Apakah aku sudah menyebutkan bahwa usaha kami untuk melakukan silent treatment gagal, semua itu karna Evan lebih tangguh dari pada yang kukira tapi siapa peduli, karna dia tidak memberiku ijin jadi lebih baik aku pergi secara sembunyi – sembunyi.

Mobil yang kami kendarai melaju dengan kecepatan tinggi "sepertinya ada yang tidak beres" Cian tiba – tiba memulai percakapan hanya saja kata - katanya terdengar seperti mengisyaratkan kekhawatiran

Jared segera menatap keluar jendela "kau benar, sial aroma ini, kenapa bau tubuh klain kalian bisa begitu menyengat, hidungku sampai sakit"  jared menyentuh hidungnya yang mancung

Aku bingung "sebenarnya apa yang terjadi?" aku menatap Jared dan Cian bergantian

Cian mulai mengerutkan keningnya "sepertinya Evan menyusul Amanda" jawabnya dengan gelisah "lebih tepatnya Evan dan kelompok lainnya karna  aromanya menyengat sekali, jika hanya Evan yang datang  maka aromanya  tidak akan setajam ini" lanjut Jared

"hidungmu benar – benar tajam, apa tubuhku juga memiliki aroma? Seperti apa baunya? Wangikah?" jared menatapku dan bergerak maju tapi aku semakin mundur "apa yang kau lakukan, bodoh" aku mendorong kepalanya hingga ia kebali duduk di kursinya

"aku mau mengendusmu kau bilang ingin tau aroma tubuhmu kan??" godanya

Apa??? Dia bilang mengendus "sejak kapan vampaire mulai mengendus?" tanyaku

"duduklah yang manis Jared dan berhentilah menggoda Amanda cari saja perempuan lain jika Evan tau apa yang akan kau lakukan, Evan pasti membunuhmu, kau tidak perlu jarak sedekat itu untuk tau aroma tubuhnya, hidungmu lebih tajam dari pada hidung anjing" cecar Cian sambil menoleh sebentar lalu kembali  ke jalan, "siapa peduli, tapi bisa kau percepat laju mobilmu karna mereka semakin mendekat" timpal Jared yang sibuk mencari handuk dan syal sepertinya untuk menutupi hidungnya "hei aku tidak sebau itu" Cian menoleh menghadap Jared dengan pandangan kesal.

Jared akhirnya selesai menutupi hidungnya "kau mungkin tidak, tapi teman – temanmu itu benar – benar perlu mandi"  Jared terus mengeluhkan soal hidungnya dan aroma disekitar kami

BRUKKKK BRUKKK BRUKK

Ada sesuatu yang naik ke atap mobil yang kami kendarai "uh-oh dia datang, sepertinya rencana kita gagal" terang Jared, lalu dia menatap keluar Jendela tapi Cian menghentikan mobilnya secara mendadak sehingga sesuatu terjatuh terguling guling kemudian berhenti tepat didepan mobil kami, dengan segera Jared keluar dari dalam mobil lalu disusul oleh Cian, sejujurnya aku meresa takut, tapi siapa peduli jadi aku mengikuti mereka keluar dari dalam mobil.

Cian langsung menatapku dengan heran saat aku keluar dari dalam mobil lalu dia menurunkan pandangannya ketanah aku mengikuti arah pandangannya dan terkejut dengan sosok yang kulihat, werewolf berbulu putih dan ada garis hitam di lehernya yang saat ini sedang berusaha untuk bangun tapi Cian segera membantu werewolf itu untuk duduk.

Jared maju selangkah "hai Evan, rindu padaku?" sapa Jared, mamasang senyuman 1000 watt miliknya

Tunggu, 'apa tadi dia menyebut Evan? Jadi seperti ini wujud werewolf Evan, rasanya sudah lamaaaa sekali aku tidak melihat wujud dari wolf Evan, dia sangat besar' pikirku

Evan menggeram pada Jared kemudian berjalan maju kearahku, seharusnya aku takut dan berlari tapi tubuhku ini punya pikiran sendiri, yang mana malah berjalan maju. Saat Evan berada di depanku aku malah berjongkok 'lihat pengaruh Evan pada tubuhku' tanganku mulai bergerak otomatis menyusuri kepalanya menyisir bulu – bulu lembut dikepalanya dengan jari – jari tanganku. "evan bulumu lembut" pujiku, seketika terdengar dengkuran halus kucing 'haha lihat efek tanganku pada Evan' itu kebanggaan tersendiri untukku.

i'm your mateWhere stories live. Discover now