bagian 4

7.5K 739 92
                                    

"Jangan penasaran, nanti kamu menyesal. Kadang rasa penasaran bisa membunuh secara tiba-tiba."

*****

Akhirnya bisa serius memulai cerita ini. :'D
Semoga kalian menyukainya.
Tapi ingat, kita berjalan secara perlahan-lahan.

Memulai kisah unik yang akan membuatmu terus menantikannya. 😂
#plak pede banget diriku

Happy reading.

Selamat Jatuh Cinta. 💞


*****

"Apa maksudnya dengan tidak boleh membawa ponsel? Kita tidak diizinkan begitu? Why?! Aku bisa gila jika itu terjadi." Cerocos William yang kini dengan sengaja duduk di samping Alicia.

Seketika itu juga, Alicia langsung mengangkat kepalanya. Menatap tajam ke arah Alicia. Bukannya takut, Willima justru memperlihatkan senyuman manis padanya. Membuat Alicia membuang mukanya malas.

"Itu yang di katakan oleh Rektor. Disana, tidak ada sinyal sama sekali. Lalu, mereka adalah penduduk yang jauh dari peradapan. Mereka bahkan hanya menggunakan alat penerangan sederhana yang mereka buat sendiri,"

"Maksudmu, tidak menggunakan listik?" Ucap Jeremy yang mendudukan dirinya di samping William.

"Iya, tidak ada listrik. Rumah mereka juga terbuat dari bahan-bahan yang di dapatkan di hutan. Benar-benar seperti kehidupan zaman dahulu." Terang Frans serius.

Alicia memiringkan kepalanya. "Lalu, untuk apa kita kesana? Yakin hanya sebuah riset saja?"

"Aku juga tidak tahu pasti. Mengingat Rektor tidak menjelaskan lebih lanjut tujuan kita kesana selain hanya untuk riset."

"Apa itu tidak mencurigakan?" Gumam Jasmine menyauti. "Kita pergi kesana, tapi tidak di perbolehkan membawa ponsel. Lalu jika terjadi sesuatu dengan kita? Bagaimana kita akan mencari bantuan?"

"Benar juga katamu, sangat mencurigakan." Angguk Jeremy mengiyakan ucapan Jasmine. Karena terasa sangat aneh disini.

Tiba-tiba saja mereka di pilih untuk melakukan riset. Padahal mahasiswa di Universitas bukan hanya mereka. Kenapa hanya mereka berenam yang di pilih. Membuat mereka menjadi penasaran akan alasan di baliknya.

"Kalian tidak akan pergi?" Tanya Keith singkat. Dia yang sejak tadi hanya diam kini mulai ikut dalam perbincangan.

Kepala semua orang yang ada disitu langsung menoleh ke arah Keith.

"Aku akan melakukannya." Balas Jeremy.

"Aku juga, aku tidak mungkin pergi ke tempat yang misterius seperti itu." Imbuh William menambahi.

"Bukankah Frans tadi sudah menjelaskan semua. Jadi tidak bisa di bilang misterius. Itu tidak bisa di jadikan alasan."

Jeremy yang tepat duduk di depan Keith membuka mulutnya. Kenapa Keith malah terlihat ingin pergi kesana, walaupun tidak di perbolehkan membawa ponsel.

PREGGO Where stories live. Discover now