Black Rose

10 1 0
                                    

Akhirnya luka Trish pun selesai aku perban. "Thanks" ucap Trish dengan senyum manis andalannya.

"You're welcome" jawab ku dengan membalas senyumnya.

"Sebaiknya aku tidur di atap saja, lagi pula ini giliran ku berjaga" ucap ku sembari menggaruk kepala ku yang sebenarnya tidak gatal sama sekali.

"Bolehkah aku menemanimu?" ucap Trish.

"Tidak perlu, kau masih sakit. Masih butuh istirahat" jawab ku.

"Oke, baiklah. Hati - hati Jake" ucap satu - satu nya perempuan di keluarga kami itu.

Aku hanya membalasnya dengan anggukan kepala. Aku pun menutup pintu kamar ku dan mengambil senapan runduk Dragunov SVD, sebuah senter, dan beberapa cemilan.

"Mau kemana kau?" ucap Tony.

"Berjaga, seperti biasa" jawabku datar.

"Baiklah" jawab Tony yang kemudian berlalu begitu saja.

Aku pun naik melalui tangga yang berada di dekat pintu kamar Matt.

"Sangat dingin, seperti biasanya" batinku.

Aku pun mulai merebahkan diri di sebuah kursi pantai yang di letakkan di atas atap. Tak ada bintang yang terlihat karena polusi sudah sangat parah.

Aku pun mulai memakan cemilanku, sambil membaca sebuah buku yang tergeletak di meja di samping kursi tadi.

***

23.41

"Sangat membosankan" batinku.

Aku pun mengambil senapan runduk di sampingku dan menembakannya ke arah kaleng sebuah kaleng.

Bagian scope senapan ini telah memiliki teknologi night vision, sehingga bisa melihat dalam gelap.

(Bamm!)

"Sangat mudah" batinku.

"Tembakan yang payah Jinxx" ucap seorang laki - laki yang kini tengah berdiri di belakang ku.

"Ada apa Tony? Mau menggangguku lagi?" ucap ku dengan tatapan sinis.

"Ada sesuatu yang harus kita perbincangkan" ucap matt yang tiba - tiba muncul.

"Ikuti aku" ucap Matt.

Akupun turun dengan membawa semua senjata dan cemilan yang ada di atap. Matt terus berjalan hingga sampai di ruang tengah.

"Duduklah" ucap Matt.

"Apa yang terjadi?" tanyaku heran.

"Aku baru saja mendengar sebuah siaran di radio, ada sebuah kelompok kecil sedang terjebak di kota. Aku tidak tahu apa itu jebakan bandit atau memang mereka butuh bantuan" jelas Matt.

"Menurut siaran tadi, mereka di serang oleh beberapa bandit" sambung Matt.

"Manusia memang sudah hancur, tapi jangan sampai rasa kemanusiaan ikut hancur" jelas Matt.

"Baiklah aku akan pergi" ucapku.

"Kau akan pergi dengan ku Love Birds" ucap Tony.

"Aku lebih suka pergi sendiri" balas ku datar.

"Tidak, kalian harus pergi bersama. Misi ini cukup berbahaya mengingat ada kemungkinan itu adalah jebakan bandit" ucap Matt.

"Baiklah" ucapku datar.

Aku pun mengambil sebuah senapan serbu berjenis M4A1 yang dilengkapi dengan Silencer dan sebuah Scope Night Vision. Aku pun membawa sebuah revolver. Sedangkan Tony membawa Dragunov SVD andalannya dengan sebuah Glock 17.

Soldier Of Wasteland [SOW]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora