Banyak orang bilang anak orangutan adalah salah satu spesies paling ramah—ya, Saka setuju akan hal itu. Meski begitu, Saka tak menduga ketika si anak turun dari gendongan induknya kala Saka mencoba mendekat. Dengan rasa penasarannya, ia memegangi lensa Saka dengan kedua tangan mungilnya, lalu mengintip ke dalam. Cokelat jati bertemu hitam.

Begitulah cara Saka mendapati potret berharga keluarga orangutan itu.

Keesokan harinya, Saka dibuat terperangah oleh alam yang lama tak ia kunjungi ini.

Keesokan harinya, Saka dibuat terperangah oleh alam yang lama tak ia kunjungi ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setahunya burung ini hanya tinggal ratusan jumlahnya dan amat pemalu. Jangankan keluar ketika melihat manusia, mendengar suara kaki saja ia sudah kabur. Tapi lihatlah, kini Saka berhasil menangkap sosoknya dengan lima mata. Ekor cokelat dengan corak khasnya menjuntai anggun, terkadang bergerak naik-turun seolah sedang menari untuk memamerkan keindahan dirinya. Kepalanya berdiri tegak; arogan, tetapi Saka memaafkannya untuk kehebatannya.

Burung itu tidak lari ketika shutter kamera menangkap figurnya untuk kali kesekian. Malah kadang terpekur selama beberapa detik, matanya menyorot tajam. Saka berpikir lagi; mungkin kuau raja itu ingin eksistensinya diakui. Mungkin ia ingin dilindungi. Atau mungkin ia sadar satu-satunya cara menyelamatkan hidupnya hanyalah dengan meminta belas kasih. Saka, sebagai orang yang berjasa mewujudkan gambar hanya dapat merasa puas dengan hasil tangkapannya. Siapa tahu memang berguna untuk kelangsungan spesies si burung raksasa. Iya,'kan?

Selain potret keluarga orangutan, salah satu foto kebanggaanya baru saja ia dapati kemarin malam. Seekor macam dahan dengan matanya yang menyala di balik kegelapan.

Saka sempat membeku selama beberapa saat ketika seekor macam dahan borneo bertandang ke tempatnya menetap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saka sempat membeku selama beberapa saat ketika seekor macam dahan borneo bertandang ke tempatnya menetap. Ia nyaris saja menyiapkan perlengkapan shooting: tripod, lighting, senter dan lain sebagainya, tetapi para rekannya yang waras itu mengingatkan bahwa hewan nokturnal akan lebih siaga di malam hari.

Yah, siapa yang bisa memprediksi kapan macan itu akan melompat dan menerkam?

Ketiganya sepakat untuk memasuki tenda. Sesekali Saka mengintip melalui jendela dan mendapati si macan masih duduk di atas dahannya tanpa bergerak. Fokusnya memandang ke Saka seolah menawarkan pernjanjian.

PERTIWI PUSAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang