Saat itu di pikirannya, "seperti ini rasanya berciuman?? Ya Tuhan, ini kereen sekali.. Mendebarkan"

Yahh, untuk seorang pria dengan miskin pengalaman cinta, berciuman adalah hal baru baginya. Apalagi dengan seorang pria. Selesai mereka berciuman yang Earth anggap kalau dirinya sedang tidur baru pikiran itu muncul di kepala New, 'kenapa dia menciumku??!!' New histeris dalam hati mirip seorang gadis kehilangan ciuman pertamanya pada seorang pria asing.

"Aku bisa gila lama-lama" New menjambak rambutnya sendiri, "sejak bangun tidur aku selalu menghindarinya.. Karena dia bersikap seolah tak terjadi apa-apa, maka aku juga bersikap sama. Sepertinya dia mabuk dan melakukan hal itu padaku" jelas New lagi.

Diliriknya Singto masih menganga di sebelahnya, "dia sangat aneh bukan?"

Singto kembali menguasai dirinya, ia menggaruk pelipisnya sambil memasang wajah berpikir keras, "bagaimana jika sebenarnya dia menyukaimu?" tanya Singto.

New agak kaget, tapi langsung tertawa jenaka "hahaha, semalam itu kami sama-sama terbawa suasana.."

"Bagaimana jika tidak? Aku pernah lihat dia menghampirimu tiba-tiba di super market saat ulang tahun Puen. Kau ingat??"

"Ohh yaa, waktu itu dia hanya bertanya siapa itu Puen"

"Mungkinkah saat itu dia cemburu?"

"Shit Ai'Sing, kau gila ya? Mana mungkin?? Kami ini seperti orang asing. sebelumnya, bicara saja nyaris tak pernah kenapa kau menuduh dia menyukaiku?"

Singto menghela nafas berat, mungkin dirinya yang berlebihan menilai sikap Earth pada New selama ini. Ia juga tak ingin repot-repot menjelaskan kepada New tentang bagaimana Earth memperhatikan dia selama ini. Suatu saat jika Earth benar-benar menyukai New— anak itu pasti akan mengatakannya. Yaah, melihat bagaimana gebrakan baru yang dilakukan keduanya, Singto jadi yakin cepat atau lambat ada hubungan lain yang terjadi di antara kedua pria itu.

"Kau tahu? Aku nyaris gila.." dengus New frustasi. "Tapi ku pikir akan baik-baik saja jika aku menghindarinya.. Aku akan bersikap biasa saja, lalu kita selesai liburan dan kami akan kembali seperti biasanya dan menganggap semua itu tak pernah terjadi"

Singto tersenyum tipis sekali memandangi sahabatnya ini, entah dia bisa melakukannya atau tidak tapi New termasuk orang yang mudah dipengaruhi.

Sebuah ciuman pasti akan merubahnya. Ya, bisa jadi begitu.

**

Krist memiliki wajah imut, saat dia tersenyum dia akan sangat manis. Tapi Krist juga sangat tampan, makanya dia cocok saat berada bersama Praew dulu. Mereka serasi satu sama lain, saling melengkapi tanpa tahu apa kurangnya kedua orang itu.

Membayangkan kembali tentang Krist dan Praew membuat Singto sakit hati, padahal dulu dirinya bahkan tak pernah merasakan perasaan seperti hari ini saat melihat Praew dan Krist bersama.

Singto terus tersenyum mengamati Krist tak jauh dari teman-temannya bermain futsal dipinggir pantai. Tidak ada yang serius dari permainan itu, mereka hanya menendang bola dan tertawa entah karena apa— saling mendorong satu sama lain demi mendapatkan bola.

Krist salah satu yang paling bersemangat diantara mereka semua, pria itu berlari kesana kemari merebut bola tapi tak pernah sekalipun berhasil membawa bola mendekati gawang lawan.

Senyum Singto terukir hanya karena melihat segala tingkah pria itu, di sebelahnya New terus berteriak menyemangati teman-temannya  sambil ikut tertawa karena permainan kacau mereka.

Matahari mulai terbenam dan mereka berhenti bermain—  memilih bergabung bersama Singto dan New. Mereka duduk  memandangi matahari terbenam yang terlihat cantik. Besok pasukan itu sudah harus kembali ke Bangkok, kembali menjalani rutinitas sebagai mahasiswa, sebagai orang biasa dan orang populer.

Im Not Popular [COMPLETE]Where stories live. Discover now