dongdongie

3.2K 617 78
                                    

——————————

DONGPACA

-4-
dongdongie

——————————

hal yang memaksa donghyun membuka kedua matanya walau masih terasa begitu berat adalah suara ribut di kamarnya. dan setelah matanya benar-benar terbuka, ia dapat melihat youngmin ㅡdengan rambut berantakan, kemeja yang tidak masuk ke dalam celananya dengan rapi, dan sepotong roti tergantung dari mulut di antara giginyaㅡ tengah mengacak-acak ranselnya, entah mencari apa.

"hyung?" panggil donghyun dengan suara parau sambil mengucek-ucek matanya.

"oh, apa aku membangunkanmu, dongdongie?" tanya youngmin tanpa mengalihkan perhatiannya dari kegiatannya.

donghyun tersenyum. ia menyukai nama panggilan buatan youngmin untuknya itu. membuatnya merasa spesial. dan itu membuatnya merasa begitu bersemangat untuk memulai harinya.

youngmin mengunyah rotinya. "aku ada ujian pagi ini, sigh, seharusnya aku bangun lebih awal," gerutunya sambil tetap mengubek-ubek ranselnya.

donghyun kini beranjak dari pembaringan. ia jadi merasa bersalah karena semua yang ia lakukan kemarin malam, yang mana ia yakini sebagai alasan terlambatnya youngmin bangun pagi ini.

seperti apa yang donghyun inginkan, mereka akhirnya pergi ke suatu tempat sebelum makan. dan itu adalah sungai han, yang letaknya cukup jauh dari asrama. tidak banyak yang mereka lakukan di sana. hanya duduk berdua di pinggir sungai sambil mengobrol.

donghyun tahu banyak hal tentang youngmin dari sana. tentang kampung halamannya di busan, keluarga dan saudara-saudaranya, perkebunan tomatnya, bahkan tentang mantan kekasihnya yang harus ia tinggalkan karena ia tak ingin menjalani hubungan jarak jauh dengan tinggal di seoul. dari sana juga, donghyun mengatakan bahwa youngmin mengingatkannya akan karakter alpaca di sebuah aplikasi game dan youngmin mulai memanggilnya dengan nama 'dongdong'.

mereka mengobrol cukup lama, terlalu terbawa ke dalam zona nyaman itu, hingga akhirnya melupakan tujuan utama mereka ㅡmakan malam. waktu sudah menunjukkan lewat tengah malam dan mereka yakin penjaga asrama akan menghukum mereka jika mengetahui mereka melanggar jam pergi malam. karena itu, mereka akhirnya hanya membeli beberapa ramyeon instan di minimarket dan memutuskan untuk memakannya di asrama. yeah, walau mereka harus memanjat gerbang belakang dan masuk ke gedung asrama lewat jendela.

memang tidak semulus apa yang donghyun rencanakan, namun lihat sisi baiknya ㅡyoungmin begitu menikmatinya. menjelang tidur, ia tidak berhenti tersenyum dan tertawa ketika mereka kembali mengingat-ngingat bagaimana mereka berlarian-larian di jalan untuk kembali ke asrama atau saat mereka harus berjalan mengendap-endap di koridor. mereka akhirnya tidur di jam empat pagi dan tentu saja dengan youngmin melupakan bahwa ia ada ujian.

"aish, kemana perginya dasi sialan itu?!" gerutu youngmin lagi, kini ia mulai memeriksa lemarinya.

donghyun menggeleng-gelengkan kepalanya, melihat betapa cerobohnya hyung-nya itu. youngmin selalu kehilangan dasinya, well, karena ia selalu meletakkannya sembarangan.

"aku rasa aku pernah melihatnya di sekitar sini," gumam donghyun sambil bersimpuh di lantai dan membungkuk untuk melihat ke kolong tempat tidur. dan benar saja, dasi dengan tiga strip itu ada di sana ㅡentah bagaimana bisa.

donghyun mengambilnya lalu berdiri. sambil membersihkan dasi itu dari debu, ia memberikannya pada youngmin. "ini, hyung," katanya.

youngmin menoleh dan menatapnya dengan wajah berbinar-binar. "ah, di sana kau rupanya. terima kasih,"

namun sebelum youngmin menerima dasinya, donghyun sudah berkata, "kenapa kau tidak merapikan rambutmu dan biarkan aku memakaikan dasi untukmu?"

youngmin terdiam sejenak. "apa rambutku seberantakan itu?" tanyanya sambil mendekat ke arah depan cermin dan ia tampak terkejut melihat penampilannya. "aigoo! rambutku terlihat seperti sarang burung!" serunya.

donghyun tersenyum geli. ia lalu berdiri di hadapan youngmin, membelakangi cermin. sembari youngmin sibuk merapikan rambutnya sambil bercermin, donghyun mulai mengalungkan dasi pada leher jenjang youngmin.

donghyun harus bertahan dengan jantungnya yang mendadak berdetak lebih cepat saat secara tidak sengaja tangannya menyentuh dada youngmin atau saat napas youngmin menghembus rambutnya. ia berusaha keras untuk berkonsentrasi memasangkan dasi itu pada youngmin.

ia sedikit mengangkat kepalanya untuk menatap youngmin. dan donghyun baru menyadari bahwa lelaki di hadapannya itu sudah selesai dengan rambutnya dan kini juga tengah menatapnya, membuat kedua pasang mereka bertemu.

"dongdongie...," panggil youngmin lirih. sorot matanya berubah serius seiring ia mendekatkan wajahnya pada wajah donghyun.

donghyun menahan napas. ia benar-benar tidak tahu apa yang akan seniornya itu lakukan. posisinya tersudutkan dan tidak ada jalan keluar untuk menghindari youngmin.

"kenapa...," youngmin menggantungkan kata-katanya, membuat donghyun semakin gugup dan bahkan tidak berkedip untuk menatapnya.

"... wajahmu begitu merah?"

—————————

dongpacaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang