Flashback Mode On

73 3 1
                                    

"Juan, kamu dateng juga akhirnya" Seorang gadis kecil berambut hitam panjang berlari kearahku dan langsung memelukku.

"Iya, Shafa aku datang, Selamat Ulang Tahun ke 12 Shafa, gak terasa persahabatan kita udah 7 tahun ya" Aku membalas pelukan hangatnya.

Waktu itu aku belum tau apa itu Cinta, yang ku tahu rasa sayangku pada Shafa tak pernah pudar. Mungkin itu yang namanya Cinta.

"Kado aku mana Juan? kamu kok gak bawa kado" Gadis kecil itu melepaskannya pelukannya.

"kado ya aku lupa bawa gimana ni? kamu gamarah kan sama aku?" kupasang wajah memelasku.

"Ihh, kamu kok ga bawa sih Juan, kamu Jahat ahh sama aku"gadis itu langsung memajukan bibirnya.

Cupp..

sebagai gantinya ku kecup pipinya. Wajah gadis itu langsung merah padam. Melihatnya seperti itu aku langsung tersenyum bahagia.

"itu hadiah dari ku, kamu suka kan?" Ujarku enteng dan pergi meninggalkannya ditempat.

Kulihat ada kedua orang tua Shafa langsung saja ku sapa mereka berdua

"Halo Mama Me, halo Papa Rio" Aku memang memanggil kedua orang tua Shafa dengan sebutan mama dan papa.

"Nak Juan sini Mama Me peluk" Senyum hangat dari Mama Me seperti senyuman Mamaku. Langsung saja ku peluk Mama Me.

"loh? Juan kok nangis? masa anak cowok nangis sih?" Mama Me melepaskan pelukannya dan langsung menatap dan menyek air mataku.

"Juan ingat Mama, udah lama mama Juan ga peluk Juan terakhir mama peluk Juan waktu papa dan mama bercerai. Dan itu udah lama Mama Me. Juan kangen sama Mama" tangisanku tambah jadi.

"Ada saatnya Mamanya Juan nanti meluk Juan, mungkin nanti Mamanya Juan kembali ke Indo buat nemuin Juan"

"iya Mama Me, mungkin belum saatnya Mamanya Juan datang kesini"

"Oh iya Shafa kemana Juan, daritadi shafa nungguin kamu datang. Acaranya sejam lagi" Mama Me menaikkan sebelah alisnya"

"Tadi Juan tinggal sendirian didepan ma, habis dianya ngambek karna Juan gak bawa kado ulang tahunnya ma"ku cerlingkan mata ke arahnya.

"Ma, Juan tadi nyi---" ku bekap mulutnya dengan tanganku sebelum dia mengatakan kata sakral itu.

"Apa Shafa? coba ulang kamu ngomong apa, mama ga denger"

"Shafa gak ngomong apa-apa kok Mama Me"Ujarku menyela.

"Shafa keatas dulu ya Ma, mau betulin rambut Shafa"Gadis itu langsung masuk kerumahnya dan aku langsung menyusulnya.

"Shafa, kamu jangan bilang mama kamu dong kalo aku nyium kamu"Suaraku memecahkan suasana.

"Buat apa kamu nyium aku kayak gitu sih?"Gerutu Shafa.

"ye katanya kamu minta kado"Kudekati dia dan kuacak rambutnya.

"Tapi gak git---"

"Juan"

"Juan dimana kamu nak"

"Juan ini mama"

Mama? mama datang kesini?buat apa.

Seorang perempuan dengan rambut blonde mendorong paksa pintu kamar Shafa dan langsung menarikku keluar rumah Shafa.

"Mah, lepasin tangan Juan ma, sakit"Cengkraman tangan mama yang menyeretku terasa sangat sakit.

"Juan mau nunggu acara ulang tahun Shafa ma"Aku berhenti berjalan dan mama mengikutiku berhenti"Mama menoleh menatapku dan berkata.

"Sayang kamu ikut mama ke London ya, pesawatnya sejam lagi berangkat sayang"

"Juan?kamu mau kemana?jangan tinggalin aku Juan"ternyata sedari tadi Shafa mengikuti kami dan mendengar semua obrolan kami.

Aku hanya menatap Shafa yang sedang menangis dan ikut pergi bersama mamaku.

Mama Me, ibu Shafa hanya melihat sedih kepergian aku dan mama, sedangkan Shafa menangis dengan kencangnya. Aku mengikuti mama naik kedalam mobil yang kuyakini itu mobil yangakan membawaku ke bandara.

"Juan jangan tinggalin aku Juan"kata itu yang terakhir kali kudenger sebelum mobil itu membawaku pergi dari Rumah Shafa.

Tanpa sepatah kataaku meninggalkan Papa yang amat menyanyangiku, aku juga meninggalkan Shafa,Mama Me, Papa Rio.Aku hanya duduk dimobil dan menutup mataku hari itu.

Selamat tinggal rumahku, selamat tinggalPapa, Mama Me,Papa Rio, selamat tinggal Shafa, cinta pertamaku.

FROM THE FIRST MOMENT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang