5. Owner D'Rempongers

1 0 0
                                    

Tidak dapat dipungkiri kalau karakter manusia itu bermacam-macam. Pemalu, pemarah, lebay dan alay, baper, dan banyak lagi. Parahnya itu semua ada dalam diri pemilik kucing. Berhati-hatilah berbicara pada pecinta kucing karena tingkat sensitifnya luar binasah. Sungguh.

Seringkali mendapati customer cerewet tambah bawel pula yang waktu bawa kucingnya itu gendongnya mesti super duper hati-hati, pelan-pelan waktu menurunkan dari gendongan yang kalau salah angkat sedikit langsung deh keluar ngambeknya. Groomers mungkin sering mendapati ini tapi yang namanya pelayanan jadi harus menurut apa kata dunia [?]. Ok, itu tidak ada masalah jika kucingnya jinak dan penurut tapi tidak sedikit loh kucing yang kalau tahu bau orang asing langsung deh pasang kuda-kuda atraksi. Dan groomer mesti serba salah menghadapi yang begini. Dipegang salah nggak dipegang tambah salah.

Kalau pelanggan yang baik itu pasti pengertian. Dia selalu tahu karakter kucing itu memang macam-macam bahkan mereka biasanya ngasih tahu dulu kalau kucingnya agak agresif dan nakal jadi akan maklum kalau melihat kucingnya mungkin melompat waktu digendong.

Pernah sekali waktu datang customer pria baya membawa kucingnya dan menyerahkan perawatannya terserah bagaimana baiknya. Itu yang kusuka hehehe... Jadi kucingnya itu sempat berkutu sebelumnya sehingga banyak tersisa telur kutu yang mati dan kering di ujung-ujung rambut kucing. Bulunya sangat kasar dan masalah seperti ini tidak bisa hanya dimandikan. Telur kutu yang mati mengering tidak bisa langsung hilang selain dicukur. Kalau tidak, proses hilangnya akan memakan sedikit lama. Si kucing ini juga jamuran jadi diputuskan untuk grooming perawatan.

Setelah selesai semua dan saya jelaskan pada pada owner, kucing dibawa pulang. Tak lama saya mendapat telpon dari istri customer tadi dengan nada yang 'wow' dan saya langsung badmood. Beliau dengan nada sedikit nyolot mempertanyakan keadaan kucingnya tadi kenapa bisa seperti itu. Awalnya saya tidak mengerti maksudnya dan setelah saya tanya lagi ternyata dia mempermasalahkan bagian ekor yang pitak. Saya jelaskan bahwa itu karena ada jamurnya jadi dicabut. Beliau nyolot lagi bagaimana menanganinya, kemudian saya jawab kalau saya sudah jelaskan pada suaminya tadi. berhubung masih tetap nyolot dengan sedikit kesal namun harus tetap sabar dan tenang saya pun akhirnya menjelaskan ulang sama seperti yang saya jelaskan pada suami beliau tadi. Setelah itu barulah suaranya terdengar sangat woles.

Karakter setingkat menyebalkan sangat banyak juga. Banyak tanya tapi nggak diperhatiin waktu jawab dan besoknya tanya lagi. Atau dilain hari ada 'tuh yang tanya tapi sudah dijawab mereka masih ngotot dengan pendapatnya sendiri yang dianggapnya 'benar'. Jadi bingung mau kasih penjelasan. Misalnya saja ada yang kucingnya nggak mau makan dan maunya makan yang basah [wet food] padahal itu kurang bagus untuk gigi kucing karena bisa mengakibatkan karang gigi. Setelah diberikan penjelasan panjang kali lebar kali tinggi rendah dataran di Bumi, si pemilik jawabnya selalu dengan 'tapi'. "Tapi kucing saya susah makan kalau nggak pakai yang basah jadi nggak ada pilihan".

Baiklah, saya mengerti kalau kucing sudah susah makan itu pemilik yang resah gegana. Tapi semua itu bisa diakali dengan mengajarinya setiap hari. Perlahan dengan memberinya makanan campur kering dan basah. Cara ini dilakukan bertahap porsinya hingga akhirnya bisa sepenuhnya pakai makanan kering khusus kucing sedangkan makanan basah diberikan sebagai pancingan aroma saja. Makanan basah juga biasanya cukup dua minggu sekali atau sebulan sekali.

Di luar itu semua yang namanya cat lover sudah pasti sedikit-sedikit khawatir jika kucingnya nggak mau makan. Mereka bisa jadi bosan dengan makanan yang itu-itu saja karena itu sebaiknya dibelikan makanan pengganti dengan kwalitas sama tapi beda rasa, itu bisa menjadi alternative.

---000---    

GROOMERS DIARYWhere stories live. Discover now