Chapter 1

2.8K 255 26
                                    

Mengejar seorang wanita memang tidak mudah. Sedikit sedikit mereka akan berteriak, diam, tersenyum, terlihat sedih, ikhlas, menangis, dan menangis lagi sampai batas waktu yang tidak ditentukan

Yunho menggeram pelan. Ia menggelengkan kepalanya. Ia tidak percaya jika harus terlihat seperti orang bodoh saat menjelaskan kejadian di lift tadi pada Ahra

Yang ada Ahra malah tersenyum. Lalu dia bilang tidak apa-apa, dan selanjutnya wanita itu tiba-tiba menangis. Membuat Yunho ngeri

"Aku tidak mengerti wanita"

Yunho keluar dari lift dan melihat sekeliling department dimana tempatnya bekerja. Diujung ruangan ini merupakan ruang khusus terbaru miliknya

Syukurlah, Yunho tidak harus membagi meja dengan Yoochun yang hanya dihalangi sekat yang tingginya bahkan masih dapat dijangkau Yoochun yang senang menjahilinya

"Yo Yunho, apa boss masih punya putera lain? Aku juga ingin punya ruangan pribadi" Yoochun melempar bola kecil dari kertas dan mengenai wajah Yunho

"Ada" Yunho menjawab pertanyaan Yoochun sambil mengelus kepalanya yang ditimpuk, "Kau bisa menjadi babysitter Taepoong-anjingku jika mau. Aku sedang mencari pelatih untuknya"

"Sialan kau" kata Yoochun bercanda

Sebelum membuka pintu ruangannya, Yunho sekilas memandang meja sekretaris yang masih kosong. Letaknya tepat didepan ruangannya sendiri

Sepertinya Yunho akan kesulitan untuk beberapa hari kedepan. Bahkan jika Ahra tidak memberinya kesempatan, Yunho mau tidak mau harus menyeleksi ulang karyawan disini untuk dijadikan sebagai sekretarisnya

Yunho masuk keruangannya

"Paman darimana saja kau? Aku menunggu selama lima belas menit lebih"

Yunho mendelik sebal karena selain memarahinya, Jaejoong juga duduk dikursi panasnya. Padahal dia saja baru beberapa jam mendudukinya

"Berdiri dari kursi ku" bentak Yunho

"Kenapa?"

"Karena kursi itu bukan untuk bocah sepertimu" Yunho menaruh kedua tangannya pada lengan kursi. Ia mendorongnya hingga Jaejoong harus bertumpu pada kekuatan bokongnya agar tidak tergelincir jatuh

"Paman hentikan, aku bisa jatuh" Jaejoong berteriak ngeri. Takut jatuh

Yunho memiringkan kursinya 90 derajat hingga tubuh Jaejoong merosot ke lantai.
Jaejoong meringis kesakitan. Ia memegang bokongnya, "Kau sungguh lancang, paman idiot"

Jaejoong berdiri. Berhadapan dengan Yunho. Mereka saling mengintimidasi satu sama lain. Jaejoong tidak mau mengalah,
"Bukan untuk bocah seperti ku, huh? Kau lupa jika tanpa Papa kau bukan siapa-siapa"

"Kau memang minta dipukul" Yunho mencengkram pundak Jaejoong dengan kuat

"Sakitttt......" Jaejoong meraung kesakitan, "Kau menyakiti ku lagi"

Yunho sadar dan langsung melepas cengkramannya, "Jae maaf"

"........."

Jaejoong marah dan tidak ingin melihat wajah Yunho, "Akan ku adukan pada Papa. Kau akan kehilangan pekerjaan mu "

"Kau tidak berani" Yunho mulai gemetar. Ia yakin Jaejoong benar-benar akan melakukannya

"Tentu saja berani. Aku kan anak kesayangan Papa" sekarang Jaejoong menatap Yunho. Tatapannya menusuk tajam, "Kau akan menyesal nanti"

Yunho The Handsome Slave (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang