Satu

23 2 2
                                    

Percayalah Tuhan hanya merencanakan yang terbaik
¤¤¤

Agata menolehkan wajahnya, tetes air hujan sedikit demi sedikit jatuh di balik kaca jendela. Ia melihat jam di pergelangan tangannya, lalu mengangkat bahu acuh dan setelahnya ia kembali memperhatikan papan tulis. Teman sebangkunya itu sudah tertidur dengan nenyak sejam yang lalu sedangkan gadis itu tampak serius mencatat dan sesekali menguap. Sesaat setelahnya ia merasakan sebuah benda tepat mengenai tepurung kepalanya dengan sangat keras "GHEO MAU MATI LO YA!" Agata lupa bahwa guru paling kejam yang berada di depan kelasnya  sedang menatapnya marah. Teman temannya pun menatapnya bingung "Agata apa yang kamu lakukan!" Agata meruntuki kebodohannya karena melupakan hal yang sangat penting "maaf bu kelepasan" sontak semuannya tertawa. "Ngapain kalian ketawa! Agata kamu nanti temui saya saat jam istirahar dan gheo kamu sebaiknya jangan mengganggu ketenangan di kelas. Yasudah perhatikan ibu sekarang". Agata benar benar bersumpah merajam satu anak itu, ia heran ngga ada kapok kapoknya. Teman sebangkunya yang merangkap jadi sahabatnya menggeleng geleng "udah kali ta, telinga sama kepala udah keluar asepnya". Agata membalikan tubuhnya memperhatikan bu Retna yang menjelaskan penganalisaan unsur instrinsik cerpen atau apalah itu, tanpa membalas perkataan sahabatnya. Agata tidak akan pernah bisa diam jika sudah berurusan deng dedemit satu itu.


***

Agata menghempaskan pantatnya di sebelah Greta, setelah sebelumnya membeli minum untuk dirinya. Greta tersenyum "gimana ta sukes?". Gadis itu menimpuk sahabatnya dengan botol minum yang masih berisi setengah, Greta nyengir sambil mengusap kepalanya yang sakit. "Sukses banget, gilak  gue kena damprat tuh guru, luar biasa ngga" ucap Agata menggebu nggebu sontak gadis dihadapannya tertawa.
Agata masih saja kesal dengan temannya itu yang menurutnya nggak berperiketemanan.

Ia hampir saja lupa satu hal yang benar benar penting jika saja laki laki itu tidak terlihat batang hidungnya. Ia sedang menimang nimang apa yang cocok untuk ia berikan pada sang raja. Sedetik ia menggebrak meja dengan kelewatan bersemangatnya "ANJIR GILA LO YA TA KESELEK SAMBEL MATI GUE" Agata nyengir polos kepada sahabatnya, namun kepolosan itu hanya topeng.

Agata memdekati bu ody yang menjual soto, ia langsung akting kepedasaan "bu bu sumpah bu es teh satu aduh ngga kuat bu pedes banget bu tolongin saya bu aduh huaha ha wuuhh pedes" bu ody tampak panik " aduh neng gimana apa ah ni ibu jadi ikut bingung, ini dulu aja adanya". Agata menggeleng geleng dengan masij setia berakting "huuhuu waaa ngga suka hahh hahh apuket saa bu". Dengan aktingnya barusan ibu ody akhirnya membuatkan es teh dengan buru buru,  kesempatan ini ia gunakan untuk memasukan beberapa sambal di dalam jus alpuketnya makhluk astral lalu dengan entengnya ia aduk hingga tercampur rata. "Neng ini neng". Agata langsung meminum minumannya disitu. "Maaf ya bu, jadi berapa ya?" Agata berucap lembut ia benar benar merasa bersalah karena sudah membohongi bu ody. "Iya neng nggapapa, jadi 3000 neng" Agata menyerahkan sejumlah uang dan terseyum sopan sebelum pergi. "Lo beneran sinting ya, lo mau kena marah gheo lagi?". Agata mengibas ngibaskan tangannya dan menikmati somay dihadapannya "ngga bakal tau dia" .
Padangan gadis itu tapi tak luput dari setiap gerak gerik Gheo. Ia mengunggu saat lelaki itu meneguk jus ramuannya. Satu, dua, tig- "BANGSAT HAAH HUAAH"  dengan tidak sabaran lelaki itu meneguk minuman siapapun disitu.
Mati matian Agata dan Greta menahan tawanya. Nyatanya hasil melampaui ekspetasinya. Ia merasa sangat puas. "Gila lo Ta huahahah-" Agata membekap mulut sahabatnya yang suka kelepasan itu. Agata menggeleng gelengkan kepala, ia tidak bisa berkata kata karena jika ia membuaka mulut makan tawanya akan lepas.

