6

197 17 4
                                    


"Jadi apakah kau mau menjadi gadisku??"

Jeslyn terdiam menatap Jaxon, saat Jaxon mengatakan satu kalimat itu dengan lancar. Ia menatap Jaxon tidak percaya "kenapa kau mengatakan itu??" Tanyanya dengan suara yang sulit diartikan. Jaxon menatapnya bingung "apa yang salah dengan itu,Jesslyn?" Jeslyn hanya menggeleng menggeleng pelan "kau mengatakan itu seolah kita telah bertahun-tahun bersama".

Mata Jaxon sukses melebar mendengar ucapan Jeslyn "percayalah, jika aku mengenalmu lebih dari yang lain, bahkan Clarice pun tidak ada apa-apanya dibanding aku" ucap Jaxon meyakinkan Jeslyn. Lagi-lagi Jeslyn menggeleng "a-aku tidak bisa Jaxon" ucapnya lalu berdiri dan segera berlari dari tempat ia duduk tadi.

Jaxon tak akan tinggal diam melihat Jeslyn berlari begitu saja "tidak lagi untuk menjauh dariku, sayang". Ia segera mengejar Jeslyn dan akan menjelaskan bahwa ia tak perlu ragu pada Jaxon. "JESLYN!!!" teriaknya sambil mengejar Jeslyn yang sudah sampai di teras belakang mansionnya.


Hap....

Ia mendapatkan lengannya dan segera mendekap Jeslyn kearahnya untuk mengantisipasi jika Jeslyn memberontak. "Lepaskan aku, Jaxon!!.." "kau tak perlu ragu Jeslyn, aku bukan pria pembual seperti mantan priamu yang dulu, aku tak akan membiarkanmu pergi begitu saja dan aku tak akan pernah menyakitimu.. aku bersumpah" bisiknya dengan nada yang kentara serius membuat bulu kuduk Jeslyn meremang.

Sejenak Jeslynpun terdiam mendengar ucapan Jaxon tadi "aku tidak ingin sumpah atau janji Jaxon, aku hanya ingin bukti" ucapnya pelan. Jaxon pun menarik Jeslyn untuk menghadap wajahnya, dan mensejajarkan wajahnya dengan wajah Jeslyn "beri aku waktu dan kesempatan, aku akan membuktikannya padamu" Jeslyn menatap Jaxon dalam, seakan ia mencari celah kebohongan disana dan ternyata ia tidak melihat kebohongan sama sekali justru sebaliknya.

Akhirnya ia hanya diam dan melepaskan kedua tangan Jaxon dari wajahnya. Perlahan ia bergerak mundur sambil menggeleng pelan "aku masih belum bisa.... M-mungkin kau bisa mencobanya" tukasnya lalu berbalik pergi meninggalkan Jaxon yang mematung ditempatnya.

***

Jeslyn POV

Haruskah aku mempercayainya?? Entahlah aku tidak tahu apa yang kupikirkan. Hanya saja, aku belum bisa membuka hati. Aku memberinya waktu untuk menunjukkannya. Kita lihat saja nanti, apakah ia bisa memegang ucapannya atau tidak.

Akupun menatapnya sekali lagi, dari kejauhan. Ia masih disana.. ada raut memohon di wajah tampannya, siapa yang tidak luluh dengan wajah seperti itu? Ku akui ya, aku memang luluh. Tetapi tidak semudah itu. Aku mengangguk sekilas untuk mencoba meyakinkan diri sendiri bahwa ia berbeda.

Clarice datang menghampiriku dengan senyum mengembang di wajahnya, "apa yang kalian bicarakan tadi?" "Its nothing.." selaku saat ia akan menanyakan lebih banyak pertanyaan "its nothing? Apa maksudnya its nothing , Jeslyn?" Tukasnya sambil memutar bola matanya.

Aku terkekeh dan merangkulnya erat "tidak... Maksudku bukan percakapan yang berat.." "tapi berat bagiku, sayang" ucapanku terpotong oleh orang dibelakangku dan Clarice, Jaxon.. satu nama itu langsung muncul dikepalaku. Mana mungkin itu William.

Clarice menatap kami berdua bingung "sebenarnya ada apa diantara kalian berdua?" Tanyanya sekali lagi. Aku langsung menarik Clarice jauh-jauh dari Jaxon. "Hei Jess.. ada apa? Apa kau merasa terganggu olehnya? Aku bisa melaporkannya pada ayah dan ibuku" Clarice terus bertanya dan yang aku lakukan hanya tersenyum masam, sambil menyeretnya keluar dari tempat itu.

Author POV

Jeslyn terus menarik tangan Clarice, hingga mereka berdua sampai di ruang tengah. Clarice menatap Jeslyn menuntut jawaban "arrghh... Fine!! Ia memintaku menjadi pacarnya!" Jeslyn mengatakannya dengan gusar. Dan Clarice terdiam beberapa saat, hingga matanya melotot dan ia mulai heboh sendiri "ap-apa katamu?!! Dia? Dia menginginkanmu jadi pacarnya?!!" Suara Clarice terlalu keras sampai William dan Justin yang kebetulan sedang lewat menghampiri mereka berdua.

"Hei... hei apa ini?" Tanya Justin bingung. Sementara Jeslyn hanya menunduk malu, dan menyumpahi Clarice dalam hati, karena mulut besarnya. "Oh.. jadi ia sudah mengatakannya, Jess?" Tanya William, sengaja menyenggol Jeslyn. Jeslyn sedikit terhuyung dan menatap William tajam. "Jadi apa jawabanmu cantik?" Tanya Justin seraya mengusap kepala Clarice, yang membuat Clarice bersungut sebal.

"A-aku belum bisa..." "Ia akan menjawabnya nanti, dad" Jaxon datang di saat yang tepat. Ia pun menarik Jeslyn untuk mendekat kearahnya, lalu merangkul pinggangnya. "Tidak mudah untuk membuatnya, menjawab 'ya' dad"

Cup...

Dengan sembarangan, Jaxon mencium pipinya di depan keluarganya.

Jaxon sialan!!








Hiatus yang lumayan lama ya wahai pembaca setia Jaxon 😅

Next chapter selanjutnya on process 😉

Jaxon(New Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang