69. Still I Miss You

Start from the beginning
                                    

"Lebih baik aku pergi saja," Lirihnya.

Moni melangkah pergi, namun baru saja kakinya melangkah 2 langkah, kedua kakinya kembali terhenti. "Tidak! Sebentar lagi dia pasti akan datang."

Moni mengeluarkan ponselnya, mencoba melihat jam yang tertera di layar ponselnya. Gadis itu menghela nafas saat melihat jam sudah menunjukkan pukul 19:51. Jujur saja ia sudah menunggu lebih dari 1 jam, perutnya bahkan sudah mengeluarkan bunyi beberapa kali.

Kedua matanya kembalj menatap jalanan yang sepi, bibirnya yang merah sudah berubah warna menjadi pink pucat karena kedinginan, kedua pipinya bahkan memerah akibat cuaca yang boleh dibilang sedikit ekstrem.

"Tidak, dia pasti akan segera datang. Ia akan membawamu ke rumah eomma dan appa, kalian akan membahas pernikahan kalian. Tunggulah sebentar lagi " lagi-lagi Moni memcoba menenangkan dirinya sendiri, walau sebenarnya sudah berkali-kali ia mengatakan hal itu pada dirinya sendiri.

Senyuman Moni akhirnya terukir di sepanjang bibir pucatnya setelah ia melihat sebuah mobil sedan berwarna hitam yang terhenti di depannya, namun senyuman itu tak berlansung lama saat ia menyadari bahwa mobil itu bukanlah mobilnya Lay, melainkan Sungyeol. Ia kenal benar mobil itu walaupun ia tak melihat siapa yang mengendarainya.

Moni mengigit bibirnya, gadis itu segera membuang muka, berpura-pura tidak melihat mobil sedan yang terparkir beberapa langkah darinya.

Sungyeol yang tengah mengendarai mobil sedan hitam itu melirik Moni melalui kaca spion, ia menatap gadis itu dengan lekat. Sebenarnya Ia buru-buru pulang dari apartment Yuju karena ia berpikir untuk menunda membahas pernikahan mreka.

Sialnya, atau mungkin untungnya, tanpa sengaja ia malah melihat gadis yang ia cintai tengah berdiri di depan sebuah toko. Ia terlihat sedang menunggu seseorang. Apa ia menunggu jemputan?

Sungyeol melepas seatbelt yang menyilang di tubuhnya, baru saja ia berniat membuka pintu mobilnya, namun dnegan segera ia mengurungkan niatnya itu, mengingat bahwa gadis yang ia cintai sudah punya calon pasangan hidup.

Tep! Sungyeol menyandarkan dirinya, ia menatap Moni dengan tatapan kosong.

Pria itu menunduk, lalu mengangkat kepalanya kembali. Ia memasang seatbelt kembali, setelah itu ia menjalankan mobilnya, meninggalkan gadis itu bersama dengan terpaan angin malam yang dingin.

"Tega tidak tega, kau harus tega Yeol-ah."

Sungyeol menjalankan mobilnya, ia sempat mengintip Moni melalui kaca spionnya, pria itu menghela nafas. Ia mempercepat laju mobilnya, mobil sedan berwarna hitam itu melaju cepat melewati hembusan-hembusan angin yang berhembus secara berlawanan.

Matanya memerah, pria itu mencengkram setir mobilnya, hingga akhirnya.. Nyrettt!!!! Ban mobiknya bergesekkan dengan aspal jalanan, membuat mobilnya berhasil berhenti di tepi jalan.

Kenapa semuanya jadi begini.. 

Lagi-lagi ia menghela nafas, kini Sungyeol kembali menjalankan mobilnya, ia memutar mobilnya lalu melaju cepat, apakah ia mau kembali ke tempat tadi lagi?

Sungyeol mempercepat laju mobilnya, mengingat bahwa gadis yang berdiri di depan toko itu pasti sudah kedinginan, ia menyesali dirinya yang tidak mengacuhkan gadis itu. Brmmmm.. Lagi-lagi Sungyeol menaikan kecepatan mobilnya, dan..

Deg! Tatapan mata Sungyeol berubah menjadi kosong. Laju mobilnya kini melambat, pria itu sekali lagi mengumpat kesal, dirinya terlambat lagi.

Lay sudah datang..

Tatapan kecewa tersirat jelas di kedua mata Sungyeol, pria itu tak dapat menutupi kekecewaannya, lagi-lagi dadanya terasa perih.

"Sudah kubilang ia sudah punya Lay, tidak seharusnya aku ikut campur urusannya." Sungyeol mencoba untuk tersenyum, ia memutar mobilnya lalu melaju kearah berlawanan.

Married Without Love Where stories live. Discover now