***

Sekolah sudah mulai sepi saat sore hari namun Agata masih saja setia duduk di perpustakaan. Menurutnya saat saat ternyaman adalah saat seperti ini tenang tanpa terusik. Ia sibuk menyusuri rak rak buku berharap ada yang menarik perhatiannya.

Gotcha bukan bukan buku yang menarik perhatiannya namun lelaki yang sedang mengahadap arah ac dengan kaos putih oblong, menyadari ada yang memperhatikan Gheo memiringkan kepala, sontak Agata langsung pura pura sibuk. Gheo tertawa "udah ketangkep basah liatin gue masih sok sibuk". Agata tidak membalas. "Bisu kali lo ya" hening lagi lagi Agata diam. "We gue ngomong ni". "Lo ngomong sama gue?". "Ha? Ngapain ngomong saman lo?". Agata nyaris mencekik leher manusia purba didepannya, namun ia masih sayang sama masa mudanya jadi ia memilih untuk pergi meninggalkan perpus.

***

Agata harus berjalan sekitar setengah kilo meter dari sekolahnya untuk mencari taksi, dengan perasaan dongkol ia berandai andai seandainya  saja Gheo ngga ada? Pasti dia bisa mencharge hpnya yang mati, seandainya saja Gheo ngga brengsek pasti nggapapa ia duduk satu ruangan dengannya. Bagi Agatha Gheo itu pembawa sial. Ia selalu dirundungi masalah jika berurusan dengan Gheo. Ia menghela napas kasar. "Duh pol taksinya pindah di samudra pasifik deh kayaknya" . Ia menpercepat langkahnya  sambil ngedumel.

Akhirnya, pukul 5 sore tepat ia sampai di pol taksi, segera saja ia menghampiri salah satu driver dan menyebutkan alamat rumah sebelum mereka melaju. Lalu
Setelah berkilo kilo meter Agata turun dari taksi sempat ia tersenyum sopan sebelum taksi berlalu.

"Mang mamang tolong bukain ini Nat" Agata berucap setengah berteriak. Tak lama setelahnya gerbang terbuka. Sebelum berlalu Agata sempatkan mengucapkan terimakasih.

Agata tersenyum pada mbok yem yang membukakan pintu, "No- eh mbak udah makan belom? Mbok buatin masakan kesukaan mbak Nat". Agata kegirangan dan langsung melengang masuk dapur.
"Mbok ijul mana?". "Den ian ngerjain tugas kuliah, nanti juga datang. Mbak Nat nyonya juga pulang hari ini". Agata mengangguk angguk mengerti, ia menerima  semangkuk sup ayam kesukaannya.

***

Jauh dari keramian ibu kota seseorang berucap lembut pada angin berharap suara tersampaikan lewat angin ini
Kutitipkan rindu untukmu.
Lirih namun sarat akan kerinduan.
-------------------------------------------
Haloo!
Maaf ya buat semua aku ngga pinter ngarang ngga puitis juga ngga romantis (paansi)

YaAllah ini aku buatnya saat mataku hanya teesisa 30 watt jadi banyak yang typo huahahha.

Kalo ada kesaamana tokoh, tempat dan lain sebagainya itu murni faktor ketidaksengajaan.

Aku harap kalian suka yhaaa terimakasih udah nyempetin baca hehe

Salam,
Author^

Can I Find You? Where stories live. Discover now