Part 8

6 0 0
                                        

Beberapa bulan kemudian terbiasa dengan kesibukanku. Aku sudah terbiasa dengan teman-teman di sekolahku. Kami juga tidak lupa soal persahabatan kami.

Dad sudah pulang dari london. Jadi, aku tidak khawatir lagi.

'Luvia's pov'

Matahari menembus mataku. Angin berhembus melewati wajahku.

Aku terbangun dari tidurku yang menurutku tidak terlalu nyenyak.
Untunglah hari ini weekend, jadi bisa santai. Hahahah

Aku ini emang sedikit pemalas. Tapi kalau soal sekolah yah begitulah. Kalian tahu kan

"Luvia!!" Panggil ibuku yang sangat mengangguku

"Ya, bu. Ada apa?" Aku terbangun dari tidurku sambil mengucek mataku.

"Hari ini ibu ada acara. Kau ikut ya?" Tanyanya dari bawah.

"Boleh." Jawabku.

"Ibu tunggu di bawah ya."

Kemudian aku melangkah malas kearah kamar mandi seolah-olah kakiku sedang sakit.

Selesai bersiap aku langsung menuju ke bawah.

"Mom, i'm finish." Aku melangkah ketangga mencari mom.

"Good luck." Kata mom dibawah.

"Sarapan dulu. Mom sudah menyiapkan makanan kesukaanmu." Katanya dibawah dengan nada serius.

Aku mulai memakan makananku. Tidak ada pembicaraan di antara kami.

"Luvia. Ayo." Mom berjalan setelah memakan sarapannya.

Kemudian aku menyusulinya di garasi mobil. Hari ini mom yang akan membawa mobil.

By the way, sebenarnya aku bisa membawa mobil. Tapi aku hanya malas. Hehehe

Aku memasuki mobil. Setelah dilihat sih dress yang kupakai terlalu mewah. Tak apalah. Ibuku tak komentar ini.

Brendan's Pov

"Brendan! Ayo bangun kau harus ikut dad menghadiri acara! Tak ada kata menolak." Suara dad yang sangat memekakkan telinga ini mengangguku yang sedang tertidur nyenyak.

Harusnya ini kan weekend... kenapa pake ada acara segala....

Aku terbangun dari tidurku sambil mengumpulkan nyawaku dulu.

"Oh, iya. Kau akan memakai pakaian jas yang dad waktu itu kasih." Tambah dad kemudian.

Huh, aku sudah tau itu....

Aku kemudian akan bersiap-siap secepat mungkin atau tidak dad akan..... kau tau kan

Setelah selesai bersiap-siap aku melangkah melewati tangga menuju lantai bawah.

"Brendan, come here."

"Can i help?"

"Nanti dad akan ada acara lagi. Tolong jaga rumah ya?" Katanya

"Yes dad." Jawabku singkat

Aku kemudian mengambil kunci mobilku dan segera pergi ke garasi.

Kemudian aku menyalakan mobilnya diikuti dengan dad masuk kemobil.

Di sepanjang perjalanan, kami tidak banyak bicara hanya seputar sekolah ku saja.

Tak lama kemudian, kami sampai di tempat tujuan kami. Ini seperti acara pernikahan. Tapi pernikahan siapa ya

Aku keluar dari mobil diiringi dengan dad. Kami memasuki gedung itu. Belum masuk gedung, kamu sudah disambut oleh puluhan teman dekat dad mungkin.

"Oh my god jack, how are you?" Pertanyaan yang sangat membosankan itu keluar dari teman dad.

"I'm fine. This is my son. My name is  Brendan Walker." Katanya menperkenalkanku.

Aku kemudian memperkenalkan diri. Dibalas mereka yang menperkenalkan dirinya masing-masing.

Setelah percakapan membosankan itu, aku berjalan di belakang dad kemudian bertemu seseorang yang sangat familiar.

"Luvia---- brendan!" Ucap kami berbarengan.

Luvia's Pov

Tidak menyangka sekali kami bertemu dalam satu pesta yang sama disaat yang sama.

Kami benar-benar beruntung.

"Luvia, kau disini juga?" Tanya brendan lebih dulu.

"Yes. Aku ikut menemani mom ke pesta ini juga." Jawabku.

Kemudian aku minta izin kepada mom untuk pergi keliling pesta ini bersama Brendan.

"Bren, ayo kita duduk disitu sambil mengobrol." Kataku sambil menunjuk kearah kursi taman.

"Boleh. Ayo." Sambil berjalan kearah kursi itu.

Kami akhirnya duduk dikursi taman. Sepertinya hanya kita berdua yang berada disini. Mungkin sedang menikmati pestanya.

Sore mulai menjelang. Matahari menjadi oranye. Pertanda matahari mulai terbenam.

"Taman ini mengingatkanku kepada keluargaku yang dulu." Katanya membuka percakapan.

"Maksudmu?"

"Ya, kami setiap hari libur akan pergi piknik ketaman. Kami selalu bercanda tawa, bermain bersama Cordelia dan Eleanor.  Aku rindu sekali dengan Mom, Cordelia dan Eleanor." Katanya sambil melihat langit yang mulai gelap.

"Aku ingin sekali bertemu dengannya." Katanya sekali lagi.

"Suatu hari nanti kau akan bertemu lagi dengannya. Tapi, kita tidak tahu. Hanya Tuhan yang tahu." Kataku sambil menghiburnya.

"Terimakasih Luv, kau sudah berusaha menghiburku." Ia tersenyum tipis saat melihatku.

Aku senang sekali melihatnya tersenyum walaupun hanya sekali.

Tiba-tiba aku mendapat telepon.

Yay akhirnya update juga.

Tapi yang ada bahasa inggris nya maaf kalo ada yang salah

I'm Not AloneDonde viven las historias. Descúbrelo ahora