.....

[Gudang Kosong Pabrik Kimia:: CHIYODA: 22:46 JTS]

Hanya ada bangunan tua, yang penuh dnegan debu. Wajah samar seseorang mengenakan topi dan juga jaget hitam. Masih mengenakan sepatu kulit anti air dan juga anti api.

Membuka gembok besar lalu mendorong nya cukup pelan.

Tampak wajah cantik Watanabe Risa menjadi sedikit kurus dan lusuh.

Seketika Risa memberontak dengan kuat menggerakan kedua tangannya yang masih dililit kuat oleh rantai besi.

Tampak didepan pintu dengan piring berisi Nasi Basi dan juga banyak lalat disana.

"Kau tenang lah..", ungkap serak seorang yang misterius itu.

"Apa?! Kau tidak makan sedikit pun? Wah kau harus dipaksa ya?", ketus jawab si misterius.

"Bukan begitu, gara gara rantai ini..."

"Oh begitu ya, rantainya terlalu pendek !".

"Tidak berfikir oleh ku..?!", ungkap nya masih tertawa senang.

Risa masih menangis dan tampak begitu kacau.

"Merepotkan..", ucap misterius itu begitu kejam.

Risa hanya menangis menjadi-jadi.

"Bukan karena tidak mau makan ya?".

Lalu dia dekatkan piring berisi Nasi basi itu kearah Risa menggunakan tendangan kaki.

"Nah..sekarang makanlah".

"Makan..eh salah jangan pakai tangan, langsung pakai mulut mu !".

Seketika dengan cukup sedih Risa menundukan kepala.

"Aku sudah kenyang!!".

"Kau masih saja, masih sok Cool walau pasangan mu sudah tewas ya?".

"Jya..nah sekarang aku akan bicara. Siapa lagi yang tahu katakan?".

.

.

.

...

....

[Apartement Zalkova 46]

Di lantai dua, hanya ada suara yang cukup ribut. Tepat di dinding luar yang memisahkan langsung dinding bangunan Apartemen dan juga pagar luar.

Mereka masih memanjat dinding yang tingginya hampir 6 meter itu.

"Ya..bagus, pelan-pelan saja !", perintahnya kearah Temannya.

Techi dan Neru masih penasaran dengan kasus pembunuhan kali ini.

Sehingga mereka memutuskan untuk menyusup menuju kamar lantai tiga di Apartemen Habu teman sekolah mereka yang sudah tewas beberapa hari lalu, berharap menemukan petunjuk lain.

"Nah, bagus Neru...!", kali ini kaki Neru sudah bisa melewati Jendela kamar dan mereka pun mulai memasuki koridor Apartemen.

"Kita bisa masuk lewat sini, karena menurut polisi pelakunya pun masuk lewat sini..", ucap Techi masih terfokus.

"Tunggu Neru, apa ada yang teringat ?".

"Tidak ada..", ucap Neru sambil menggelengkan kepala.

Mereka sudah memasuki daerah tangga.

"Kita masuk saja, mungkin nanti ada yang teringat!", perintah Techi.

Techi masih memimpin didepan. Masih waspada dengan situasi di depannya.

"Sepertinya tidak ada siapapun...", gumam Techi.

Mereka lalu menembus koridor yang masih tampak begitu gelap karena kali ini hampir tengah malam mereka pergi.

Techi meraih saku depannya.

"Nah, Neru aku ada hadiah untukmu..pakai ini seperti di film-film kan? Jangan meninggalkan sidik jari kita agar tidak berurusan dengan polisi !!", Techi lalu memberikan sarung tangan itu lalu masih memakai kannya ketangan Neru.

Deg...deg..

jantung, itu lagi lagi tidak dapat stabil.

"Ayo kita jalan..", ajak Techi menggenggam tangan Neru. Membuat Neru memerah kan wajahnya.

Keep out-Keep Out-Keep Out

Begitulah bunyi segel didalam suatu ruangan yang semakin membuat mereka penasaran.

"Kita masuk kedalam.."

"Eh, Techi tapi ini disegel", ungkap Neru.

.

.

..

...

Diluar Pagar Apartemen,

Akanen dan Yuuka tampak keluar dari mobil secara bergantian.

"Disini..hmm?", tanya Yuuka lalu Akanen mengangguk.

Mereka mulai membuka pagar dan mulai memasuki lingkungan Apartemen kelas tinggi itu, tidak heran karena Habu Putri semata wayang seorang Pejabat dan juga berprofesi sebagai seorang model Majalah.

"Tidak mau masuk?", tanya Akanen masih mendapati Yuuka melihat jendela Apartemen yang tampak cahaya senter di lantai tiga.

"Ah ya..!!", gumam Yuuka.

.

.

..

...

Di posisi Techi dan Neru sudah memasuki ruangan yang penuh segel, kamar sebagai TKP pembunuhan Habu Mizuho.

"Menurut catatan polisi, dia di bekap dengan bantal, Lalu...diseret ke kamar mandi di dalam Bath-up ?!",Neru masih bingung dengan ingatannya.

Hingga beberapa saat kemudian dia melihat seorang dengan Topeng itu lengkap dengan tudung kepala nya.

Seolah hadir di ingatannya secara jelas hingga...

"Kyaaaaaaaa...."

Seketika Yuukanen combi pun melirik lantai tiga di Apartemen itu.

Bersambung....

Memory of Mask  'COMPLETE' Adapted from ManhwaWhere stories live. Discover now