Bagian 14

17.6K 955 353
                                    

Happy Reading~

..

Jemari kecil meraih penghapus persegi di sudut meja. Dengan bibir yang mengerucut, si pemilik jari- jari mungil itu mulai menghapus guratan pensil di atas permukaan kertas gambarnya kemudian menggerutu pelan, "Gara- gara kau gerak- gerak terus, gambarku jadi jelek," yang langsung dituduhkan dengan tak berperasaan untuk sang teman, Chima, tanpa tembusan ke siapapun.

Sementara bocah perempuan yang diajaknya bicara hanya melirik malas dengan wajah mengantuk luar biasa seolah ia kerja lembur semalaman dan baru pulang dini hari tadi.

Menma mendengus, sudah terlalu biasa dirinya diabaikan sang teman. Bocah Uchiha itu tak ambil pusing dengan reaksi Chima dan kembali melanjutkan gambarnya. Sudah biasa tiap hari makan ati dia mah.

' Dobe- mommy,' si bocah titisan kegelapan membatin seraya tersenyum kecil. Menatapi gambar yang tengah diselesaikannya.

Sementara si bocah perempuan mengernyit aneh. Menma terlalu banyak tersenyum hari ini dan itu terasa asing untuknya. Sejak pagi Menma terlihat sangat senang dan jadi tidak judes seperti biasanya. 'Apa sekrup di bibirnya lepas,' batinnya dengan kening berkerut. Gadis kecil itu menatap Menma lekat dengan raut muka penuh tanya.

" Kau kenapa?" tanya Menma yang risih dengan pandangan yang dilayangkan si teman untuknya.

Chima menggeleng. Bocah ini memang tipe- tipe yang tidak mau nyemplung untuk ikut campur pada urusan orang lain. Pandangannya kembali ke depan kelas di mana beberapa teman sekelas mereka tengah mencoret- coret papan tulis besar dengan spidol warna- warni yang disediakan Sakura- sensei pagi tadi.

" Wah, jangan- jangan kau habis kentut dan tidak bilang- bilang padaku?" tuduh Menma keji dengan lirikan paling sadis yang diwariskan sang daddy, tak lupa menggeser bokongnya beberapa senti menjauhi teman sebangkunya yang justru memasang gesture 'Peduli amat. Siapa lu siapa gue' seraya berujar "Merepotkan," lalu mendengus malas.

" Kau kan kebiasaan begitu. Kau terus diam seperti itu dan tahu- tahu ada ledakan bau busuk menyengat yang nyaris membuat hidungku mau lepas," lanjut Menma berlebihan. Mini Sasuke itu menarik kedua sudut bibirnya membentuk garis lurus begitu Chima mendelik dengan mata kuacinya yang menjanjikan penderitaan.

Kejamnya Chima itu sebelas dua belas dengan si nenek Mikoto yang kata sang daddy ketika daddynya kecil dulu neneknya itu selalu mengancam dengan kalimat mematikan "Sasuke, pulang! Mumpung ibu baru pegang centong kayu. Lima belas menit belum ada di kamar, ibu ambil sapu lidi di belakang!" tiap kali daddy- nya main terlalu lama di rumah tetangga, yang langsung saja membuat daddy gantengnya itu blingsatan mencari sendal jepit entah miliknya atau bukan dan pontang- panting pulang ke rumah.

" Siapa dia?" suara Chima kembali terdengar. Menma menoleh dan mendapati temannya tengah melirik tertarik pada gambarnya. " Siapa dia ini?" tanyanya lagi, kali ini diikuti dengan satu telunjuk kecil yang mengarah pada gambar seorang perempuan berambut panjang.

Menma tersenyum.

" Dia mommy- ku," balasnya bangga. Setengah pamer.

" Mommy?" Chima mengernyit.

" Hn," si bocah Uchiha mengangguk semangat dengan mata berbinar ceria. Membayangkan tawa renyah Naruto yang terlintas di pikirannya membuat hatinya menghangat. Ahh, jadi pingin cepat pulang rasanya dan minta dobe mommy tercinta untuk membelikannya candy banyak- banyak di toko paman Toneri.

" Kau punya mommy?" tanya Chima dengan kening berkerut. " Kau bilang papamu janda."

Apa?

" Duda," koreksi Menma cepat dengan alis bertaut.

" Janda duda apa bedanya? Sama- sama ditinggal pasangan pergi, Cih," Chima memutar bola mata bosan.

Mom for My Little MenmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang