Prolog

2.2K 73 1
                                    


Aku no comment ya. Cuma mau ngeshare apa yang selama beberapa hari ini ngehambat penulisan Pangeran Tanpa Mahkota. Moga suka deh. Terinspirasi dari salah satu komik Jepang nih. Ayooo tebak apa. Yang bisa nebak, aku kasih hadiah. Wkwkwkwk

***

Pria berambut coklat itu membuka matanya, mengerjapkan beberapa kali hingga bisa menyesuaikan penglihatannya. Matanya langsung bertatap dengan langit penuh bintang dan bayangan hitam pohon yang menaungi. Seketika dia mengangkat tangannya, menatap pada luka disana dan menghitung untuk kesekian kalinya. Dan seperti yang biasa dia lakukan, pria itu kembali memejamkan matanya, merasakan semilir angin di daratan baru yang dipijaknya. Berharap dengan begitu dia bisa melupakan apa yang terjadi pada kehidupannya dan segera mengakhirinya. Namun pada kenyataannya, itu tidak akan bisa terjadi. Selamanya tidak akan bisa terjadi.

Merasa percuma untuk mencoba tertidur kembali, pria itu segera bangun, menepuk belakang tubuhnya untuk menghilangkan debu yang ada disana sebelum akhirnya berjalan meninggalkan tempatnya. Pria itu berjalan memasuki kota yang ramai dengan orang berlalu lalang dan pernak-pernik yang menghiasi sudut kota. Semuanya terlihat senang akan suatu hal dan memperingatinya dengan pesta besar yang penuh dengan suka cita.

Kerumunan orang itu kemudian berbondong-bondong menuju suatu arah. Pria itu pun mengikuti kerumunan orang itu, berjalan menuju sebuah kastil yang gerbangnya sudah terbuka lebar. Semua orang nampak memenuhi halaman istana, menunggu dengan antusias pada apapun yang akan terjadi. Mereka melayangkan pandangan pada balkon yang kini sudah terisi oleh sepasang raja dan ratu dengan mahkota emas mereka. Nampak sang ratu yang menyerahkan suatu buntalan pada sang raja. Detik selanjutnya, sang raja menyingkap buntalan itu dan langsung memperlihatkannya pada rakyatnya, memperkenalkan salah satu anggota kerajaan mereka yang baru, putri mereka.

Semua orang bersorak ramai, turut gembira dengan kehadiran sang putri yang dinantikan oleh penghuni kerajaan. Menyisahkan satu orang terdiam menatap pada sosok bayi mungil yang terlihat tertawa dalam rengkuhan sang raja dan ratu. Tanpa disadarinya, tangan kanannya yang gemetar memegang erat pergelangan tangan kirinya, wajahnya menampilkan senyum menawan yang sedikit terkesan sendu, terutama saat gumaman itu terdengar lirih dan hanya mampu di dengarnya seorang, "Kali ini seorang putri, ya."

'|=Vt>1#ы

Immortal GuardianWhere stories live. Discover now