Si Pecundang

451 59 5
                                    

Musim dingin di jepang menerpa Isfan yang terpaksa tidak dapat pergi keluar rumah karena badai salju yang begitu mengerikan. Apartemen yang disewanya harus bernasib menyedihkan karena pemanas ruangan di rumah itu mati. Mengungsi ke rumah Youichi, Isfan harus dihadapkan pada curhatan dari tetangga Youichi yang tidak mau berhenti mengoceh. Youichi yang melihat merasa bersalah, ia memberikan tempatnya kepada Isfan yang terlihat sedikit menyedihkan. Pemilik apartemen Isfan berjanji akan memberikan service kepadanya dalam kurun waktu lima hari. Mereka bertiga memutuskan untuk pergi ke onsen dan semua itu ide Aguri tentu saja, tak ada yang bisa menghentikannya.

Youichi dan Isfan yang berada di ruangan yang sama, duduk saling berhadapan dan memejamkan mata. Merasakan kehangatan akhirnya meresap ke setiap sel dalam tubuh mereka. Youichi membuka obrolan dengan berkata "Kau tak perlu meladeni A-chan, kau tahu itu" ujar Youichi pelan.

 Isfan terkekeh "Aku tak bisa menghentikannya. Kurasa kau tahu maksudku." Youichi bergidik mendengar jawaban Isfan "Yeah kurasa begitu. Perempuan itu tak bisa dikendalikan begitu saja" 

"Ia sedang patah hati Youichi, biarkan saja" Isfan menepuk bahu Youichi pelan sebelum bangkit dari tempat mandi dan membasuh tubuhnya. 

Aguri Youchi dan Isfan menjadi dekat sekali saat semester baru dimulai. Meski ketiganya tidak berada di jurusan yang sama, mereka akan selalu menyempatkan waktu untuk sekedar makan siang atau jalan - jalan mengelilingi Tokyo dan sekitarnya. Isfan mengakui, perubahan suasana seperti ini membuatnya sedikit mengesampingkan pikirannya tentang Sana dan melanjutkan hidupnya dengan terartur. 

Kebiasaan Aguri mengabadikan momen membuat Isfan sedikit menyukai fotografi. Ia mengirim banyak foto kepada kedua sahabat dan juga keluarganya. Ia menjadi juru kamera untuk pernikahan kakaknya. Sesuatu yang sangat tidak terduga baginya. Kakaknya berkata "Kenapa aku harus membuang uang dengan menyewa fotografer kalau adikku bisa melakukannya dengan gratis" Isfan akhirnya terpaksa mengikuti keinginan kakaknya dan memohon untuk les privat dari Aguri selama dua bulan berturut -turut. 

Hasilnya... Well, ia bisa berbangga hati karena kakaknya mencetak foto pernikahan dengan ukuran fantastis di ruang keluarga. 

Empat tahun bukan waktu yang terlalu lama namun juga bukan waktu yang terlalu cepat untuk dilalui Isfan seorang diri di negeri Sakura ini. Isfan pulang saat liburan musim dinginnya di tahun ke dua. Ibu dan ayahnya memaksa untuk menjemput meski sudah Isfan katakan ia bisa pulang ke rumah sendiri dengan taksi. 

Keponakannya bertambah di tahun terakhir kuliahnya. Bayi mungil dengan berat hampir empat kilogram itu sangat lucu dan Isfan tak percaya, kakak perempuannya sekarang sudah menjadi seorang ibu. Acara kumpul keluarga adalah hal yang tak terlalu disukai Isfan karena tentu saja orang - orang yang sangat terlalu ingin ikut campur dalam kehidupannya mengganggu harinya yang nyaman bersantai di rumah orang tua. 

Salah seorang kerabat Isfan bertanya dengan gamblang pada suatu pagi, merusak mood baiknya. "Isfan, kudengar kau tak punya kekasih hingga sekarang? Mau tante kenalkan? teman anakku ada yang belum memiliki suami dan dia sangat cantik" 

Isfan berhenti mengunyah cakwenya dan meminta bantuan ibunya lewat sorot mata. Ibu Isfan hanya tertawa kecil dan menjawab "Anakku lebih mencintai tugas dari profesornya untuk sekarang" 

"Tapi alangkah baiknya Ipan punya pacar. Dia kan sudah hampir tamat dan sebentar lagi bekerja....bla..bla..blaa.blaa"

Dan dimulailah, pertanyaan para ibu - ibu abad 21 yang selalu membuat Isfan memutar kedua bola matanya. 

Isfan memilih berjalan keluar komplek. Rumahnya sangat sesak oleh orang - orang yang ingin melihat keponakannya, dan juga yang ingin melihatnya setelah sekian lama dengan harapan menjodohkan anak mereka dengannya. Bukannya Isfan tidak menyukai mereka, para tante dan omnya sangat baik tentu saja tetapi ia tidak ingin dijodohkan. 'Seperti aku tak laku saja' gerutu Isfan di dalam hati dan mulai melangkahkan kakinya menuju lapangan tenis terdekat. 

WhirlwindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang