memberikan ciuman kecil di sana seperti biasa.

"Mas, saya ingin bicara serius." Ucapku, mencoba mengambil kembali keberanian yang sempat hilang.

Steven masih menciumi leherku, lalu bergumam. "Katakan saja, aku mendengarkan."

Jantungku berdebar-debar. Keberanian ku kembali menciut dan hampir hilang. Aku takut, takut melihat respons apa yang akan Steven berikan nanti. Tapi aku tidak bisa mundur, ini soal serius yang jelas menyangkut Steven dan pria ini harus mengetahuinya.

Dengan sekali tarikan napas, aku berbicara. "Saya hamil,"

Aku bisa merasakan gerakan tubuh Steven yang mendadak diam. Steven yang tadi sedang bermanja dengan leherku, menjauhkan wajahnya dari sana.

"Kamu—apa?"

Aku menahan napas, aku bisa melihat kerutan di dahi Steven sekarang. Aku tahu Steven mendengar apa yang aku katakan barusan. "Saya Hamil, Mas."

Steven masih tidak bergerak, dan aku mulai merasa takut. Bahkan ketika dia mulai bergerak, menyadari gerakan Steven aku bangkit dan duduk di sisi ranjang di sampingnya.

Mantan Housekeeper Bos! (Housekeeper Series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang