[LAST PART AUTHOR PRIVATE]
[COMPLETE]
Di sekolah, Nagahama Neru si pecinta novel misteri tidak punya teman. Ia pun selalu ditindas teman-teman sekolahnya. Namun setelah mengalamai kecelakaan, Neru bisa melihat peristiwa pembunuhan yang terjadi pada...
Sayanee menyiapkan perangkap sebelum nya, dengan cara meletakkan boneka kayu dengan jas ia gunakan duduk didepan Neru.
Hingga saat ini, mata Neru menangkap sosok yang saat ini tiba-tiba saja membuat nya tenang dan damai.
"Rencanapun muncul dengan sendirinya, dan ku coba pada... Habu", masih Sayanee melanjutkan ceritanya.
Hingga Neru saat ini bertemu pandang dengan Techi yang ada di lantai atas memberi aba-aba.
"Ssstt...", guma Techi mencoba menenangkan Neru yang tampak panik.
Neru menggeleng kan kepalanya berulangkali, memberi kode kalau dia berada dalam jebakan Sayanee.
"Kenapa?", gumam Techi membentuk pola bibir saja.
"Tenang saja aku akan menolong mu!!", lanjutnya.
Neru masih saja menggeleng seolah menyuruh Techi berhenti.
"Awalnya aku merasa aneh tapi akhirnya aku sadar", masih panjang lebar Sayanee menerangkan.
"Saat menilai perbuatan mereka, muncullah diriku yang lain. Kenapa jadi mirip film ayahmu ya? Hahahah....", canda Sayanee tidak jelas.
Lain sisi, Techi dengan pelan mulai menyiapkan penyelamatan. Dengan tali yang telah ia kencangkan di beton sudut itu dia merangkak menata agars suaranya tidaj terdengar oleh Sayanee.
"Ya. Teruslah mengoceh.. akan kuberi kejutan", gumam Techi pelan.
"Cukup begini..", kekeh Techi saat melihat Talinya sudah tampak aman.
"Posisinya bagu, jaraknya pas..saatnya untuk keadilan!!", lanjutnya menata pendaratan dengan tali tersebut.
"Baiklah mulai...!!", teriak Techi.
Cukup kuat Techi menarik dirinya ala tarzan dan berteriak aauuwwooo... mendepak punggung yang telah ia perhitungkan sejak tadi. Hingga ...
BRUAAGGHTTT....
Pendaratan Techi menabrak sesuatu yang keras, bukan Sayanee melainkan boneka kayu yang kini mulai terpecah berai. Punggu Techi menghantam lantai beton membuat rasanya tak karuan.
"Dengan begini kurasa...",Techi bangun lalu melihat posisinya terjatuh tadi.
"Hahh...ap..apa ini?", ungkap Techi sebal melihat kayu kayu yang berserakan dilantai dibelakang nya.
Lalu selang beberapa meter, suara tawa dari suara Sayanee membuat Techi menoleh kaget. Sayanee tertawa puas tepat disamping tiang dengan ikatan tali yang terhubung pada tubuh Neru.
"Huh..pemeran utamanya sudah keluar nih!!", gumam Sayanee bertepuk tangan puas.
"Nah, kalau begitu saat nya pertunjukan.."
Sayanee merubah posisi berdirinya kearah tali ditiang tersebut.
"A..apa yang akan kau lakukan?", tampak Techi begitu terkejut.
"Ucapkanlah salam perpisahan pada kekasihmu.. Ah, kalau begini aku juga sangat merindukan Milky !!"
Gumam Sayanee tidak jelas lalu dengan ringan memotong tali yang tergantung untuk menahan tubuh Neru. Lalu....
Ctasss.....
Tali tampak terputus membuat tubuh Neru lepas begitu saja dari udara.
"Neruuuuu.....", teriak Techi lari kearah Neru yang sudah mulai cepat terdorong jatuh karena tidak ada penahan lagi.
Tapi sayang hanya beberapa langkah lalu punggung Techi tampak ambruk karena pukulan kencang dari kayu balok yang Sayanee hantamkan kearah Techi.
"Huh...enggak boleh!!", ucap Sayanee puas.
"Argghhh tidak...", teriak Techi masih dalam posisi jongkok lemas melihat Neru ambruk mulai menghilang dari pinggiran gedung kearah bawah itu.
Bughhhh...
Leher belakang Techi untuk kedua kalinya Sayanee hantam dengan balok kayu. Seutuhnya kini Techi kehilangan kesadaran.
"Jangan kalap begitu anak kecil...aku juga tidak akan membiarkannya mati semudah itu"
Ujung tali tersebut Sayanee beri baja panjang, untuh tertahan pada pipa besi atap beton ruangan itu. Membuat Neru masih bergelantungan mirip yoyo diudara...gerakan atas bawah gerakan atas bawah karena ia tejatuh dengan cukup tiba-tiba.
Air mata Neru tidak terbendung, menangis menjadi-jadi.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Lima menit kemudian....
Suara keras nafas dari Sayanee, tampak menarik tubuh Neru yang bergelantungan itupun begitu keringatnya begitu banjir.
"Sial lebih berat dari apa yang kukira. Yosh..sedikit lagi!"
Lalu masih lama kemudian dia menarik tubuh Neru yang sudah sampai di lantai lagi.
"Yosh..sekarang boleh dibuka !", ucap Sayanee lalu menarik kuat lakban yang membungkam bibir Neru.
"Uph....", wajah Neru tampak mual karena kejadian barusan. Hingga dia beberapa kali memuntahkan isi perutnya.
"Wah..wah, kaget sekali ya?"
"Tapi kamu benar-benar berfikir akan mati ya?", keluh Sayanee tersenyum picik.
"Techi....", gumam Neru sambil menangis melihat kondisi Techi tergeletak dilantai itu.
"Masalah kita sekarang... adalah dengan cara apa? Hehehe...", suara itu keluar dari raut bahagia wajah Sayanee.