Chapter 1

622 18 0
                                    


Ck mengganggu banget sih

Suara itu mengganggu tidur ku yang baru beberapa minit ini. Aku membuka mataku dan lihat kearah suara tersebut. Ternyata suara itu datang dari kamar mandi.Suara nyanyian bercampur dengan suara germicik shower dan jangan lupa muzik nya sekali.

Urrrgghhh harus ya dia mandi pake dengerin lagu dan nyanyi-nyanyi nggak jelas gitu? Berisik amat!

Aku memungut pakaian ku dan sarungkan semula ke tubuhku. Lebih baik aku pulang dan sambung tidur ku di rumah sahaja. Pasti lebih nyaman dan sepi. Sebelum aku keluar dari kamar hotel itu aku sempat menulis note buat si dia.

Thanks for the wonderful night handsome.

xoxo,

A

Meletakkan nya di samping dompet nya dan segera pergi dari tempat ini. Aku memberhenti kan taksi dan menyebut alamat tujuan ku. Aku menutup mataku selama di dalam perjalanan. Badan ku serasa mau remuk. Belum lagi pusing di kepala ku ini. Setelah 25 minit aku tiba di destinasi. Aku berjalan sempoyongan memicit lift dan naik ke lantai penthouse. Iya, apartmen. Aku lagi di Singapur, tepatnya di rumah ibuku dan keluarga barunya. Aku di suruh ke sini atas permintaan ibuku. Kangen katanya. Aku membuka pintu apartmen tersebut dengan kunci cadangan yang dikasi sama ibuku. Perlahan aku masuk dan menuju ke kamar ku di lantai dua itu. Tentu saja semua penghuni rumah ini sedang tidur soal nya udah jam 5 pagi. Sebentar lagi pasti pembantu rumah ini bangun. Tanpa peduli untuk menyalin baju, aku terus mendarat ke atas katil. Dan tidak lama kemudian aku sudah masuk ke alam mimpiku.

============================================================

"KAAAAKAAAAKKKKKK BANGUUUUNNNNN!!!"

Dug!

"Aduhhhh!!!"

"Kak!! What is that sound?? Can you please open the door!!"

Aku terus bangun dari lantai kamarku setelah bokongku berjaya mendarat dengan mulusnya ke lantai. Aku membuka pintu dan terlihat wajah menyebalkan adik tiriku di depan pintu.

"What?! Can't you see I am sleeping??!!"

"Hehe, sorry kak. But mama asked me to wake you up and have breakfast together."

"Tell her I already had my breakfast and I will only wake up when it is lunch. Understood Tania?"

Dia hanya menggangguk kepalanya sebelum turun ke bawah semula. Aku nggak punya hubungan yang baik sama adik tiri ku itu. Soalnya dia itu masih bocah banget. Usianya baru 11 tahun tapi berlagak seperti remaja aja. Aku langsung kembali ke tempat tidur dan mencoba untuk tidur kembali. Baru sahaja mata ini menutup, suara ponsel ku berbunyi.

"Halo!" Siapa sih nggak marah kalau ada saja yang menganggu tidur nya.

"Hello? Kakak?"

Shit! Rupanya Papa yang menelefon.

"Eh iya Pa. Sorry nggak sengaja bentak. Kakak pikir siapa tadi."

"Oh iya nggak apa-apa. Kakak lagi ngapain? Udah breakfast?"

"Ini lagi mau tidur soalnya baru pulang tadi subuh. "

Ku tutup mulutku cepat.

Aduh gimana bisa aku keceplosan sih?

Terdengar hembusan nafas di hujung sana. Pasti deh sebentar lagi dia mengomel.

"Pulang subuh lagi? Kapan sih kakak mau berubah? Ingat kak, umur kakak itu udah 26 tahun. Bukan remaja lagi yang mau enjoy-enjoy saja. Sudah bisa punya suami dan keluarga. Sudah sehar-"

"Aduh Pa, simpan dulu ya ngomelnya? Nanti kakak pulang ke Jakarta baru sambung lagi. Ya udah Pa, kakak mau tidur dulu. Bye!"

Aku cepat-cepat matiin telepon ku tanpa pamit. Soalnya kalau Papa udah mulai ngomelnya nggak akan ada habis nya. Gimana aku mau nyambung acara tidur ku? Lebih baik aku menon-aktifkan ponsel ku jadi nggak akan keganggu lagi.


Izinkan Aku MencintaimuWhere stories live. Discover now