"Aku baru dapat kabar kalau beberapa waktu lalu, data di kantor forensik di Hacking", lanjut Akanen santai.
"Apa?!", mata Yuuka kali ini melebar tampak kaget.
"Sepertinya data kita telah diambil", balas Akanen kembali.
"Dengan data seperti itu, cerita tentang mimpi dan sejenisnya pasti bisa dikarang 'kan?", keluh nya kembali.
"Ya, tapi untuk apa?", tanya Yuuka menundukkan kepalanya.
"Hanya ingin jadi pusat perhatian. Biasalah anak jaman sekarang!" balas Akenen.
"Mungkin saja... demi gengsi dan khayalan. Dalam keputusan mereka sendiri!", keluh Yuuka masih membayangkan ingatannya terhadap wajah dingin Techi.
"Lagi pula, murid yang bernama Hirate Yurina itu sepertinya tahu sesuatu", lanjut Yuuka.
"Hmm...menurut ku juga begitu !!", balas Akanen kali ini cukup kaget karena Yuuka mengambil tempat disebelah nya. Beton lebar yang biasa buat ia tidur bermalas-malasan, Yuuka dengan senyum ikut berbaring di sebelahnya.
Saling memandang dan pandangan mata yang teduh.
"Ozeki-san sedang ku suruh untuk mengawasi dia, jadi kita tunggu saja!", gumam Akanen menelan ludah dengan susah payah karena mata mereka benar-benar bertemu.
Yuuka memejamkan matanya, Akanen hanya dapat meniti wajah samping gadis yang selalu ada di otaknya. Menyembunyikan perasaan nya cukup rapi beberapa tahun ini.
.
.
..
...
Siang hari dengan terik yang menyengat, di Apartemen Sayanee tampak masih dengan Neru yang membersihkan beberapa perkakas yang ada diruangan cukup lebar itu.
Keringat nya cukup terkuras setelah hampir 4 jam membersihkan ditiap sudut Apartemen itu.
Kali ini dia benar-benar meresa tubuhnya lelah bukan main, menyandarkan kasar tubuhnya disofa denmark milik senseinya itu.
"Lelah juga..Fuh", gumam Neru menyeka keringat nya.
"Buku-buku lama itu diapakan ya? Kurapikan dulu, deh"
Hingga dia kali ini melihat pintu kecil di pantri dapur.
"Oh, iya! 'Kan ada ruang serba guna!!", ucapnya.
Lalu dia menggotong beberapa kardus berisi kan kumpulan buku tebal untuk memasuki ruangan yang ia lihat tadi.
Begitu berdebu dan dipenuhi beberapa sarang laba-laba, dengan banyak pipa saluran udara dan juga air.
"Nggak ada lampu, dan sinar matahari juga nggak masuk.."
"Eh..", ungkap Neru.
Kali ini langkahnya terhenti, melihat sesuatu yang mencolok disudut ruangan.
"Eh, kok ada kulkas disini?", tanya Neru masih meniti kulkas kecil didepan nya.
Hingga dia meletakan asal kardus yang sejak tadi dia bawa.
Membuka pintu kulkas kecil yang sangat membuatnya penasaran.
.
.
..
...
Kembali dengan matahari yang masih tampak lebih tinggi dari beberapa gedung tinggi yang tampak dari atap kantor kepolisian wilayah kota ini.
Masih dengan mata yang terpejam diantara dua gadis cantik saat ini.
"Tapi, dipikir bagaimanapun. Tujuan pembunuhan ini belum bisa diketahui!", gumam Akenen masih memandang wajah cantik Yuuka dari sampingnya.
"Kenapa harus mengambil organ korban?"
"Yang selama ini terjadi...", gumam Yuuka lalu merubah posisi terbaring nya menjadi berhadapan dengan Akanen.
YOU ARE READING
Memory of Mask 'COMPLETE' Adapted from Manhwa
Mystery / Thriller[LAST PART AUTHOR PRIVATE] [COMPLETE] Di sekolah, Nagahama Neru si pecinta novel misteri tidak punya teman. Ia pun selalu ditindas teman-teman sekolahnya. Namun setelah mengalamai kecelakaan, Neru bisa melihat peristiwa pembunuhan yang terjadi pada...
File. 12 Krisis
Start from the beginning
