Saat Julio tengah memperhatikan hutan Dunkelheit dengan segala godaannya, dia melihat dua titik merah yang terlihat seperti mata. Julio langsung berdiri dengan cukup terkejut. Baru kali ini dia melihat hal itu. Didekati Julio perbatasan sungai Moria agar lebih dekat dengan hutan penggoda itu, tapi mata itu segera lenyap dari sana. Julio mundur perlahan dan kembali duduk. Matanya awas memperhatikan hutan kelam itu sekali lagi.

➴➵➶

"Saya akan berangkat pagi besok, Yang Mulia," jawab Julio saat sang raja bertanya kapan dia akan pergi.

"Para pelayan akan menyiapkan bekal untukmu dan kau boleh kembali ke istana satu minggu sekali untuk mengambil bekal serta pakaianmu." Julio kembali mengangguk. Joanna yang sedari tadi duduk di sebelah ayahnya bertanya-tanya, ke mana Julio akan pergi.

"Ayah, dia akan ke mana?"

Orman Hawthorne menatap binar keingintahuan milik Joanna. Dia sudah memutuskan untuk tidak memberitahu Joanna ke mana Julio akan pergi. Orman Hawthorne melakukan semua ini untuk menjauhkan Julio dari Joanna. Berbahaya jika putrinya itu terus-terusan menggoda Julio. Dia tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi pada anak perempuannya. "Dia aku tugaskan ke desa tetangga. Menjadi mata-mata untuk melihat sejauh mana bangsa Viking dan Lleber bergerak," dusta sang raja.

"Kenapa harus dia?"

"Karena dia harus bisa menunjukkan kebolehannya untuk bisa menjadi anggota istana." Joanna menoleh pada kakaknya. Sang raja menatap putranya dengan sorot mata terima kasih. Dia tidak tahu harus menjelaskan omong kosong pada Joanna yang selalu bisa membaca kebohongannya.

"Berapa lama dia pergi?" tampaknya Joanna benar-benar keberatan. Tentu saja, dia akan kehilangan mainan barunya.

"Satu bulan, seminggu sekali dia akan pulang untuk mengambil makanan," jawab sang raja setelah mampu menemukan kepercayaan dirinya.

"Makanan? Apakah dia semanja itu sehingga harus dipasok makanan setiap minggu. Kurasa di desa tetangga dia bisa makan. Cukup memberinya uang untuk membeli makanan." Orman Hawthorne dan Felix Hawthorne sama-sama terdiam karena ucapan Joanna. Mereka seolah lupa Joanna adalah wanita cerdas.

"Jika bisa membawa, kenapa harus membeli. Uangnya bisa disimpan untuk keperluan lain. Lagi pula ini fasilitas dari kerajaan."

Ketiga pasang mata itu langsung menatap Julio Harding. Sang raja dan sang pangeran harus berterima kasih dengan jawaban Julio, tapi tidak sang putri. Dia tidak suka ini. Merasa ada yang disembunyikan darinya. Joanna memutuskan untuk mencari tahunya sendiri nanti. Dilihatnya mata Julio yang penuh misteri membuat Joanna Hawthorne ingin membongkar semuanya.

"Kau juga akan memberikan laporan setiap minggunya padaku," ucapan penutup itu menjadi penegas kata-katanya tidak bisa diganggu gugat. Julio segera undur diri untuk kembali ke kamarnya lalu membereskan persiapan.

Orman Hawthorne melirik Joanna yang tengah diam sambil memainkan jarinya. Dia tahu pikiran anaknya itu terlempar jauh dan dia akan terus mengawasi Joanna, putrinya itu sungguh berarti untuk sang raja. Dia tidak ingin hanya karena seorang pria yang bisa kapan saja meninggalkannya, anaknya menderita. Seorang seperti Julio yang bertaruh nyawa bisa kapan saja gugur. Jadi sebelum permainan Joanna menjerumuskannya, dia akan mencegahnya sebisa mungkin.

"Bibimu akan datang ke kerajaan kita minggu ini. Bukankah sudah lama kau merindukannya?"

Joanna sontak menghadap ayahnya dan langsung mengubah raut wajahnya menjadi gembira. Ayahnya sangat tahu apa yang bisa membuat Joanna melupakan apa yang dia pikirkan. Dia akan melakukan berbagai cara agar semua ini tidak semakin membesar. Dia akan melindungi anggota keluarganya sebisa mungkin.

DUNKELHEIT [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang