Bagian 11

11.1K 929 105
                                    

Happy Reading, Sobs ..

..

" Mommy!"

Naruto tersentak kaget. Garam sesendok penuh di tangannya tumpah begitu saja ke dalam panci berisi sup kentang buatannya yang nyaris mendidih.

Mampus. Batinnya merana. Siapa yang sudi menghabiskan sepanci sup yang kelebihan garam? Dibuang sayang. Dimakan sama dengan bunuh diri.

" Mom!!" bocah lima tahun memasuki dapur Naruto dengan langkah tergesa. Tubuhnya berkeringat dan nafasnya tersengal.

" Hai, Jagoan. Kau tidak mengetuk pintu," Naruto menatap pria kecil itu dengan satu alis terangkat meminta penjelasan.

" He?" Menma mengerjap. Berhenti di sisi Naruto.

" Mana mungkin aku mengetuk pintu di rumahku sendiri?" protesnya.

" Ini rumahku."

" Kau mommy ku, jadi ini juga rumahku!" Menma melotot lucu. Tangannya terjulur, " Lihat!" serunya girang. " Aku dapat bintang lima di kelas," lanjutnya. Menunjukkan selembar kertas yang dipenuhi gambar khas anak- anak yang terlihat rapi.

' Gambarnya bagus,' pikir Naruto. Kemudian berjongkok, menyamakan tinggi dengan tubuh Menma seraya memasang wajah antusias dan menunggu Menma menceritakan apapun tentang gambar yang telah dibuatnya di sekolah tadi.

" Kau lihat? Ini Dad. Ini nenek, ini –"

" Tunggu. Tunggu. Ini daddy mu?" ulang Naruto memastikan. Menunjuk sebuah gambar manusia dengan dua mata besar, telinga kebesaran dan rambut mencuat ke atas seolah menantang matahari untuk bertempur. Ganteng sekali Sasuke di sini, batinnya tergelak geli bukan main.

Menma mengangguk. " Iya, ini daddy."

" Pantas, ganteng sekali gambarnya," balas Naruto dengan senyum usil.

" Apa maksudmu? Tentu saja aku lebih ganteng," protes si kecil tidak terima.

Menma kembali mengamati gambarnya dan menunjuk satu objek lain yang terlihat seperti manusia berambut hitam dengan ukuran tubuh paling kecil. Gambar kali ini lebih manusiawi dengan ukuran kedua telinga dan mata juga wajah yang cukup proporsional untuk ukuran gambar seorang bocah.

" Lalu ini, yang tampan ini aku. kau lihat kan? Yang ganteng ini nih. Dan ini- ini . ." Menma langsung kicep. Terlihat gugup.

Naruto yang heran lantas mendongak dan mendapati si kecil merona menggemaskan.

" Yang jelek ini dobe mommy," tuturnya.

Apa?

" Hei!!" protes Naruto dengan wajah kesal main- main, seolah tidak terima dikatai jelek. Menma terpingkal seketika.

" Apaan? Giliran gambarku dikatai jelek!"

" Kenapa marah- marah? Aku cuma bercanda. Ini untukmu," Menma tersenyum. Menyerahkan gambarnya untuk disimpan dobe mommy nya.

" Untukku?" tunjuk Naruto pada dirinya sendiri dan segera meraih gambar Menma dengan senyum kecil.

Menma mengangguk mantap.

" Terima kasih."

" Oke. Tapi ini tidak gratis," sahut Menma cepat –menirukan gaya bicara obito- nii- channya. Lalu mengedarkan pandangan mencari makanan favorit nya.

" Aku mau ramen. Buatkan aku," titahnya bak bos besar. Melangkah mendekati meja makan dan memanjat kursi dengan susah payah.

Naruto mendengus. Meletakkan gambar Menma di atas kulkas, menyimpannya sejenak sebelum ia mencarikan sebuah figura agar bisa dipajang di dinding.

Mom for My Little MenmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang