"Kalau aktingku memang cukup bagus kim jaejoong, bisakah kau memberiku sedikit hadiah sebagai penghargaan?"

Jaejoong memiringkan Sedikit kepalanya ke kiri, berpikir seraya menatap mata bambi sang bos yang berkilat jenaka. Menerka kira-kira apa yang di inginkan bosnya ini sebagai hadiah.

"baiklah, apa itu?" putusnya, berharap bahwa ini bukan permintaan yang terlalu sulit. Meminta barang mahal misalnya

"Bagaimana dengan seloyang kue buatanmu? Dan aah, berhenti memanggilku tuan shim cukup changmin saja"

"Changmin hyung, bagaimana kalau changmin hyung? Aku merasa tidak sopan jika harus memanggil nama saja"

Changmin hyung terdengar cukup manis di telinga changmin jika jaejoong yang mengucapkannya

"Baiklah, setidaknya aku tidak harus merasa setua ayahku lagi saat kau memanggilku tuan shim. dan jangan lupa kueku, aku akan ada di cafe seharian ini"

"Baiklah changmin hyung"

Jaejoong berlalu setelah memberikan ssenyuman yang terlihat sangat manis di mata changmin, berdiri di pintu masuk untuk menyambut pelanggan.

"kim jaejoong, tidak buruk juga untukku"
Gumamnya sambil tetap memperhatikan pria cantik itu.

...........

Jepang

"Cut. Oke, cukup untuk hari ini"

Yunho menarik napas lega, ia menghempaskan diri di kursinya. Hari yang cukup panjang dan melelahkan ia mengambil ponsel dan membuka galeri, mengamati foto jaejoong. tersenyum begitu berpikir kalau mungkin saat ini jaejoong sedang pergi bermain bersama junsu atau sedang mengerjakan tugas di rumah.

"Aah apa yang harus ku beli untuk oleh-oleh"Pikirnya

yunho begitu suka membelikan jaejoongnya sesuatu, menghujaninya dengan barang-barang bagus atau kehidupan yang mewah. Melihat bagaiman kekasihnya hidup dengan baik dan bertambah cantik dari hari kehari merupakan kebanggaan terbesar baginya.

Baru saja ia berniat pergi seorang gadis cantik sudah tiba di hadapannya. Itu seulgi, lawan mainya dalam film ini

"Yunho-sii apa kau sibuk?"
Tanya seulgi, lawan mainnya dalam film ini

"Tidak begitu, kenapa?"

"Manajerku bilang kita harus mengambil beberapa foto saat makan malam bersama"
Yunho mengerutkan kening, berfikir kalau kalau ini rencana untuk menciptakan skandal dari agensi

"Apa ini untuk menciptakan skandal? Kalau iya maaf seulgi sii, aku belum berniat untuk menciptakan skandal saat ini"
Tolaknya halus. tentu saja, ada hati yang harus ia jaga

"Tentu saja bukan, ini hanya agar para penggemar tau bahwa kita rekan yang baik. Kau bisa mengajak manajermu"

Yunho menimang tawaran itu sampai ahirnya ia berpikir bahwa itu bukanlah ide yang buruk. Setidaknya panggemar harus cukup senang dengan tau bahwa yunho dan seulgi memiliki hubungan pertemanan yang baik.

"Baiklah, tapi heechul akan ikut dengan kita"
Seulgi mengangguk dengan senyum yang manis.

Dan disinilah mereka sekarang. Bersama manajer masing masing di restoran sushi yang cukup mewah

"Sayang sekali changmin harus pulang lebih awal, akan sangat bagus kalau dia bisa berkumpul bersama disini"

Ucap seulgi sambil melihat hasil foto bersama mereka di ponsel miliknya, memilih yang cukup baik untuk dia pamerkan di media sosial.
Sementara yunho hanya sibuk dengan makanan miliknya dan membiarakan heechul, sang manajer mengurusi foto foto itu

"Kau benar seulgi"
itu heechul, dia meletakkan handphone yunho yang sejak tadi dia urus

"Akan baik jika changmin ikut. Aku bertanya tanya kenapa kita tidak mengadakan makan malam ini kemarin atau kapanpun itu saat changmin masih di sini?"

Heechul menggeleng gelengkan kepalanya dramatis sok berpikir, menciptakan kekehan kecil dari yunho yang cukup tahu dengan perangai manajernya ini. Heechul begitu anti dengan orang orang yang berpotensi menciptakan skandal dengannya, karna pria cerewet satu ini merupakan sahabat baik jaejong.

Seulgi berdehem dan meraih gelasnya untuk kemudian meminum isinya dengan gaya yang anggun

"Itu karna changmin pulang secara mendadak, aku bahkan keget saat kemarin dia berpamitan."

Yunho mengangguk angguk setuju, sementara heechul menghela napas bosan secara terang terangan.

Selama ini meskipun karir yunho cukup melejit ia tidak pernah berpikir untuk menciptakan skandal dengan siapapun. Kalaupun itu tuntutan agensi pria itu akan melakuka banyak cara untuk menolak, dan itu untungnya heechul ada sebagai manajernya. Heechul cukup mampu meyakinkan agensi bahwa yunho tidak membutuhkan skanal apapun untuk menunjang karirnya, di tambah ia cukup pandai mengambil hati choi siwon CEO dari agensi tempat yunho bernaung.
Jangan tanya bagaimana caranya, karna si licik heechul ini tidak akan memberitahu dan yunho tidaklah terlalu peduli. Baginya sendiripun asal ia bisa menjaga hati jaejoongnya yang berharga, bahkan cara terkotorpun akan ia lakukan

.....

"Ada apa denganmu?"

Tanya heechul begitu mereka sampai di hotel. Ia merasa cukup heran melihat tingkah yunho yang uring uringan semenjak meninggalkan restoran

"Jongie tidak mengangkat telponku"
Gerutunya sambil menatap layar ponsel

"Jangan menjadi kekanakan hanya karna dia tidak mengangkat telponmu satu kali bodoh.. mungkin saja dia sedang sibuk"

Dan jangan heran dengan panggilan bodoh itu, heechul begitu menyukai panggilan itu bagi hampit semua orang

"Tapi aku menelponnya tiga kali. Dia tidak pernah seperti ini. Aku khawatir"

"Jangan bersikap seolah olah jaejoong masih anak anak. Dia sudah dewasa, dia sudah tahu mana yang baik dan buruk"
Yunho mengeratkan genggamannya pada ponsel mendengar jawaban heechul

"Jaejoongku masihlah sama, dia masih mungil lemah yang sama. Dia masih si penakut yang sama, yang tidak bisa hidup tanpaku"

Kata kata itu di ucapkan yunho dengan nada yang begitu datar dan dingin, menyentuh tengkuk heechul hingga membuatnya bergidik.
Heechul cukup tahu alasanya, sikap egois dan posessif itu sudah ada pada diri yunho sejak awal ia mengenalnya. Tak jarang pada masa masa sulit pria itu akan mabuk sambil meracau, akan rasa takut yang ia rasakan setiap kali merayakan ulang tahun jaejoong, takut jika jaejoongnya menjadi dewasa dan mulai tidak membutuhkannya, mulai mengerti kalau yunho tidak cukup baik dan ia akan pergi menentukan hidupnya sendiri.
Heechul bertanya tanya tentang cinta apa yang yunho rasakan, kenapa terlihat sangat indah dan gelap di saat bersamaan?

"Kau tahu yun, kau hanya perlu mengakuinya pada publik. Maka kau akan berhenti khawatir seperti ini"

Yunho diam, memilih menatap ponselnya dengan dalam. Dan itu cukup membuat heechul sadar untuk segera pergi dari kamar ini.

"Jika aku mengakuinya. Jika aku menerima resiko terburuk sebelum aku cukup kuat, Aku takut.. bagaimana jika aku kehilangan segalanya dan jaejoongku kembali menderita?"

Tbc

miss youWhere stories live. Discover now