"Jadi, jika orang tidak terlatih dia akan melakukan kebiasaan kecil saat berbohong...pernah lihat di film kan? Bola mata berputar ke kiri..memainkan bolpen?", lanjutnya.
Techi diam lalu melepas segala kegiatannya itu. Memperhatikan wajah Yuuka yang masih melibatkan nya didalam investigasi kepolisian.
"Jadi menurut anda aku ini sedang berbohong? Apa buktinya?"
"Bukankah ini seperti menginterogasi ku sebagai pembunuhnya?", ucap Techi mendobrak meja.
"Kalau memang diinterogasi sebagai pembunuh, saat ini kau pasti akan ketakutan setengah mati !!", celetuk Akanen ringan.
Techi seketika menoleh memandang wajah kedua Inspektur dihadapan nya.
"Pokoknya, tak ada lagi yang bisa aku katakan. Kami boleh pergi sekarang?", gertak Techi.
"Terserah, tapi.. kami akan menanyai teman mu itu dulu! Jadi biarkan aku bertanya kepadanya..", jawab Yuuka melirik wajah Neru yang tampak berbuah menjadi tegang.
Neru masih mengepalkan tangan, menahan rasa gugupnya.
Hampir Lima Belas Menit berlalu...
"Nah, jangan tegang. Tolong katakan apa yang kamu ketahui tentang ketiga orang yang tewas itu!!", ungkap Yuuka membuat Neru semakin gugup.
Masih menunduk kebawah tanpa melihat mata tajam dari Inspektur Yuuka.
Bibir Neru masih terkunci rapat karena sejak tadi dia hanya mengigit bibir bawahnya.
"Hentikan !! Dia tidak ada hubungannya..!", bentak Techi yang berada dibelakang Neru beberap meter.
"Aku tak tahu..", Neru menjawab masih dengan suara pelan.
"Eahhhh....", Akanen sesaat menguap cukup lebar lalu merenggangkan leher dan juga punggung nya, karena sejak dia menangani kasus rumit ini Akanen jarang tidur nyenyak.
"Kami ahli dalam bidang ini. Lebih baik kalian tidak keras kepala lagi !", tambah Akanen.
"Hei lagian kalian terus mengulur waktu. Ini melelahkan!", gerutu Akanen kesal.
Yuuka dan Neru seketika menoleh kearah belakang memandangi Akanen dan Techi tampak masih beradu argumen.
"Cih, sial ! Kalau Neru ingin cerita. Cerita saja !", Techi kali ini menyerah.
Nafas Neru masih tampak berat, lalu mengangkat kepalanya. Menghadap lawan bicaranya itu..
"Pemikiran yang bagus, katakan saja apa yang kamu ingin katakan!", seru Yuuka tampak melihat Neru.
Satu nafas panjang lolos dari Neru, menata kata dibalik kegugupan nya.
"Waktu itu aku kecelakaan, kecelakaan lalu lintas. Lalu saat aku bangun di Rumah Sakit ...", Neru masih mengeratkan genggaman tangannya dengan rok bawah yang ia kenakan.
"Sejak saat itu... Aku bermimpi !", ucap Neru sedikit mengeluh.
Kini senja pun sepenuhnya menutup bagian dari kantor kepolisian kota Tokyo ini, dengan Neru dan juga Techi masih mengenakan Seragam mereka masih tampak tegang karena beberapa pertanyaan dari Inspektur Yuuka dan Akanen.
Bercerita panjang lebar membuat Neru seketika menundukkan pandangan nya.
Akanen kembali menghisap Lolipopnya tampak masih fokus.
"Hmm.... Jadi, Kamu menyaksikan pembunuhan di tempat kejadian dalam mimpi mu? Karena itu, kalian berdua ingin menangkap pembunuhnya. Begitu?", tanya Akanen sedikit bergumam.
Techi tidak melepaskan pandangannya kearah Neru, masih tampak pucat dan juga tegang.
"Kalian terlalu banyak baca manga ya?", keluh Akanen.
YOU ARE READING
Memory of Mask 'COMPLETE' Adapted from Manhwa
Mystery / Thriller[LAST PART AUTHOR PRIVATE] [COMPLETE] Di sekolah, Nagahama Neru si pecinta novel misteri tidak punya teman. Ia pun selalu ditindas teman-teman sekolahnya. Namun setelah mengalamai kecelakaan, Neru bisa melihat peristiwa pembunuhan yang terjadi pada...
File.8 Kebenaran
Start from the beginning
