File. 2 Hirate Yurina

En başından başla
                                        

Bukkkk......

Plak...

"Dia benar-benar memalukan sebagai seorang senpai..!", ungkap cukup tengil dari wajah gadis berambut pendek dengan tinggi yang cukup ideal.

Tatapan matanya tajam setajam pisau dan juga tampilan yang cukup ikkemen untuk seorang gadis SMA.

Dasi sedikit kendor dan juga krah bajunya terbuka akibat dorongan dari beberapa pukulan sang lawan.

"Kau itu preman apa banci sih...", teriaknya kali ini membenerkan posisi dasinya yang sedari tadi kendor.

"Kalian menang jumlah aja !", ucap gadis itu lagi setelah benar-benar membuat roboh lawannya.

Trrrrrtttttt.....

Suara ponsel dari saku depannya seketika membuatnya kacau. Keringat menetes banyak sekali di dahinya.

"Siapa ini aku sedang sibuk?!", bentak gadis dengan Name Tag 'Yurina Hirate' itu.

Masih menerima panggilan dari ponselnya.

"Siapa? Apa maksud mu? Siapa yang mati...?!", dengusnya masih panik.

Hingga 1....2....3

"Sudahku bilang kan..aku enggak-", suaranya terpotong karena ulah kencang pukulan lawan dari arah belakang mengenai pipinya cukup kencang.

Techi mengerutkan dahinya kembali berdiri langsung menghabisi lawan dihadapan nya dengan sekali tendang menekan nafasnya cukup sebal kali. Dia tampak kecewa dengan layar ponselnya yang telah hancur berubah menjadi dua keping.

"Kalian menganggu ku saja padahal itu telefon penting bagiku !?", dengus Hirate Yurina itu menyentuh hidungnya yang tidak gatal.

"Gommen...ah maafkan kami, kami akan menggantinya besok !", ungkap segerombolan gangster yang baru saja dihabisi oleh Hirate.

"Ya, sana pergi dan ganti baru ..", kali ini gadis berambut pendek itu kembali meneguk air mineralnya.

Cukup panjang harinya, hingga pikirannya kali ini kembali dengan panggilan telefon tadi. Jagoan sekolah tidak akan mengkhawatirkan orang lain batin Hirate kali ini.

.
...
.....

Kembali di kelas tepatnya dimeja kelas dengan pemilinya yang masih berdiam diri menopang dagu. Melihat kembali bayangan hitam yang semalam lebih jelas untuk ia ingat.

Bagaimana wajah Shida Manaka a.k.a Mona teman sekelasnya begitu hancur dan tampak dengan aliran darah yang cukup deras.

"Apa benar semua Guru sedang rapat?", tanya siswi yang ada disebelahnya. Karena memang sudah jam menunjukkan waktu 12 siang tapi belum ada satupun Pengajar yang memasuki ruang Kelas.

Neru masih melamun, terbawa oleh ingatan buruknya.

"Lantai 3 tiba-tiba direnovasi, jangan-jangan mimpi semalam..", keluh Neru kali ini menggidikan bahunya.

Masih menatap papan tulis penuh coretan angka dan rumus Fisika didepannya itu.

"Tapi kenapa perasaanku...", keluhnya kembali.

"Meski mimpi, tapi rasanya jelas sekali..", ungkanya kali ini menyentuh dadanya yang masih berdebar.

Kali ini dia langsung berdiri, tiba-tiba saja berpikir untuk mengecek apa yang seharusnya dia pastikan sejak tadi.

Ya, Saat ini langkahnya tepat di depan Line Police. Dia masih mengelap keringat yang keluar deras dari dahinya menggunakan sapu tangan yang ada di saku depannya.

Memory of Mask  'COMPLETE' Adapted from ManhwaHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin